commit to user
38
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta
Sebelum melaksanakan penelitian ini , terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada
di lapangan. Observasi awal dilakukan pada Juli 2010 di SMK Kanisius Surakarta dan sebelumnya peneliti juga sudah mengetahui sedikit permasalahan melalui
observasi pada saat PPL. Hasil dari identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Ditinjau dari Segi Siswa
a. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. Siswa masih kurang aktif dalam pembelajaran akuntansi. Hal ini
disebabkan pada umumnya pembelajaran dilakukan dengan metode konvensional atau metode ceramah yang tidak semua siswa dapat
memahami pelajaran dengan mudah. Tingkat kejenuhan siswa meningkat karena setiap pembelajaran dilakukan dengan metode konvensional. Pada
metode konvensional siswa hanya duduk, mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Keadaan ini membuat siswa bosan dan mengabaikan
pembelajaran, Siswa menjadi tidak fokus dan kurang konsentrasi dalam menerima pelajaran. Sebagai contoh tidak fokusnya siswa contohnya
seperti melamun, mengantuk, bercakap dengan teman lain dan sebagainya. Ketidakaktifan dan kurang konsentrasinya siswa dalam pembelajaran juga
tercermin ketika mendapat tugas atau mengerjakan ulangan harian. Mereka lebih sering bingung dan tidak tahu apa yang harus dikerjakan, sehingga
ketika ulangan para siswa akan melakukan kecurangan seperti mencontek pekerjaan teman, membuka catatan atau buku yang berhubungan dengan
pelajaran serta nilainya tidak bagus dan tidak memenuhi KKM yang ditentukan berdasarkan kompetensi dasarnya. Akuntansi merupakan suatu
siklus kegiatan pencatatan sehingga jika mereka melewatkan pembelajaran mereka tidak akan mengerti, karena pembelajaran akuntansi berkelanjutan
atau selalu berhubungan materi pembelajaran sebelumnya. Hal ini dapat
commit to user 39
diatasi dengan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
b. Siswa tidak terlalu antusias dan kurang berminat terhadap pelajaran akuntansi.
Metode konvensional atau ceramah yang dilakukan secara berkelanjutan akan menimbulkan kebosanan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran, siswa hanya diminta untuk mendengarkan dan mencatat apa yang dijelaskan guru, serta mengerjakan apa yang
diperintahkan guru, sehingga siswa menjadi bosan dan mengabaikan mata pelajaran akuntansi. Akibatnya, banyak siswa mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan tugas maupun evaluasi yang diberikan guru, karena selain pemahaman siswa yang mengambang, juga dalam mata pelajaran
akuntansi melibatkan perhitungan dan berkaitan dengan kejadian sehariĀ hari yang membutuhkan ketelitian dan ketekunan para siswa. Hal tersebut
dapat diatasi apabila siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa akan aktif mengungkapkan pendapatnya
tentang materi yang sedang dibahas dan bertanya disaat mereka mengalami kesulitan.
c. Beberapa siswa yang kurang memahami pembelajaran. Siswa yang tidak terlibat aktif dalam pembelajaran dan melakukan
kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran tidak akan mengerti penjelasan dari guru. Apabila diberi kesempatan untuk bertanya,
mereka juga tidak akan mengerti apa yang akan mereka tanyakan, tetapi siswa lebih suka bertanya kepada teman mereka yang juga belum tentu
memahami apa yang disampaikan guru. Namun, ada pula beberapa siswa yang masih mengabaikan pelajaran dan tidak bertanya kepada teman
setelah pelajaran usai. Sehingga siswa tersebut tidak akan mengetahui materi yang harus mereka pelajari. Para siswa yang tidak memahami
materi pembelajaran akan kesulitan ketika mereka menghadapi ulangan harian. Saat ulangan harian siswa yang tidak memahami materi
pembelajaran akan bertanya kepada temannya atau mencontek catatan, hal
commit to user 40
ini akan sangat mengganggu jalannya ulangan karena pada saat ulangan harian siswa dilarang untuk saling membantu dalam menjawab soal
ulangan. Keadaan ini harus diatasi dengan suatu metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan siswa dapat langsung bertanya
kepada temannya pada saat proses belajar mengajar, serta jika perlu bertanya kepada guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran sehingga
siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran.
2. Ditinjau dari Segi Guru a. Guru masih menggunakan metode konvensional.
Pada saat pembelajaran akuntansi, seringkali siswa menunjukkan sikap yang kurang berminat dan kurang antusias terhadap mata pelajaran
akuntansi. Siswa terlihat bosan, jenuh dan tidak berminat terhadap pelajaran akuntansi serta kurang memperhatikan materi pelajaran dengan
seksama. Guru sudah mencoba untuk membangkitkan minat siswa dengan memberikan pendekatan secara langsung dan dengan memotivasi serta
menegur siswa yang tidak mau memperhatikan pelajaran. Namun, cara ini ternyata belum mampu membangkitkan semangat dan minat belajar siswa
terhadap mata pelajaran akuntansi.
b. Hasil belajar yang tercermin dari pencapaian kompetensi belajar siswa belum menunjukkan hasil yang optimal.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa prestasi belajar akuntansi para siswa di SMK Kanisius Surakarta
dapat dikatakan belum merata dan kurang memenuhi kriteria ketuntasan minimal standar kompetensi serta tujuan pelajaran akuntansi, karena dalam
pengamatan yang dilakukan peneliti pada siswa kelas XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta, dari hasil pekerjaan siswa menunjukkan bahwa
terdapat kesenjangan antara pencapaian kompetensi belajar siswa dengan kriteria minimal yang harus dicapai. Berdasarkan nilai Ulangan Harian KD
1 terdapat 59 siswa yang memperoleh nilai dibawah standar KKM yaitu 70 dan 41 siswa memperoleh nilai diatas KKM, hal ini menunjukan
commit to user 41
pencapaian kompetensi siswa belum merata serta kurangnya pemahaman terhadap mata pelajaran akuntansi.
C. Deskripsi Hasil Penelitian