Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta

commit to user 38

B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta

Sebelum melaksanakan penelitian ini , terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Observasi awal dilakukan pada Juli 2010 di SMK Kanisius Surakarta dan sebelumnya peneliti juga sudah mengetahui sedikit permasalahan melalui observasi pada saat PPL. Hasil dari identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Ditinjau dari Segi Siswa a. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. Siswa masih kurang aktif dalam pembelajaran akuntansi. Hal ini disebabkan pada umumnya pembelajaran dilakukan dengan metode konvensional atau metode ceramah yang tidak semua siswa dapat memahami pelajaran dengan mudah. Tingkat kejenuhan siswa meningkat karena setiap pembelajaran dilakukan dengan metode konvensional. Pada metode konvensional siswa hanya duduk, mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Keadaan ini membuat siswa bosan dan mengabaikan pembelajaran, Siswa menjadi tidak fokus dan kurang konsentrasi dalam menerima pelajaran. Sebagai contoh tidak fokusnya siswa contohnya seperti melamun, mengantuk, bercakap dengan teman lain dan sebagainya. Ketidakaktifan dan kurang konsentrasinya siswa dalam pembelajaran juga tercermin ketika mendapat tugas atau mengerjakan ulangan harian. Mereka lebih sering bingung dan tidak tahu apa yang harus dikerjakan, sehingga ketika ulangan para siswa akan melakukan kecurangan seperti mencontek pekerjaan teman, membuka catatan atau buku yang berhubungan dengan pelajaran serta nilainya tidak bagus dan tidak memenuhi KKM yang ditentukan berdasarkan kompetensi dasarnya. Akuntansi merupakan suatu siklus kegiatan pencatatan sehingga jika mereka melewatkan pembelajaran mereka tidak akan mengerti, karena pembelajaran akuntansi berkelanjutan atau selalu berhubungan materi pembelajaran sebelumnya. Hal ini dapat commit to user 39 diatasi dengan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. b. Siswa tidak terlalu antusias dan kurang berminat terhadap pelajaran akuntansi. Metode konvensional atau ceramah yang dilakukan secara berkelanjutan akan menimbulkan kebosanan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa hanya diminta untuk mendengarkan dan mencatat apa yang dijelaskan guru, serta mengerjakan apa yang diperintahkan guru, sehingga siswa menjadi bosan dan mengabaikan mata pelajaran akuntansi. Akibatnya, banyak siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas maupun evaluasi yang diberikan guru, karena selain pemahaman siswa yang mengambang, juga dalam mata pelajaran akuntansi melibatkan perhitungan dan berkaitan dengan kejadian sehariĀ­ hari yang membutuhkan ketelitian dan ketekunan para siswa. Hal tersebut dapat diatasi apabila siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa akan aktif mengungkapkan pendapatnya tentang materi yang sedang dibahas dan bertanya disaat mereka mengalami kesulitan. c. Beberapa siswa yang kurang memahami pembelajaran. Siswa yang tidak terlibat aktif dalam pembelajaran dan melakukan kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran tidak akan mengerti penjelasan dari guru. Apabila diberi kesempatan untuk bertanya, mereka juga tidak akan mengerti apa yang akan mereka tanyakan, tetapi siswa lebih suka bertanya kepada teman mereka yang juga belum tentu memahami apa yang disampaikan guru. Namun, ada pula beberapa siswa yang masih mengabaikan pelajaran dan tidak bertanya kepada teman setelah pelajaran usai. Sehingga siswa tersebut tidak akan mengetahui materi yang harus mereka pelajari. Para siswa yang tidak memahami materi pembelajaran akan kesulitan ketika mereka menghadapi ulangan harian. Saat ulangan harian siswa yang tidak memahami materi pembelajaran akan bertanya kepada temannya atau mencontek catatan, hal commit to user 40 ini akan sangat mengganggu jalannya ulangan karena pada saat ulangan harian siswa dilarang untuk saling membantu dalam menjawab soal ulangan. Keadaan ini harus diatasi dengan suatu metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan siswa dapat langsung bertanya kepada temannya pada saat proses belajar mengajar, serta jika perlu bertanya kepada guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran sehingga siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran. 2. Ditinjau dari Segi Guru a. Guru masih menggunakan metode konvensional. Pada saat pembelajaran akuntansi, seringkali siswa menunjukkan sikap yang kurang berminat dan kurang antusias terhadap mata pelajaran akuntansi. Siswa terlihat bosan, jenuh dan tidak berminat terhadap pelajaran akuntansi serta kurang memperhatikan materi pelajaran dengan seksama. Guru sudah mencoba untuk membangkitkan minat siswa dengan memberikan pendekatan secara langsung dan dengan memotivasi serta menegur siswa yang tidak mau memperhatikan pelajaran. Namun, cara ini ternyata belum mampu membangkitkan semangat dan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran akuntansi. b. Hasil belajar yang tercermin dari pencapaian kompetensi belajar siswa belum menunjukkan hasil yang optimal. Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa prestasi belajar akuntansi para siswa di SMK Kanisius Surakarta dapat dikatakan belum merata dan kurang memenuhi kriteria ketuntasan minimal standar kompetensi serta tujuan pelajaran akuntansi, karena dalam pengamatan yang dilakukan peneliti pada siswa kelas XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta, dari hasil pekerjaan siswa menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan antara pencapaian kompetensi belajar siswa dengan kriteria minimal yang harus dicapai. Berdasarkan nilai Ulangan Harian KD 1 terdapat 59 siswa yang memperoleh nilai dibawah standar KKM yaitu 70 dan 41 siswa memperoleh nilai diatas KKM, hal ini menunjukan commit to user 41 pencapaian kompetensi siswa belum merata serta kurangnya pemahaman terhadap mata pelajaran akuntansi.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IS 5 SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008 2009

0 7 155

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AK 1 SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 2010

3 15 200

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI COLOMADU TAHUN 2010 2011

0 2 85

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI C SMK WIKARYA KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 2011

0 4 88

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI STRATEGI MEMULAI PEMBELAJARAN DENGAN PERTANYAAN PADA SISWA KELAS XI AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

2 11 95

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM TEACHING PADA SISWA KELAS Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Model Pembelajaran Team Teaching Pada Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2011/

0 1 16

XI AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Model Pembelajaran Team Teaching Pada Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 13

Implementasi metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa mata pelajaran akuntansi SMK Sanjaya Pakem kelas XI akuntansi : penelitian dilaksanakan pada siswa kelas XI akuntansi semester 1 SMK Sanjaya Pakem.

0 8 211

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MOTIVASI ARCS SECARA KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK COKROAMINOTO I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013-2014.

0 0 18

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI 1 SMK MUHAMMADIYAH CANGKRINGAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

16 215 246