Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sesuai dengan cita­cita bangsa Indonesia dalam UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan berbagai upaya, pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan kualitas pendidikan. Karena dengan meningkatkan kualitas pendidikan maka kualitas sumber daya manusia juga akan meningkat. Peningkatan sumber daya manusia di Indonesia diharapkan mampu untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat di Indonesia yang mampu bersaing dengan dunia internasional. Tujuan peningkatan kualitas pendidikan ini tidak lepas dari rendahnya kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan oleh satuan tingkat pendidikan, baik dari tingkat dasar, menengah maupun tingkat atas. Untuk itu perlu peningkatan kualitas dari berbagai segi dalam pendidikan. Peningkatkan kualitas pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kualitas masukan pendidikan, kualitas sumber daya pendidikan, kualitas guru dan pengelola pendidikan, kualitas proses pembelajaran, sistem ujian dan pengendalian kualitas, serta kemampuan pengelola pendidikan untuk mengantisipasi dan menangani berbagai pengaruh lingkungan pendidikan. Salah satu peningkatan kualitas hasil pendidikan dapat ditingkatkan melalui peninngkatan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan proses penyampaian pengetahuan dari guru, yang meliputi segala upaya yang mengarah pada pengertian membantu dan membimbing siswa dalam mengembangkan semua ranah kejiwaannya ke arah perubahan yang positif. Daya serap siswa terhadap suatu ilmu sangat dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik. Oleh sebab itu, setiap pendidik wajib untuk selalu belajar bagaimana menyampaikan ilmu dengan berbagai metode agar ilmu yang disampaikan dapat dipahami dengan mudah oleh semua siswa serta bermanfaat bagi masa depan peserta didik dimasa depan. 1 commit to user 2 Kegiatan pembelajaran harus lebih menekankan proses daripada hasil. Dalam proses pembelajaran, pengajar dituntut mampu menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan bagi siswa untuk menemukan, membentuk dan mengembangkan pengetahuan. Sedangkan siswa harus mampu membangun pengetahuan secara aktif dalam kegiatan belajar yaitu suatu kegiatan yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa. Interaksi pribadi di antara para siswa dan interaksi antara guru dan siswa secara aktif akan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dengan melihat pelaksanaan proses pembelajaran dan pencapaian hasil belajar siswa. Selain itu, juga meningkatkan kemampuan pengajar dalam menyampaikan materi kepada siswa dengan berbagai metode yang bervariasi. Seiring dengan perkembangan teknologi, perkembangan metode pembelajaran juga berkembang dengan sangat pesat. Berbagai metode pembelajaran dapat digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan materi. Seorang guru harus dapat memilih metode mengajar dengan tepat karena ketidaksesuaian dalam penerapan metode mengajar akan membuat siswa tidak tertarik terhadap materi yang diberikan oleh guru. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya minat belajar siswa sehingga pelaksanaan pembelajaran tidak dapat berjalan secara efektif. Sehingga materi yang seharusnya dikuasai oleh siswa menjadi tidak terserap dengan baik sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Dalam proses pembelajaran banyak metode pembelajaran yang biasa digunakan pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran, antara lain yaitu metode konvesional atau ceramah, metode resitasi atau pemberian tugas, metode Tanya jawab, metode diskusi, metode belajar kelompok, metode eksperimen, metode karya wisata, dan masih banyak lagi metode lain yang bisa digunakan oleh guru dalam megajar. Di dalam pemilihan metode mengajar guru harus menyesuaikan metode yang akan digunakan dengan tujuan pengajaran, materi pengajaran, besar kelas, kemampuan siswa, kemampuan guru, fasilitas yang tersedia, dan waktu yang tersedia. Dengan harapan agar materi dapat tersampaikan dan dapat dipahami dan diserap oleh para siswa. commit to user 3 Dengan banyaknya pilihan metode pembelajaran maka akan memudahkan pengajar dalam menyampaikan materi dengan berbagai metode yang sesuai dengan materi. Salah metode yang banyak mendapat respon yaitu metode pembelajaran kooperatif atau cooperative learning. Pada model pembelajaran kooperatif siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa. Artinya pembelajaran ini aktif dengan kegiatan yang dibangun sendiri oleh siswa dan mereka bertanggung jawab atas hasil pembelajarannya. Model pembelajaran kooperatif terdiri dari berbagai metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran akuntansi, salah satunya yaitu jigsaw. Pembelajaran kooperatif jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Dengan metode ini guru dapat menumbuhkan tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain, selain itu membuat siswa menjadi lebih aktif, mampu menggalang kerja samakekompakan dalam kelompok serta dapat mengembangkan kepemimpinan siswa. Kondisi prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta tahun 20102011 masih kurang baik jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Jika dipandang dari bidang keahlian yang mereka dalami seharusnya prestasi belajar mata pelajaran Akuntansi lebih baik dibanding mata pelajaran lain. Karena, tujuan utama dari program keahlian akuntansi SMK adalah mencetak tenaga keuangan yang mahir di bidang Akuntansi. Beberapa sebab yang menimbulkan kurangnya prestasi belajar akuntansi di SMK Kanisius terdiri dari banyak faktor yang baik dari dalam maupun dari luar pribadi siswa dan sekolah. Dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model jigsaw ini commit to user 4 diharapkan akan mempermudah siswa dalam mempelajari mata pelajaran Akuntansi, sehingga dapat menghasilkan output yang kompeten dibidang akuntansi dan siap untuk menghadapi persaingan kerja yang sangat kompetitif. Alasan dipilihnya metode jigsaw sebagai metode yang akan diterapkan dalam penelitian ini karena metode ini dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi ajar yang didiskusikan secara mandiri dan menuntut siswa untuk mampu menjelaskan materi terhadap anggota kelompoknya sehingga seluruh anggota kelompok dapat memahami materi yang didiskusikan. Dari uraian di atas, penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Kanisius Surakarta Tahun Ajaran 2010 2011”.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IS 5 SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008 2009

0 7 155

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X AK 1 SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 2010

3 15 200

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI COLOMADU TAHUN 2010 2011

0 2 85

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI C SMK WIKARYA KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 2011

0 4 88

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI STRATEGI MEMULAI PEMBELAJARAN DENGAN PERTANYAAN PADA SISWA KELAS XI AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

2 11 95

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM TEACHING PADA SISWA KELAS Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Model Pembelajaran Team Teaching Pada Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2011/

0 1 16

XI AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Model Pembelajaran Team Teaching Pada Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 13

Implementasi metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa mata pelajaran akuntansi SMK Sanjaya Pakem kelas XI akuntansi : penelitian dilaksanakan pada siswa kelas XI akuntansi semester 1 SMK Sanjaya Pakem.

0 8 211

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MOTIVASI ARCS SECARA KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK COKROAMINOTO I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013-2014.

0 0 18

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI 1 SMK MUHAMMADIYAH CANGKRINGAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

16 215 246