tugas tersendiri, sehingga operasi penangkapan berjalan dengan baik. Dalam pembagian tugas, kapten memiliki tanggung jawab paling besar terhadap
kelancaran operasi penangkapan ikan.
2.5 Analisis Manfaat dan Kelayakan usaha
Investasi adalah usaha menanamkan faktor-faktor produksi dalam proyek tertentu, baik yang bersifat baru atau perluasan proyek. Tujuan utamanya adalah
untuk memperoleh manfaat keuangan dan atau non keuangan yang layak dikemudian hari. Investasi dapat dilakukan oleh perorangan, perusahaan swasta
maupun lembaga-lembaga pemerintah Sutojo 1995. Setiap usulan investasi selalu mempunyai resiko, semakin tinggi resiko
suatu investasi maka semakin tinggi keuntungan yang diminta para pemili modal. Hubunganyang positif antara resiko dan tingkat keutungan dipertimbangkan dalam
penilaian investasi Husnan 1994. Menurut Kadariah et al. 1999, untuk mengetahui kelayakan suatu usaha
perlu dilakukan pengujian melalui analisis finansial. Analisis finansial dapat dilakukan melalui analisis usaha dan analisis kriteria investasi.
2.5.1 Analisis usaha
Menurut Hernanto 1989, analisis usaha dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan pengelolaan secara menyeluruh dalam mengelola kekayaan perusahaan.
Analisis usaha yang dilakukan antara lain, analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan biaya Revenue Cost Ratio, Payback Period PP,
dan analisis Return of Investment ROI.
2.5.2 Analisis kriteria investasi
Pada analisis ini adalah modal saham yang ditanam dalam proyek. Analisis ini penting artinya dalam memperhitungkan pengaruh bagi yang turut dalam
pelaksanaan proyek. Indikator yang digunakan, yaitu: Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, net Benefit Cost Ratio Net BC. Ukuran ini
mempersoalkan apa yang akan diperoleh di kemudian hari, beberapa nilai sekarang present value, dengan kata lain semua aliran biaya cost dan manfaat benefit
selama umur ekonomis diukur dengan nilai sekarang Gray et al. 1993.
Menurut Gray et al. 1993, NPV atau keuntungan bersih suatu usaha adalah pendapat kotor dikurangi jumlah biaya. NPV suatu proyek adalah selisih PV
present value arus benefit dengan PV arus biaya. Menurut Suratman 2001, NPV digunakan untuk mengetahui apakah suatu usulan proyek investasi layak
dilaksanakan atau tidak dengan cara mengurangkan antara PV dan aliran kas bersih operasional atas proyek investasi selama umur ekonomis termasuk terminal cash
flow dengan initial cash flow initial investment. Jika NPV positif, usulan proyek investasi dinyatakan layak, sedangkan jika NPV negatif dinyatakan tidak layak.
Penentukan PV atas aliran kas operasional dan terminal cash flow didasarkan pada cost of capital sebagai cut off rate atau discount factor-nya. Keunggulan metode
NPV adalah telah mempertimbangkan nilai waktu uang dan menggunakan dasar aliran kas secara keseluruhan dalam umur ekonomis untuk perhitungannya.
Sementara itu jika dibandingkan dengan metode IRR dan PP tidak menunjukkan nilai absolutnya Suratman 2001.
Menurut Suratman 2001, IRR digunakan untuk menentukan apakah suatu usulan proyek investasi layak atau tidak, dengan cara membandingkan antara IRR
dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Perhitungan IRR dilakukan dengan cara mencari discount rate yang dapat menyamakan antara PV dari aliran kas
dengan PV dari investasi initial investment. Keunggulan IRR adalah dalam perhitungannya dilakukan dengan cara mencari discount rate yang dapat
menyamakan antara PV dari aliran kas dengan PV dari investasi, namun pada prinsipnya menggunakan teknik interpolasi dan mempertimbangkan nilai waktu
uang dan menggunakan dasar aliran kas secara keseluruhan dalam umur ekonomis untuk perhitungannya. Dasar perhitungan IRR sama dengan dasar perhitungan
NPV, namun karena hasil akhir IRR dalam bentuk tingkat keuntungan dalam maka hal ini merupakan kelemahan dari metode IRR Suratman 2001.
Menurut Umar 2003, Net BC merupakan perbandingan antara net benefit yang telah di discount positif + dengan net benefit yang telah di discount negatif
-. Menurut Choliq et al. 1993, kriteria investasi hampir sama dengan kriteria investasi Net BC. Perbedaannya adalah bahwa dalam perhitungan Net BC biaya
tiap tahun dikurangi dari benefit tiap tahun untuk mengetahui benefit netto yang positif dan negatif. Metode Net BC ini membandingkan nilai discount net benefit
positif dengan discount net benefit negative, apabila net BC 1 maka proyek dianggap layak untuk dilanjutkan. Jika Net BC 1 maka proyek dianggap tidak
layak untuk dilanjutkan. Kritera ini menggambarkan seberapa besar bagian biaya proyek per tahun tidak dapat tertutup oleh manfaat proyek Kadariah et al. 1999.
3 METODOLOGI
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 8 delapan bulan, yaitu mulai dari dari Oktober 2009 hingga Mei 2010. Penelitian ini dibagi menjadi empat tahap, yaitu:
1 tahap persiapan, penyusunan proposal dan kuisioner dua bulan; 2 tahap pengumpulan data satu bulan, 3 tahap pengolahan dan analisa data dua bulan,
dan 4 tahap penyusunan dan konsultasi tesis tiga bulan. Penelitan ini dilaksanakan di desa-desa pesisir yang merupakan pusat
perikanan tangkap pajeko mini purse seine di Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara Tabel 1.
Tabel 1 Nama desa dan kecamatan lokasi penelitian di Kabupaten Halmahera Utara.
No. Desa Kecamatan
1 Kumo
Tobelo 2
Kumo Tobelo
3 Kumo
Tobelo 4
Rawajaya Tobelo
5 Wosia
Tobelo 6
Wosia Tobelo
7 Efi-efi
Tobelo Selatan 8
Paca Tobelo Selatan
9 Paca
Tobelo Selatan 10
Paca Tobelo Selatan
11 UPA
Tobelo Tengah
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan studi kasus Arikunto 2000. Obyek yang diambil dalam penelitian ini adalah
nelayan yang memiliki pajeko mini purse seine di Kecamatan Tobelo dan Tobelo Selatan.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Data yang di kumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperloreh melalui wawancara dan pengisian kuisioner oleh responden utama yaitu
nelayan pajeko. Struktur kuisioner dirancang berdasarkan tujuan penelitian yaitu merujuk pada usaha perikanan pajeko 5 GT dan 7-10 GT mepiputi ukuran kapal
dan jaring, jumlah tangkapan, harga ikan target, biaya operasional, jumlah tripbulan, jumlah operasi bulantahun, pendapatan nelayan, sistem bagi hasil dan
pemasaran. Data sekunder diperoleh dengan metode penelusuran literatur, sedangkan
sumber data berasal dari kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Halmahera Utara, Kantor Statistik Kabupaten Halmahera Utara dan sumber
pustaka lainnya yang relevan dengan kegiatan penelitian. Data sekunder yang diperlukan mengenai kondisi sumberdaya ikan, perkembangan usaha perikanan
tangkap pajeko, jumlah nelayan, dan aspek sosial, budaya, ekonomi dan kelembagaan formal dan informal yang mampu menjelaskan karakterisitik
masyarakat nelayan lokasi penelitian.
3.4 Metode Penentuan Responden
Pemilihan responden sesuai kebutuhan penelitian dengan menggunakan metode purposive sampling Sugiyono 2006. Adapun responden dalam penelitian
ini adalah semua nelayan pemilik pajeko di Kecamatan Tobelo dan Tobelo Selatan Kabupaten Halmahera Utara yang berjumlah 9 orang. Selain itu, untuk
memperkaya data dilakukan wawancara dengan stakeholder lainnya, yaitu: dua orang perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan, satu orang koperasi dan
empat orang pedagang pengumpul dibo-dibo. Dengan demikian, total responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 16 responden.
3.5 Analisis Data
3.5.1 Analisis deskriptif komperatif
Analisis deskripsi komperatif menyajikan distribusi frekuensi perbandingan secara tematik berupa tabel dan gambar. Analisis deskripsi komperatif
ini bertujuan untuk melihat kecenderungan dan perbandingan variabel penelitian
antara pajeko ukuran 5 GT dengan pajeko ukuran 7 - 10 GT.