Kapal pajeko dan perahu lampu yang digunakan terbuat dari kayu. Kapal pajeko ukuran 5 GT memiliki rata-rata panjang kapal L 11,87 meter, lebar B
2,1 meter dan dalam D 0,7 meter. Dengan kekautan mesin 80 PK 2 mesin Yamaha 40 PK. Sedangkan kapal pajeko ukuran 7-10 GT memiliki rata-rata
panjang kapal L14,72 meter, lebar B 2,88 meter dan dalam D 0,95 meter. Dengan kekautan mesin 140 PK 3-4 mesin Yamaha 40 PK. Untuk kedua
perahu lampu memiliki ukuran reltif sama, yaitu rata-rata panjang L 6 meter, lebar B 0,6 meter, dan dalam D 0,5 meter Tabel 7.
5.1.1.2 Alat tangkap pajeko
Alat tangkap pajeko yang digunakan di lokasi penelitian mempunyai ukuran yang relatif sama. Panjang mini purse seine berkisar antara 200-400 meter dan
dalam kantong 30-60 meter. Alat tangkap ini terdiri dari kantong bunt, badan jaring, sayap, jaring pada pinggir badan jaring selvedge, tali ris atas floatline,
tali ris bawah leadline, pemberat sinkers, pelampung floats dan cincin purse rings, seperti tersaji pada Gambar 6. Untuk spesifikasi dan bahan jaring pajeko
disajikan pada Tabel 8.
Gambar 6 Desain jaring pajeko di Kabupaten Halmahera Utara. Sumber : Karman 2008.
Tabel 8 Spesifikasi dan bahan jaring pajeko di Kabupaten Halmahera Utara.
Bagian Jaring Material
Besar Twine Besar Mata inchi
Kantong Pa cf
210 D x 12 1,00
Badan Jaring Pa cf
210 D x 9 1,50
Sayap Pa cf
210 D x 6 1,75
Selvegae PE
210 D x 15 2,00
Bagian Tali Material
Diameter mm
Panjang m Jumlah
buah
Tali tarik PE
10 25
2 Tali pelampung
PE 10
365 1
Tali ris atas PE
10 365
1 Tali pemberat
PE 10
383 1
Tali samping PE
10 35
4 Tali Cincin
PE 10
600 1
Tali bridle PE
10 0,5
60
Perkelengkapan lain
Material Diameter
mm W gram atau
F grt Jumlah
Pelampung Vinyl putih
15010021 840
811 Pemberat
Timah Pb 352810
200 1091
Cincin Kuningan Br
11580 500
60
Keterangan: Pa cf =
Polyamid contionus filament PE
= Polyethylene GRf = gram force
Sumber : Karman 2008
5.1.1.3 Nelayan pajeko
Nelayan pada perikanan pajeko mini purse seine adalah orang yang ikut dalam operasi penangkapan ikan secara langsung maupun tidak langsung. Jumlah
nelayan yang mengoperasikan pukat cincin sebanyak 15 orang pajeko ukuran 5 GT dan sebanyak 20 orang pajeko ukuran 7-10 GT, termasuk kapten kapal
tonaas. Dalam pembagian tugas, tonaas adalah orang yang memimpin operasi penangkapan fishing master dan bertanggungjawab paling besar terhadap
kelancaran operasi penangkapan ikan. Dalam operasi penangkapan ikan, nelayan memiliki tugas masing-masing, sehingga operasi penangkapan berjalan dengan
baik Tebel 9.
Tabel 9 Pembagian tugas dan tanggung jawab nelayan pajeko di Kabupaten Halmahera Utara.
No Jabatan
Tugas dan tanggung jawab Jumlah
orang 1.
KaptenTonaas fishing master
Bertugas sebagai pemimpin dan bertanggung jawab terhadap keberhasilan operasi penangkapan
ikan 1
2. Juru Mesin
Bertugas dalam permesinan dan menjalankan kapal menuju rumpon maupun pada saat setting
melingkari gerombolan ikan 2
3. Juru Tawur
Bertugas menurukan jaring pajeko pada saat setting
2 4.
Juru pelampung Bertugas mengatur dan merapikan pelampung
sebelum dan sesudah operasi penangkapan ikan 2
5. Juru Pemberat
Bertugas mengatur dan merapikan pemberat sebelum dan sesudah operasi penangkapanikan
2 6.
Nelayan biasa Bertugas menarik dan merapikan pajeko
11 7.
Juru Mesin Perahu lampung
Bertugas menjalankan mesin perahu lampu menuju rumpon
1 8.
Juru Lampu Bertugas dalam hal pemasangan lampu dan
mendeteksi gerombolan ikan 1
5.1.1.4 Operasi unit penangkapan pajeko
Daerah penangkapan pajeko masih terbatas sekitar 2-3 mil laut dari garis pantai Halmahera Utara pada kedalaman perairan antara 150-200 meter. Waktu
operasi alat tangkap pajeko hanya satu hari one days fishing, berangkat menuju rumpon fishing ground pada sore hari dan kembali pada pagi hari. Daerah
penangkapan ikan di sekitar perairan pulau-pulau kecil tepatnya kepulauan Tulunuo di utara perairan Halmahera Utara, dimana perairan tersebut semberdaya
ikannya masih belum banyak disentuh oleh nelayan lainnya. Jenis ikan tangkapan dominan mini purse seine adalah jenis ikan pelagis kecil
yang hidup
berkelompok. Jenis-jenis ikan
yang tertangkap,
meliputi malalugislayang Decapterus sp, kembung Rastrelliger sp, tongkol Euthynnus
aviinis dan selar Selaroides sp.
5.1.1.5 Produksi unit penangkapan pajeko
Produksi unit penangkapan pajeko ukuran 5 GT rata-rata sebanyak 953 kgtrip dan untuk pajeko ukuran 7-10 GT rata-rata sebanyak 1,683 kgtrip Gambar
7A. Hal ini menunjukkan prduktivitas pajeko 7-10 GT lebih besar 43,37 dibandingkan produktivitas pajeko ukuran 5GT. Nilai pendapatan pajeko ukuran
5 GT rata-rata sebesar Rp 281.209.704 per tahun dan pendapatan pajeko ukuran 7-10 GT rata-rata sebesar RP 542.340.556 per tahun Gambar 7B. Hal ini
menunjukkan tingkat pendapatan pajeko 7-10 GT lebih besar 43,38 dibandingkan tingkat pendapatan pajeko ukuran 5GT Jumlah melaut trip untuk kedua ukuran
pajeko tersebut dalam sebulan sebanyak 20 trip dan dalam setahun operasi penangkapan pajeko sebanyak 8 bulan.
529 924
- 100
200 300
400 500
600 700
800 900
1,000
5GT 7 - 10 GT
H a
s il
T a
n gk
a p
a n
K g
T ri
p
281,209,704 542,340,556
- 100,000,000
200,000,000 300,000,000
400,000,000 500,000,000
600,000,000
5GT 7 - 10 GT
Ni la
i P
e n
d a
p a
t a
n R
p T
h n
A B
Gambar 7 Produksi dan nilai pendapatan unit penangkapan pajeko: A Hasil tangkapan per trip dan B Nilai pendapatan per tahun
5.1.1.6 Sistem bagi hasil usaha perikanan pajeko
Sistem bagi hasil usaha perikanan pajeko yang berlaku di masyarakat nelayan Halmahera Utara, yaitu: 1 hasil tangkapan dijual pendapatan kotor; 2
pendapatan kotor dikurangi biaya operasional dan bagi hasil 25 rumpon jika melakukan penangkapan di rumpon bukan milik sendiri untuk mendapat laba
bersih; dan 3 laba bersih dibagi untuk pemilik juragan 50 dan nelayan ABK 50
Gambar 8.
Sedangkan sistem
bagi hasil
dengan investasi
swastaperorangan, yaitu: 1 hasil tangkapan dijual pendapatan kotor; 2 pendapatan kotor dikurangi biaya operasional untuk mendapat laba bersih; dan 3
laba bersih dibagi untuk investor swastaperorangan 50 dan nelayan ABK 50 Gambar 9.
Gambar 8 Sistem bagi hasil usaha perikanan pajeko pemilikan usaha peroranganjuragan tidak memiliki rumpon.
Gambar 9 Sistem bagi hasil usaha perikanan mini purse seine swastainvestor.
Produksi
Biaya Operasional
Pendapatan Bersih
Pemilik UPI 50 Pendapatan Kotor
25 untuk rumpon
ABKBuruh Nelayan 50
2 Bagian Tonaas 1,5 Bagian Juru
Mesin juru lampu
1 Bagian per Nelayan
Produksi
Biaya Operasional Pendapatan Bersih
Investor UPI 50 Pendapatan Kotor
ABKBuruh Nelayan 50
2 Bagian Tonaas 1,5 Bagian Juru
Mesin juru lampu
1 Bagian per Nelayan
5.1.2 Analisis usaha
Analisis usaha perikanan pajeko dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan usaha yang akan dicapai secara finansial. Analisis usaha yang
dilakukan dalam usaha pengembangan perikanan pajeko di Kabupaten Halmahera Utara meliputi keuntungan, payback period PP dan return of investment ROI.
Hasil analisis usaha perikanan pajeko baik pajeko 5 GT dan pajeko 7– 10 GT tersaji pada Tabel 10. Hasil analisis usaha dari kedua ukuran alat tangkap tersebut
dilakukan sebagai penilaian keberhasilan pengembangan usaha pajeko pada saat ini dan untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha perikanan pajeko.
Tabel 10 Analisis usaha perikanan pajeko ukuran 5GT dan pejeko ukuran 7-10 GT di Kabupaten Halmahera Utara.
No. Analisis Usaha
Usaha Perikanan Pajeko 5GT
7-10 GT
1. Keuntungan usaha per tahun Rp
Rp. 99,181,515 Rp. 231,617,472
2. Rasio imbangan penerimaan dan
biaya RC 1,54
1,75 3.
Return of Investment ROI 73,94
86,08 4.
Payback period 19,95 bulan
18,88 bulan
5.1.2.1 Pendapatan Usaha Pajeko Keuntungan
Keuntungan usaha perikanan pajeko berbeda untuk kedua jenis ukuran antara pajeko 5GT dengan Pajeko 7-10 GT. Berdasarkan analisis keuntungan per tahun,
keuntungan usaha perikanan pajeko 5GT selama satu tahun sebesar Rp 99,181,515 dan keuntungan usaha perikanan pajeko 7-10 GT sebesar Rp
231,617,472 per tahun Tabel 10.
5.1.2.2 Rasio Imbangan Penerimaan dan Biaya RC
RC merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya. Analisis RC dilakukan untuk melihat berapa penerimaan yang diperoleh dari
setiap rupiah biaya yang dikeluarkan pada unit usaha perikanan pajeko. Hasil analisis perikanan pajeko ukuran 5GT dan pejeko ukuran 7-10 GT
di Kabupaten Halmahera Utara diperoleh nilai RC sebesar 1,54 dan 1,75 yang artinya setiap satu rupiah total biaya yang dikeluarkan untuk usaha akan
menghasilkan total penerimaan sebesar Rp 1,54 dan Rp 1,75 atau memberikan keuntungan sebesar Rp 0,54 dan Rp 0,75 Tabel 10.
Analisis imbangan penerimaan dan biaya merupakan perbandingan antara besarnya penerimaan dengan total biaya. Pada usaha perikanan pajeko 5GT dan
7-10 GT ini diperoleh nilai RC1, sehingga dapat diartikan usaha tersebut menuntungkan.
5.1.2.3 Return of investment ROI
ROI bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh dalam setiap rupiah investasi yang ditanamkan. ROI dari unit usaha perikanan pajeko
ukuran 5GT dan pejeko ukuran 7-10 GT di Kabupaten Halmahera Utara sebesar 73,94 dan 86,08. Hal ini berarti bahwa setiap seratus rupiah yang
diinvestasikan akan memberikan keuntungan sebesar Rp 73,94 dan Rp 86,08 Tabel 10.
5.1.2.4 Payback period PP
PP dalam studi kelayakan usaha berfungsi untuk mengetahui berapa lama usaha yang diusahakan dapat mengembalikan investasi. Semakin cepat dalam
pengembalian biaya investasi sebuah usaha, semakin baik usaha tersebut karena semakin lancar perputaran modal.
PP dari unit usaha perikanan pajeko ukuran 5GT dan pejeko ukuran 7-10 GT di Kabupaten Halmahera Utara adalah 19,95 bulan dan 18,88 bulan. Hal ini
berarti waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian biayamodal investasi dalam waktu cukup pendek pada tahun kedua yaitu 19,95 bulan dan 18,88 bulan Tabel
10.
5.1.3 Analisis kriteria investasi
Dalam analisis kriteria investasi yang dilakukan pada usaha perikana pajeko digunakan beberapa asumsi sebagai berikut :
1 Usaha perikanan pajeko di Perairan Kabupaten Halmahera Utara adalah baru;
2 Umur proyek ditentukan berdasarkan nilai investasi yang memiliki umur teknik
yang paling lama, yaitu kapal dengan umur teknik 10 tahun; 3
Tahun pertama proyek dimulai pada tahun 2010;
4 Harga yang digunakan adalah tetap sepanjang umur proyek dan dinilai pada
saat penelitian; 5
Hasil tangkapan dianggap tetap sepanjang umur proyek, sehingga besar penerimaan juga tetap yaitu sebesar Rp 281.209.704 untuk pajeko ukuran 5
GT dan sebesar Rp 542.340.556 untuk Pajeko ukuran 7-10 GT; 6
Biaya operasional yang digunakan sepanjang umur proyek dianggap tetap; 7
Nilai discount rate yang digunakan sebesar 15 per tahun bunga bank. Analisis kriteria investasi menggambarkan proyeksi arus peneriman dan arus
pengeluaran usaha perikanan tangkap pajeko selama sepuluh tahun usaha. Adapun nilai kriteria kelayakan usaha perikanan pajeko ukuran 5GT dan pejeko ukuran 7-
10 GT di Halmahera Utara tersaji pada Tabel 11. Tabel 11 Kriteria kelayakan usaha perikanan pajeko ukuran 5GT dan pejeko
ukuran 7-10 GT di Kabupaten Halmahera Utara.
No. Analisis Usaha
Usaha Perikanan Pajeko 5GT
7-10 GT
1. Net Present Value NPV pada
DF 15 Rp. 240.930.886
Rp. 852.128.700 2.
Net BC pada DF 15 1,33
1,58 3.
Internal Rate of Return IRR 22
53
5.1.3.1 Net present value NPV
Suatu usaha layak dijalankan jika NPV adalah selisih antara benefit pendapatan dengan cost pengeluaran yang telah di present value kan lebih dari
nol. Nilai NPV pada unit usaha perikanan pajeko ukuran 5GT dan pejeko
ukuran 7-10 GT bernilai positif NPV0 yaitu sebesar Rp 240.930.886 dan Rp 852.128.700 yang berarti bahwa usaha perikanan pajeko ukuran 5GT dan pejeko
ukuran 7-10 GT adalah proyek usaha layak Tabel 11.