bergerombol, seperti: ikan layang, ikan selar, ikan kembung, ikan tongkol dan ikan cakalang.
2.4.2 Alat tangkap pukat cincin
Pukat cincin adalah Alat penangkap ikan yang terbuat dari bahan jaring yang dioperaseikan secara aktif dengan cara dilingkarkan di sekeliling kawanan
ikan, kemudian bagian bawahnya dikerutkan dengan cara menarik purse line disebut tali kolor sehingga jaring tersebut terbentuk menjadi sebuah ‘mangkok’
Baskoro dan Effendi 2005. Pukat cincin yang kurang lebih sejenis di Indonesia sudah sejak lama
dikenal walaupun dengan nama dan konstruksi yang sedikit berbeda, seperti pukat langgar, pukat senagin, gae dan giob. Pukat cincin pertama kali diperkenalkan di
pantai utara Jawa oleh BPPL pada tahun 1970. Kemudian diaplikasikan di Muncar dan berkembang pesat sampai sekarang Subani dan Barus 1989.
Brandt 1984, menyatakan bahwa pukat cincin merupakan alat tangkap yang lebih efektif untuk menangkap ikan-ikan pelagis di sekitar permukaan air.
Pukat cincin dibuat dengan dinding jaring yang panjang, terkadang hingga kilo meter dengan panjang jaring bagian bawah sama atau lebih panjang dari bagian
atas. Bentuk konstruksi jaring tidak ada kantongnya yang berbentuk permanen pada jaring purse seine Gambar 2. Pukat cincin dibagi menjadi 5 komponen, yaitu: 1
badan jaring, 2 tali kerut, 3 cincin ring, 4 pelampung dan pemberat, dan 5 tali selembar.
Sumber: Von Brandt 1984
Gambar 2 Metode penangkapan ikan dengan pukat cincin purse seine. Ayodhyoa 1981 mengemukakan bahwa tujuan penangkapan purse seine
adalah jenis ikan pelagic shoaling species yang berarti ikan-ikan tersebut membentuk suatu gerombolan dan berada dekat permukaan air sea water.
Banyaknya ikan tertangkap dibatasi oleh ukuran dari jaring yang dipergunakan.
2.4.3 Metode operasi penangkapan pajeko
purse seine
Operasi penangkapan perikanan pajeko di Tobelo Kabupaten Halmahera Utara pada umumnya dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 02.00 wit hingga
menjelang siang yaitu pukul 06.30 wit dan selesai atau kembali ke fishing b base sekitar pukul 07.15 wit. Nelayan pajeko di perairan Halmahera Utara biasanya
melakukan kegiatan penangkapan hanya sekali dalam satu kali trip penangkapan one days fishing.
Dalam kegiatan operasi penangkapan biasanya juragang laut melakukan kegiatan penangkapan dengan mengoperasikan kapal Jhonson slep, menuju ke
daerah penangkapan rumpon biasanya juru keker pemantau memantau keberadaan rumpon dengan berdiri di depan kapal. Kegiatan pemantauan ini,
biasanya dilakukan dengan patokan tanda yang ada di darat, yang menjadi garis lurus dengan rumpon. Keberadaan ini terjadi apabila hari terlalu gelap sehingga
keberadaan rumpon tidak terlihat dengan jelas. Metode operasi penangkapan pajeko purse seine diperairan Halmahera
Utara dibagi dalam tiga tahap, yaitu : tahap persiapan, tahap penurunan jarring dan tahap penarikan jarring.
1 Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap yang harus dilakukan setiap sebelum penangkapan ikan. Tahap persiapan ini kegiatan pemeriksaan mesin baik
mesin utama maupun mesin Johnson, pemeriksaan alat tangkap, penyiapan bahan baker minyak tanah, bensin, oli serta konsumsi. Persiapan ini
dilakukan untuk memperlancar kegiatan penangkapan ikan. Kapal pajeko berangkat menuju rumpon yang merupakan daerah
penangkapan ikan fishing ground. Umumnya nelayan membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk menuju daerah penangkapan. Penentuan daerah
penangkapan ikan yang tepat berdasarkan hasil pemantauan oleh nelayan pemantau yang telah dilakukan pada malam harinya sebelum kapal pajeko
berangkat, dan jika kegiatan penangkapan sebelumnya mendapatkan hasil tangkapan yang banyak, maka kegiatan penangkapan berikutnya tidak akan
jauh dari daerah penangkapan rumpon 2
Setting Setelah tiba di daerah penangkapan ikan rumpon, kemudian dilakukan
proses setting yang diawali dengan penurunan pukat cincin pada bagian kantong dari kapal utama yang berada di bagian buritan sebelah kiri. Tali
selambar pada bagian pajeko dilemparkan pada perahu Johnson untuk dilakukan proses setting. Kapal Johnson menunggu proses setting hingga
selesai untuk melakukan proses selanjutnya yaitu penarikan purse seine. Proses pelingkaran gerombolan ikan oleh kapal utama harus dilakukan
dengan kekuatan penuh. Proses ini dilakukan agar gerombolan ikan yang menjadi target tidak lolos baik dari arah horizontal maupun vertical. Proses
pelingkaran gerombolan ikan membutuhkan waktu sekitar 5 – 10 menit. 3
Hauling Setelah proses pelingkaran gerombolah ikan selesai oleh kapal utama maka
salah satu nelayan yang berada pada kapal utama melempar purse line pada kapal jhonson untuk dilakukan penarikan purse line dengan kekukuatan
yang arahnya menjauhi kapal utama. Penarikan purse line oleh kapal Johnson dilakukan oleh nelayan pada kapal utama dimana proses penarikan purse line
maka kapal Johnson kembali dan mendekati pajeko, kemudian dilakukan pengangkatan pelampung yang berada di kantong dan selanjutnya
pengangkatan hasil tangkapan oleh nelayan. Proses penarikan jarring hingga selesai membutuhkan waktu 40 – 60 menit.
2.4.4 Masyarakat nelayan