1.3 Perumusan Masalah
Berdasakran deskripsi latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1 Sejauhmana tinkgat perbedaan usaha perikanan pajeko ukuran 5 GT dan
pajeko ukuran 7-10 GT di Halmahera Utara 2
Bagaimana kelayakan usaha perikanan pajeko ukuran 5 GT dan pajeko ukuran 7-10 GT di Halmahera Utara?
3 Bagaimana dukungan unit penangkapan ikan pajeko terhadap aspek-aspek
yang direkomendasikan pada CCRF.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1 Mengetahui tingkat perbedaan usaha perikanan pajeko ukuran 5 GT dan
pajeko ukuran 7-10 GT di lokasi penelitian 2
Menilai kelayakan usaha perikanan pajeko ukuran 5 GT dan pajeko ukuran 7-10 GT di lokasi penelitian.
3 Menggambarkan dukungan unit penangkapan ikan terhadap aspek-aspek yang
direkomendasikan pada CCRF.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah: 1
Sebagai informasi dan bahan masukan bagi Pemerintah Daerah Halmahera Utara dalam membuat kebijakan mengenai pengembangan skala usaha
perikanan pajeko mini purse seine. 2
Sebagai informasi secara obyektif dan akuntabilitas bagi investor, mengenai kelayakan pengembangan usaha perikanan pajeko di Halmahera Utara.
3 Sebagai bahan informasi ilmiah bagi akademisi dan peneliti dalam mengkaji
masalah yang sama demi pengembangan ilmu pengetahuan.
1.6 Hipotesis Penelitian
Usaha perikanan pajeko layak untuk dikembangkan di Kabupaten Halmahera Utara.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usaha Perikanan Tangkap
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan menyatakan bahwa Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengolahan
dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari pra produksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran dilaksanakan dalam suatu bisnis
perikanan. Sistem bisnis perikanan terdiri atas sub-sub sistem yang saling terkait untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Usaha perikanan tangkap adalah semua
usaha yang dilakukan oleh perorangan atau badan hukum untuk menangkap ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun,
termasuk menyimpan, mendinginkan, mengolah atau mengawetkan ikan untuk tujuan komersil Ditjen Perikanan Tangkap DKP 2005.
Menurut Barani 2003, mengacu pada Undang-Undang No 31 Tahun 2004, visi pembangunan perikanan tangkap adalah industri perikanan tangkap Indonesia
yang lestari, kokoh dan mandiri pada tahun 2010. Adapun misi pembangunan perikanan sebagai berikut: 1 meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
perikanan; 2 meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan dan pengolah hasil perikanan; 3 menjaga kelestarian sumberdaya ikan dan lingkungannya; 4
membangun industri nasional dan usaha perikanan tangkap yang berdaya saing; dan 5 meningkatkan peran sub-sektor perikanan tangkap dalam pembangunan
nasional. Kebijakan pembangunan perikanan tangkap diarahkan untuk: 1 menjadikan
perikanan tangkap sebagai salah satu andalan perekonomian dengan membangkitkan industri perikanan dalam negeri; 2 merasionalisasi, nasionalisasi
dan modernisasi armada penangkapan secara bertahap dalam rangka menghidupkan industri dalam negeri dan keberpihakan kepada perusahaan dalam
negeri dan nelayan lokal; dan 3 menerapkan pengelolaan perikanan secara bertahap berorientasi kelestarian lingkungan dan terwujudnya keadilan Ditjen
Perikanan Tangkap DKP 2005.
2.2 Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap