Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif

commit to user 10

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Perkembangan model pembelajaran yang sangat pesat seiring dengan perkembangan pendidikan dan teknologi menjadikan banyaknya pilihan bagi pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran bagi peserta didik supaya lebih mudah dipahami dan mampu terserap dengan maksimal oleh setiap peserta didik. Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik Isjoni, 2007:11.

a. Hakikat Model Pembelajaran

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. www.psb­ psma.org . Menurut Depdiknas 2002:11, menyatakan bahwa ”Model pembelajaran diartikan sebagai suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau toterial dan untuk menentukan perangkat­perangkat pembelajaran, serta mengarahkan kita dalam mendesain pembelajaran “. Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman yang tergambar dari awal sampai akhir dalam penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajan.

b. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif

Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan konstruktivis. Cooperative learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas commit to user 11 kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam cooperative learning, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Isjoni, 2007:12 Menurut Slavin 1985, cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok­kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4­6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Sedangkan Sunal dan Hans 2000 mengemukakan cooperative learning merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerjasama selama proses pembelajaran. Berdasar pendapat­pendapat diatas belajar dengan model pembelajaran kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi siswa berani mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling memberikan pendapat sharing ideas. Selain itu dalam belajar biasanya siswa dihadapkan pada latihan soal­soal atau pemecahan masalah. Beberapa ahli menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerjasama, dan membantu teman. Dalam cooperative learning, siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Unsur­unsur dasar dalam cooperative learning menurut Lungdren 1994 sebagai berikut: a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”. b. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam mempelajari materi yang dihadapi. c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama. commit to user 12 d. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab diantara para anggota kelompok. e. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok. f. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh ketrampilan bekerjasama selama belajar. g. Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Dalam Anita Lie 2008:31, Roger dan David Johnson mengungkapkan bahwa “tidak semua kerja kelompok itu dapat dianggap sebagai cooperative learning”. Alasannya, untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran kooperatif maka suatu pembelajaran harus menerapkan lima unsur penting, yaitu: 1 Saling ketergantungan positif 2 Tanggung jawab Perseorangan 3 Tatap muka 4 Komunikasi antaranggota 5 Evaluasi proses kelompok Intinya , siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya atau dengan kata lain berorientasi pada tujuan dari tiap individu untuk memberi kontribusi pada pencapaian tujuan anggota yang lain sehingga kelompok mereka bisa berhasil menyelesaikan tugasnya. Berdasarkan pernyataan di atas maka model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak­tidaknya tiga tujuan pembelajaran yang penting. Menurut Depdiknas seperti yang telah ditulis oleh Yusuf 2008 dalam website pribadinya, tiga tujuan tersebut yaitu: 1 Untuk meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas­tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi nara sumber bagi siswa yang kurang mampu yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. 2 Memberi peluang agar siswa dapat menerima teman­temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar. commit to user 13 3 Untuk mengembangkan ketrampilan sosial siswa, antara lain : berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya. 3. Metode Pembelajaran Jigsaw

a. Hakikat Metode Jigsaw

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IS 5 SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008 2009

0 7 155

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AK 1 SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 2010

3 15 200

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI COLOMADU TAHUN 2010 2011

0 2 85

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI C SMK WIKARYA KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 2011

0 4 88

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI STRATEGI MEMULAI PEMBELAJARAN DENGAN PERTANYAAN PADA SISWA KELAS XI AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

2 11 95

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM TEACHING PADA SISWA KELAS Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Model Pembelajaran Team Teaching Pada Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2011/

0 1 16

XI AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Model Pembelajaran Team Teaching Pada Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 13

Implementasi metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa mata pelajaran akuntansi SMK Sanjaya Pakem kelas XI akuntansi : penelitian dilaksanakan pada siswa kelas XI akuntansi semester 1 SMK Sanjaya Pakem.

0 8 211

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MOTIVASI ARCS SECARA KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK COKROAMINOTO I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013-2014.

0 0 18

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI 1 SMK MUHAMMADIYAH CANGKRINGAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

16 215 246