3.5.2 Analisis usaha
Komponen yang dipakai dalam analisis usaha meliputi biaya produksi, penerimaan usaha dan pendapatan yang diperoleh dari usaha perikanan pajeko.
Dalam analisis usaha dilakukan analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan biaya RC, analisis payback period PP, dan analisis Return of
Investement ROI Hernanto 1989.
1 Analisis pendapatan usaha
Umumnya digunakan untuk mengukur apakah kegiatan usaha yang dilakukan pada saat ini berhasil atau tidak. Analisis pendapatan usaha bertujuan untuk
mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha yang dilakukan Gordon 1954. Penghitungan pendapatan usaha dilakukan dengan
menggunakan persamaan : π
= TR – TC Keterangan :
π = Keuntungan
TR = Total penerimaan
TC = Total biaya
Dengan kriteria : • Jika TR TC, kegiatan usaha mendapatkan keuntungan
• Jika TR TC, kegiatan usaha tidak mendapatkan keuntungan • Jika TR = TC, kegiatan usaha berada pada titik impas atau usaha tidak
mendapatkan untung atau rugi.
2 Analisis imbangan penerimaan dan biaya revenue-cost ratio
Menurut Hernanto 1989, analisis revenue-cost dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh setiap nilai rupiah biaya yang digunakan dalam kegiatan usaha dapat
memberikan sejumlah nilai penerimaan sebagai manfaatnya. Kegiatan usaha yang paling menguntungkan mempunyai RC paling besar. Penghitungannya
menggunakan persamaan berikut :
TC TR
C R
=
Dengan kriteria : • Jika RC 1, kegiatan usaha mendapatkan keuntungan
• Jika RC 1, kegiatan usaha menderita kerugian • Jika RC = 1, kegiatan usaha tidak memperoleh keuntungankerugian
3 Payback Period PP
Menurut Umar 2003, PP adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi initial cash investment dengan
menggunakan aliran kas titik impas. PP dapat diartikan sebagai rasio antara initial cash investment dengan cash inflow-nya yang hasilnya dengan satuan waktu.
Rumus yang diguanakan adalah: tahun
x Keuntungan
investasi Nilai
PP 1
=
4 Return of Investment ROI
ROI adalah kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. Rumus yang digunakan adalah :
100 x
Investasi Keuntungan
ROI =
3.5.3 Analisis kriteria investasi
Analisis kelayakan investasi pengembangan usaha perikanan tangkap pajeko menggunakan instrumen-instrumen analisis seperti Net Present Value NPV,
Internal Rate of Return IRR, dan Net Benefit Cost Ratio Net BC. Metode NPV memiliki beberapa kelebihan, yaitu telah memasukkan faktor nilai
waktu dari uang, mempertimbangkan semua arus kas proyek
,
dan mengukur besaran absolut sehingga mudah mengikuti kontribusin ya terhadap
usaha meningkatkan kekayaan perusahaan. Keputusan yang sulit dalam penggunaan
NPV adalah
menentukan besarnya
tingkat arus
pengembalian i atau hurdle rate. Metode Net BC menghasilkan angka komparatif relatif dan lebih dikenal
pengunaann ya untuk mengevaluasi pro ye k publik. Penekanan metode pada manfaat bagi kepentingan umum, tetapi dapat juga digunakan untuk manfaat
perusahaan, swasta, yang dilihat dari pendapatan proyek Soeharto 2002. Kegunaan evaluasi finansial dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
melihat biaya manfaat usaha perikanan pajeko di dalam menghasilkan produk. Ada pun formulasi perhitungan masing-masing metode yang
digunakan dalam kelayakan investasi adalah sebagai berikut.
1 Net Present Value NPV
NPV menyatakan nilai bersih investasi saat ini yang diperoleh dari selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih
dimasa yang akan datang, setelah memperhitungkan discount factor. Suatu proyek dapat dinyatakan bermanfaat untuk dilaksanakan bila NPV ≥ 0. Jika NPV = 0
berarti proyek dapat mengembalikan sebesar opportunity cost of capital. Jika NPV 0, maka proyek ditolak atau proyek tidak dapat dilaksanakan, berarti
ada penggunaan lain yang lebih menguntungkan untuk sumber-sumber yang diperlukan proyek Charles B. Purba et al. 2008. Rumus untuk menghitung NPV
adalah
∑
=
+ −
=
n t
t t
t
i l
C B
NPV
1
Keterangan : B
t
= Benefit dari suatu proyek pada tahun ke-t C
t
= Biaya dari proyek pada tahun ke-t n
= Umur teknik proyek i
= Tingkat suku bunga yang berlaku Keriteria kelayakannya adalah:
•
jika nilai NPV
≥
0 berarti investasi layak untuk dilaksanakan dan
•
jika nilai NPV 0 maka investasi rugi atau tidak layak untuk dilaksanakan.
2
Internal Rate of Return IRR
IRR menunjukkan tingkat bunga pada saat jumlah penerimaan sama dengan jumlah pengeluaran atau tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV = 0.
Jika nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku maka suatu proyek dapat dilaksanakan dan sebaliknya proyek tidak dapat dilaksanakan jika
nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga. Rumus menghitung IRR:
−
− −
+ =
P D
N D
PVN PVP
PVP P
D IRR
f f
f
Keterangan : D
f
P = Discount factor yang menghasilkan present value positif. D
f
N = Discount factor yang menghasilkan present PVP = Present value positif.
PVN = Present value negatif.
Keriteria kelayakannya adalah: •
jika nilai IRR i, maka investasi layak untuk dilaksanakan dan •
jika nilai IRR i, maka investasi tidak layak untuk dilaksanakan.
3 Net Benefif Cost Ratio Net BC
Net BC merupakan perbandingan antara total present value dari keuntungan bersih dalam tahun-tahun dengan B
t
-C
t
, positif sebagai pembilang terhadap total present value dari biaya bersih dalam tahun-tahun
dengan B
t-
C
t
negatif sebagai penyebut. Jika nilai BC-ratio 1 berarti proyek dapat dilaksanakan sebaliknya kalau nilai BC 1 berarti proyek tidak dapat
dilaksanakan, dan jika BC = 1 maka keputusan proyek dilaksanakan atau tidak bergantung pada investor Kadariah et al. 1999. Rumus menghitung BC:
[ ]
[ ]
∑ ∑
= =
− +
− −
+ −
= −
−
n t
t t
t t
t n
t t
t t
t t
C B
i B
C C
B i
C B
ratio C
B Net
1 1
1 1
Keriteria : •
jika nilai RC 1, berarti investasi layak untuk dilaksanakan •
jika nilai BC 1, maka investasi tidak layak untuk, dilaksanakan dan jika nilai BC = 1, maka keputusan pelaksanaan tergantung pada investor.
3.5.4 Penentuan kriteria-kriteria unit penangkapan berdasarkan CCRF
Kriteria unit penangkapan berdasarkan CCRF ditentukan dengan metode studi pustaka berdasarkan CCRF. Pada tahap awal dilakukan perincian aspek-aspek
berdasarkan CCRF, selanjutnya dilakukan perincian kriteria pada setiap aspek. Bersasarkan hal tersebut diperoleh beberapa aspek yang perlu dikaji dalam satu
unit penangkapan, sehingga unit penangkapan tersebut dapat mendukung CCRF sebagai berikut :
1 Aspek bilologi
1. Menjamin konservasi spesies target 2. Menjamin konservasi spesies yang mendiami ekosistem yang sama atau
yang terkait atau yang tergantung pada spesies target. 3. Mencegah tangkap lebih.
2 Aspek teknologi
1. Unit penangkapan selektif 2. Mudah digunakan
3. Produktif
3. Aspek ekonomi
1. Usaha menguntungkan
4. Aspek sosial
1. Tingkat penerimaan pendapatan nelayan relatif sedang sampai besar melalui unit penangkapan ini.
2. Unit pendapatan dapat diterima oleh masyarakat nelayan atau tidak menimbulkan konflik sosial.
3. Tidak beresiko tinggi terhadap keselamatan jiwa nelayan atau tidak membahayakan.
5. Aspek lingkungan
1. Unit penangkapan tidak merusak lingkungan atau ekosistem, tidak menangkap di habitat kritis seperti hutan bakau dan terumbu karang.
6. Aspek pasca panen
1. Proses penangkapan mempertahankan nilai gizi, mutu dan keamanan produk perikanan.
2. Pemanenan, penanganan, pengolahan, dan distribusi ikan dan produk perikanan mempertahankan nilai gizi, mutu dan keamanan produk
perikanan.
7. Aspek hukum
1. Unit penangkapan legal atau tidak dilarang untuk dioperasikan. 2. Tidak menangkap hewan yang dilindungi.
3. Dalam pelaksanaannya mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. Selanjutnya aspek-aspek yang telah disusun diturunkan menjadi kriteria unit
penangkapan berdasarkan CCRF. Untuk setiap aspek pada penulisan ini hanya dilakukan penilaian secara deskriptif.
4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
4.1 Letak Geografis dan Batas Administrasi
Secara geografis Kabupaten Halmahera Utara terletak antara 127
O
17
’
BT - 129
O
08
’
BT dan antara 1
O
57
’
LU - 3
O
00
’
LS. Kabupaten Halmahera Utara sebelah Utara berbatasan dengan Samudra Pasifik, sebelah selatan berbatasan
dengan Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Wasilei Kabupaten Halmahera Timur dan Laut
Halmahera dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Loloda , Sahu, Ibu dan
Jailolo Kabupaten Halmahera Barat Dinas Kelautan dan Perikanan Halmahera Utara 2007.
Luas Wilayah Kabupaten Halmahera Utara : 24.983,32 Km
2
yang terdiri atas 19.536,02 Km
2
78 luas lautan dan 5.447,3 Km
2
22 daratan. Luas wilayah daratan tersebut terdapat pulau–pulau yang besar dan kecil sebanyak 216
pulau. Luas wilayah Kabupaten Halmahera Utara tersebut terbagi atas 9 Kecamatan dan 174 desa Dinas Kelautan dan Perikanan Halmahera Utara 2007.
4.2 Keadaan umum perikanan
Perkembangan perikanan di Kabupaten Halmahera Utara dari tahun ke tahun terus menunjukkan tendensi kenaikan, baik volume maupun nilainya. Pada tahun
2007 total produksi perikanan mencapai sebesar 11.799,01 ton dengan nilai Rp 64.030.300.000.- sedangkan produksi yang dicapai pada tahun 2006 adalah
sebesar 6.179 ton dengan nilai Rp 22.552.500.000.- sehingga terjadi kenaikan 47,6 untuk volume dan nilai sebesar 4,6 Dinas Kelautan dan Perikanan
Halmahera Utara 2007. Peningkatan produksi tersebut sebagai akibat pengembangan usaha
intensifikasi, diversifikasi, dan rehabilitasi melalui peningkatan sarana prasarana produksi, perluasan daerah penangkapan, peningkatan jumlah dan kualitas
produktifitas nelayanpetani ikan secara operasional maupun institusional. Untuk
jelasnya data perkembangan produksi dan nilai rinci dapat diikuti pada Tabel 2.
Tabel 2 Perkembangan Produksi Perikanan Kabupaten Halmahera Utara Tahun 2003 – 2007 ton.
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Halmahera Utara tahun 2007
4.2.1 Potensi sumberdaya ikan
Luas perairan Halmahera Utara adalah 19.536,02 Km2 atau 76 dari luas wilayah keseluruhan mengandung berbagai sumber daya perikanan yang bernilai
ekonomis penting. Potensi sumberdaya ikan laut di perairan ini diperkirakan sebesar 148.473,8 tontahun, yang berarti memiliki potensi lestari MSY sebesar
86.660,6 tontahun, terdiri dari kelompok ikan pelagis sebanyak 48.946,4 tontahun dan kelompok ikan demersal sebanyak 32.664,2 tontahun. Pemanfaatan
sumberdaya ikan tersebut masih rendah, tercatat pada tahun 2007 baru dimanfaatkan sebersar 13,13 atau setara dengan 11.798,83 ton Dinas Kelautan
dan Perikanan Halmahera Utara 2008. Perikanan laut di Halmahera Utara merupakan daerah sebaran jenis ikan
Pelagis dan Demersel yang mempunyai nilai ekonomis penting. Dibeberapa Wilayah Kecamatan merupakan daerah penangkapan jenis ikan Komersial,
Cakalang, Tuna, Kerapu, Kakap Merah, Baronang, seperti : Kecamatan Galela, Loloda Utara, Morotai Utara, Morotai Selatan, Morotai Selatan Barat, Tobelo dan
Tobelo Selatan. Secara keseluruhan jenis ikan ekonomis penting yang terdapat dalam sumber daya alam laut di Kabupaten Halmahera Utara yang ekonomis
penting yaitu : Cakalang Katsuwonus pelamis, Tatihu Madidihang Thunnus albacores, Mata besar Thunnus Abesus, Albacore Thunnus alalunga, Layang
Decapterus spp, Kembung Rastreliger sp, Lemuru Clupea spp, Teri Stolephorus spp, Komo Auxis spp, Bubara Caranx spp, Julung Hanirhampus
sp, Ikan terbang Cypsilerus sp Peperek Leiognathus sp, Beleso Sameda sp, NO
Cabang Usaha 2003
2004 2005
2006 2007
1
2 Penangkapan
- Laut
- Perairan
umum Budidaya
- Tambak
- Kolam
-
Laut
5615,5 0,5
- -
2,3 5673,4
2,5 0,2
1,8 3,2
5673,4 2,5
0,75 1,02
6,52 6164,4
2,6 0,2
1,9 9,8
11.720 61,01
1,87 1,33
8,81
Total
5.618,3 5.681,1
5.683,44 6.178,9
11.793,02