PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI C SMK WIKARYA KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 2011

(1)

commit to user

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI C

SMK WIKARYA KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI

Oleh:

LAIL MARGI SALAMAH K7407098

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI C

SMK WIKARYA KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh:

LAIL MARGI SALAMAH NIM K7407098

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(3)

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran dari Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.


(5)

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Tanggal :


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi ABSTRAK

Lail Margi Salamah. K7407098. PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI C SMK WIKARYA KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2011.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT dalam upaya meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas X Akuntansi SMK Wikarya Karanganyar tahun ajaran 2010/2011.

Penelitian ini menggunakan pendekatan tindakan kelas. Obyek penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi C SMK Wikarya Karanganyar yang berjumlah 33 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara guru kelas, peneliti, dan melibatkan siswa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap : (1)persiapan, (2) penyusunan rencana tindakan, (3) pelaksanaan tindakan, (4) observasi atau pengamatan, dan (5) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interprestasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, siklus pertama selama 7 x 45 menit dan siklus kedua 7 x 45 menit. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar akuntansi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) keaktifan siswa saat apersepsi menunjukkan peningkatan dari 57,56% atau 19 siswa pada siklus I menjadi 75,76% atau 25 siswa pada siklus II, (2) keaktifan siswa saat diskusi meningkat dari 75,76% atau 25 siswa pada siklus I menjadi 84,84% atau 25 siswa pada siklus II, (3) keaktifan siswa saat bertanya dan menjawab pertanyaan meningkat dari 63,63% atau 21 siswa pada siklus I menjadi 84,84% atau 28 siswa pada siklus II, (4) kemandirian siswa saat evaluasi mengalami peningkatan dari 75,76% atau 25 siswa pada siklus I menjadi 87,88% atau 29 siswa pada siklus II(5) adanya peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 66,67% sebanyak 22 siswa pada siklus pertama meningkat menjadi 27 siswa sebesar 81,81% pada siklus kedua. Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain: (1) guru sudah mengelola kelas dengan baik, (2) guru membuat inovasi baru dalam menyampaikan pelajaran akuntansi, (3) guru menyadari perlunya melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran, agar kelemahan- kelemahan yang ada dapat teratasi dengan baik dan tidak terulang pada pembelajaran selanjutnya.


(7)

commit to user

vii ABSTRACT

Lail Margi Salamah. K7407098. THE USE OF COOPERATIVE LEARNING USING THE TYPE OF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TO INCREASE STUDENTS’ ACHIEVEMENT IN LEARNING ACCOUNTING (A Classroom Action Research Conducted at the Tenth Grade Students of Accounting Class C of SMK Wikarya Karanganyar in the Academic Year of 2010/2011). Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, May, 2011.

The research is aimed at describing the role of cooperative learning using the type of Numbered Head Together (NHT) to increase students’ achievement in learning accounting.

This research was classroom action research. The subject of this research was the tenth grade students of Accounting Class C of SMK Wikarya Karanganyar. There were 33 students. This research was a collaborative classroom action research. There was collaboration among the teacher, the researcher, and the students. The techniques of data collection were observation, interview, test, and documentation. The procedures of the research were: (1) preparation, (2) action planning, (3) doing the action, (4) observation, (5) making a report. The research was conducted in two cycles. Each cycle consisted of four steps: (1) planning, (2) implementing the action, (3) observing, and (4) doing reflection. Each cycle consisted of three meetings and was conducted in 7 x 45 minutes.

Based on the result, it can be drawn a conclusion that there is an improvement in students’ achievement in learning accounting by using cooperative learning model especially the type of Numbered Head Together (NHT). It can be proved by some points: (1) there was an improvement in students’ activeness during apperception process from 57.56% or 19 students in cycle 1 to 75.76% or 25 students in cycle 2, (2) there was an improvement in students’ activeness during discussion from 75.76% or 25 students in cycle 1 to 84.84% or 28 students in cycle 2, (3) there was an improvement in students’ activeness during questioning and answering process from 63.63% or 21 students in cycle 1 to 84.84% or 28 students in cycle 2, (4) there was an improvement in students’ participation during evaluation process from 75.76% or 25 students in cycle 1 to 87.88% or 29 students in cycle 2, (5) there was an improvement in students’ achievement from 66.67% or 22 students in cycle 1 to 81.81% or 27 students in cycle 2. Those improvements were resulted from the following teacher’s efforts, (1) the teacher has a good class management, (2) the teacher has a new innovation in teaching accounting lesson, (3) the teacher is aware of the importance of evaluating the learning process in order to minimize the weaknesses, and does not repeat the same mistakes in the next teaching learning process.


(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii MOTTO

Belajarlah dari kesalahan orang lain, karena sepanjang umurmu tak akan cukup untuk membuat kesalahan-kesalahan itu.

(Eleanor Roosevelt)

Masing-masing dari kita memiliki kekurangan, ketahuilah dalam kekurangan-kekurangan itu justru kita dapat menemukan kekuatan kita.

(Penulis)

Tetap semangat. (Penulis)


(9)

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada :

Ibu dan Bapak yang aku cintai dan aku hormati, terima kasih atas doa dan limpahan kasih sayang yang selalu tercurahkan untukku sehingga aku

dapat menyelesaikan studiku dengan lancar.

Kakakku atas nasehat-nasehat yang membuatku selalu lebih bersemangat.

Dedek, Zaky dan Evi kalian adalah sumber semangatku.

Genk Soto (Fitria, Hanita, Nissa, Tika, Arni, Farida NO, Arom, Uni, Eka, Fajar dan Yoga) thanks atas dukungan dan doanya.

Anak-anak Annur Putri (Resti, Upic, Mb Ufa, Mb Pipit, dll), im very lucky to have you as my second family, thanks for everything.

Teman-teman Be one 07 dan BKK Akuntansi B (B-Best 07).


(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih karunia, berkat dan hikmat dari-Nya, skipsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.

3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana. 4. Dra. Sri Witurachmi, M.M., selaku pembimbing I yang telah memberikan

banyak sekali bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran.

5. Jaryanto, S.Pd, M. Si., selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan, nasehat dan bimbingan dengan baik.

6. Suhanto, BA, Sh., selaku Kepala SMK Wikarya Karanganyar yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian., serta guru, karyawan dan siswa-siswa XI yang telah banyak memberikan bantuan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7. Yati, S. Pd selaku guru akuntansi SMK Wikarya Karanganyar dan siswa kelas X Akuntansi C yang telah membantu dalam pelaksanaan peneltian.

8. Ibu dan bapak tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun spiritual, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(11)

commit to user

xi

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Amin.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.

Surakarta, Mei 2011


(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

HALAMAN MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Pendidikan ... 7

2. Proses Belajar Mengajar... ... 8

3. Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe NHT... 9

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 9

b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif ... 10


(13)

commit to user

xiii

4. Pengertian Prestasi Belajar ... 13

a. Pengertian Belajar ... 13

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 13

c. Pengertian Prestasi Belajar ... 16

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 17

5. Pengertian Akuntansi ... 17

B. Penelitian Yang Relevan ... 19

C. Kerangka Berpikir ... 21

D. Hipotesis Tindakan ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

B. Pendekatan Penelitian ... 24

C. Teknik Pengumpulan Data ... 27

D. Prosedur Penelitian ... 28

E. Proses Penelitian ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 34

B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas X Akuntansi C SMK Wikarya Karanganyar... 36

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 37

1. Siklus I ... 37

a. Perencanaan Tindakan Siklus I ... 37

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 39

c. Observasi dan Interpretasi ... 43

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I ... 47

2. Siklus II ... 48

a. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 48

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 50

c. Observasi dan Interpretasi ... 54

d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ... 57


(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 65

A. Simpulan ... 65

B. Implikasi ... 66

1. Implikasi Teoretis... 66

2. Implikasi Praktis ... 67

C. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69


(15)

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ... 22

Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan ... 26

Gambar 3. Grafik Tingkat Keaktifan Siswa pada Siklus I ... 46

Gambar 4. Grafik Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I ... 46

Gambar 5. Grafik Tingkat Keaktifan Siswa pada Siklus II ... 57

Gambar 6. Grafik Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II ... 57

Gambar 7. Grafik Hasil Penelitian ... 62

Gambar 8. Guru Mengarahkan Pelaksanaan NHT ... 144

Gambar 9. Siswa Diskusi Kelompok ... 144

Gambar 10. Siswa Mempresentasikan Jawaban ... 145

Gambar 11. Siswa Melaksanakan Tes Evaluasi ... 145


(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian ... 24

Tabel 2. Indikator Penguasaan Belajar Siswa ... 32

Tabel 3. Capaian Keaktifan Belajar Siswa Siklus I ... 44

Tabel 4. Hasil Nilai Evaluasi Siklus I ... 45

Tabel 5. Ketuntasan Nilai Evaluasi Siswa Siklus I ... 45

Tabel 6. Capaian Keaktifan Belajar Siswa Siklus II ... 55

Tabel 7. Hasil Nilai Evaluasi Siklus II ... 56

Tabel 8. Ketuntasan Nilai Evaluasi Siswa Siklus II ... 56

Tabel 9. Capaian Keaktifan Siswa Saat Apersepsi Siklus I dan Siklus II.... 59

Tabel 10. Capaian Keaktifan Siswa Saat Diskusi Siklus I dan Siklus II ... 59

Tabel 11. Capaian Keaktifan Siswa Saat Bertanya dan Menjawab Pertanyaan Siklus I dan Siklus II ... 60

Tabel 12. Kemandirian Siswa Saat Evaluasi Siklus I dan Siklus II ... 61


(17)

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Catatan Lapangan Survey Awal ... 73

Lampiran 2. Pedoman Wawancara Sebelum Tindakan ... 76

Lampiran 3. Catatan Lapangan Siklus I ... 83

Lampiran 4. Catatan Lapangan Siklus II ... 110

Lampiran 7. Pedoman Wawancara Setelah Tindakan ... 147


(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu faktor yang mendukung kemajuan suatu negara adalah pendidikan. Melalui pendidikan diharapkan terjadi peningkatan kualitas sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang. Pembangunan di bidang pendidikan ini harus terus dilanjutkan agar pembangunan bangsa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Realisasi dari pelaksanaan pembangunan di bidang pendidikan salah satunya adalah melalui pendidikan formal sekolah. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah merupakan perangkat yang berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam mendidik warga negara. Melalui sekolah, peserta didik belajar untuk mengembangkan kemampuan konseptual ilmu dan sikap pribadi yang dapat digunakan untuk mengembangkan dirinya.

Pembelajaran merupakan sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan dari suatu kegiatan belajar mengajar adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik.

Guru sebagai tokoh yang paling banyak bergaul dan berinteraksi dengan para peserta didik dibandingkan dengan personel lainnya di sekolah diharapkan bisa menerapkan suatu cara pembelajaran siswa aktif, dimana dalam kegiatan pembelajaran tersebut menempatkan peserta didik sebagai subjek yang aktif melakukan proses berpikir, mencari, mengolah, mengurai, menyimpulkan dan menyelesaikan masalah. Selain menguasai materi, seorang guru dituntut untuk menguasai strategi dalam menyampaikan materi tersebut. Cara guru dalam menciptakan suasana kelas akan berpengaruh terhadap respon siswa dalam kegiatan pembelajaran. Apabila guru berhasil menciptakan suasana belajar yang


(19)

commit to user

menyebabkan siswa termotivasi aktif dalam belajar, akan memungkinkan terjadi peningkatan prestasi siswa.

SMK Wikarya merupakan salah satu SMK di Karanganyar yang memiliki berbagai program keahlian salah satunya adalah akuntansi. Dalam program keahlian akuntansi, secara otomatis mata pelajaran akuntasi merupakan mata pelajaran yang sering dijumpai dalam kegiatan belajar mengajar termasuk pada kelas X Akuntansi C. Berdasarkan pengamatan penulis mengenai pelaksanaan pembelajaran akuntansi di kelas X Akuntansi C, terdapat berbagai permasalahan yang terjadi, yaitu: siswa kurang aktif di dalam kegiatan pembelajaran, hal ini terlihat ketika guru memberi kesempatan bertanya, tidak ada yang bertanya, siswa kurang fokus pada saat menerima pelajaran dan lebih banyak melakukan aktivitas di luar kegiatan pembelajaran (seperti berbicara dengan temannya). Sementara itu ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru hanya terfokus pada beberapa siswa yang pandai yang tempat duduknya di depan.

Tingkat pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi sangat rendah, hal ini ditunjukkan dengan rendahnya nilai test tertulis mayoritas siswa yang berada di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75. Dari survey awal yang dilakukan penulis, nilai rata-rata kelas hanya 57,5. Jumlah siswa yang tuntas belajar hanya 7 siswa sedangkah sisanya sebanyak 26 siswa tidak tuntas.

Berdasarkan pengamatan penulis, rendahnya pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi disebabkan kondisi kelas yang kurang mendukung untuk pembelajaran akuntansi. Siswa lebih banyak melakukan aktivitas di luar aspek pembelajaran seperti yang telah diungkapkan di atas. Selain itu, selama pembelajaran akuntansi di kelas masih menggunakan metode ceramah dan guru cenderung hanya memperhatikan sebagian siswa yang dianggap pandai di kelas tersebut. Merasa kurang diperhatikan selama proses pembelajaran, membuat siswa memilih untuk melakukan aktivitas lain yang menyebabkan suasana menjadi gaduh dan pada akhirnya siswa tidak memahami apa yang disampaikan guru.

Setelah melakukan pengamatan, penulis menyimpulkan bahwa guru tersebut mempunyai gaya mengajar yang kurang menarik. Siswa merasa bosan


(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dengan gaya mengajar yang monoton dari guru. Dari suasana pembelajaran yang demikian mustahil akan dicapai prestasi yang maksimal.

Berangkat dari kondisi tersebut di atas, penulis tergerak untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif). Unsur-unsur yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif sangat baik untuk menanamkan pengetahuan siswa dalam pembelajaran akuntansi, termasuk di kelas X Akuntansi C SMK Wikarya Karanganyar.

Cooperative Learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda ini diharapkan siswa yang lebih unggul dapat membantu siswa lain yang kurang menonjol dalam bidang akademik. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama. Sementara itu, guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa. Jadi dalam pembelajaran ini kegiatan aktif dengan pengetahuan yang dibangun sendiri oleh siswa dan mereka bertanggung jawab atas hasil pembelajarannya. Selain itu diharapkan terjadi interaksi yang positif antara siswa dengan siswa sendiri maupun antara siswa dengan guru apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam belajar.

Numbered Heads Together (NHT) adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif dengan cara dibentuknya kelompok-kelompok siswa kemudian setiap siswa dalam kelompok diberi nomor anggota. Kemudian untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa guru memilih salah satu nomor dari suatu kelompok untuk mempertanggung jawabkan hasil diskusi siswa.

Pembelajaran tipe NHT ini secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran. Selain itu siswa lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan karena dalam tipe pembelajaran hanya satu murid yang dipanggil untuk mempresentasikan jawaban.

Penerapan model Cooperative Learning dengan tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran akuntansi diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mereka mengenai pelajaran akuntansi. Cara guru dalam mengajar


(21)

commit to user

bisa dilakukan secara bervariasi sehingga siswa lebih bersemangat dalam belajar dan kemudian dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Penggunaan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi C SMK

Wikarya Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Mayoritas siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran akuntansi, hal ini terlihat ketika pembelajaran akuntansi berlangsung siswa banyak yang berbicara sendiri dengan teman-temannya.

2. Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang mampu meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran akuntansi.

3. Keaktifan siswa terhadap mata pelajaran akuntansi masih sangat rendah. Hal ini terlihat, ketika diberi kesempatan untuk bertanya dan mengemukakan pendapat siswa hanya diam.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi permasalahan pada “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa

Kelas X Akuntansi C SMK Wikarya Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”. Untuk memperoleh gambaran dan persepsi yang sama maka disajikan definisi operasional dari pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Subjek penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X Akuntansi C SMK Wikarya Karanganyar semester genap tahun ajaran 2010 / 2011.

2. Objek penelitian


(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

a. Penilaian proses dan hasil belajar siswa. Proses pembelajaran adalah proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di dalam kelas. Sedangkan hasil belajar dilihat dari peningkatkan prestasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dalam satu siklus.

b. Materi pelajaran yang digunakan dibatasi pada pembelajaran akuntansi pokok bahasan kertas kerja dan laporan keuangan perusahaan dagang yang meliputi laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan neraca.

c. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif dengan tipe Numbered Heads Together (NHT).

D. Perumusan Masalah

Masalah penelitian ini adalah "Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas X Akuntansi C SMK Wikarya Karanganyar

Tahun Ajaran 2010/2011?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas X Akuntansi C SMK Wikarya 1 Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat: 1. Bagi Guru:

Sebagai alternatif pemecahan masalah pembelajaran dengan menerapkan tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.

2. Bagi Siswa:

Mendapat kemudahan dalam memahami materi pelajaran dengan suasana baru untuk meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar.


(23)

commit to user 3. Bagi Penulis:

Memberikan pengalaman baru mengenai tipe mengajar inovatif yang tidak membosankan.


(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan komponen penting bagi kehidupan suatu bangsa. Melalui pendidikan diharapkan dapat tercipta manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri dan bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Menurut Soedomo Hadi (2005:18) dalam buku Pendidikan Suatu Pengantar, mengatakan bahwa ”Pendidikan itu adalah pengaruh, bantuan atau tuntunan yang diberikan oleh orang yang bertanggung jawab kepada anak

didik”. Sedangkan menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara”.

Proses pendidikan melibatkan banyak unsur-unsur. Menurut Umar Tirtarahardja dan La Sulo (2005:51) unsur-unsur dalam pendidikan meliputi:

a. Subyek yang dibimbing (peserta didik). b. Orang yang membimbing (pendidik).

c. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif). d. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan).

e. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan). f. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode).

g. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan).

Peserta didik adalah anak yang belum dewasa yang memerlukan usaha, bantuan dan bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa guna melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu. Sedangkan pendidik adalah setiap orang dewasa yang bertanggung jawab dan dengan sengaja


(25)

commit to user

mempengaruhi orang lain (anak didik), memberi pertolongan kepada anak yang masih dalam pertumbuhan dan perkembangan untuk mencapai kedewasaan.

Bertolak pada pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan merupakan suatu proses atau kegiatan pembelajaran yang diberikan melalui interaksi antara pendidik kepada peserta didik dengan mengoptimalkan potensi peserta didik untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan hidupnya.

2. Proses Belajar Mengajar

Interaksi atau proses belajar mengajar yang terjadi antara guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang pokok dalam keseluruhan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Menurut Tabrani

Rusyam (1989:4) “Proses belajar mengajar merupakan suatu interaksi antara

peserta didik dan guru dalam rangka mencapai tujuan”.

Anwar Kholil (2009) berpendapat bahwa: ”Proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar”. Proses belajar mengajar menempatkan siswa sebagai pusat perhatian.

Tabrani Rusyam (1989:5) berpendapat bahwa setiap proses interaksi belajar mengajar selalu ditandai dengan sejumlah unsur, yakni:

a.Tujuan yang ingin dicapai,

b.Adanya guru dengan peserta didik sebagai individu yang terlibat dalam proses interaksi tersebut,

c.Adanya bahan pelajaran, dan

d.Adanya metode sebagai alat (wasilah) untuk menciptakan situasi belajar-mengajar.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar merupakan suatu interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dengan peserta didik dalam situasi pendidikan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam mengajar guru dituntut untuk sabar, ulet, terbuka dan mampu menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih aktif, sedangkan peserta didik diharapkan bersemangat dan kooperatif. Berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar pada


(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

prinsipnya tergantung guru dan peserta didik yang melakukan kegiatan belajar mengajar.

3. Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe NHT

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Cooperative mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif terjadi pencapaian tujuan secara bersama-sama yang sifatnya merata dan menguntungkan setiap anggota kelompoknya.

“Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana para siswa

bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama

lainnya dalam mempelajari materi pelajaran” (Slavin, 2008:4). Sedangkan

menurut Isjoni (2007:12) “Cooperative Learning merupakan model pembelajaran dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat

kemampuannya berbeda”.

Agus Suprijono (2010: 54) mengemukakan bahwa “Pembelajaran

kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud.

Ciri pembelajaran kooperatif menurut Isjoni (2007:20) adalah: a.Setiap anggota memiliki peran.

b.Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa.

c.Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya.

d.Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok.

e.Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai


(27)

commit to user

tujuan pembelajaran. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah.

Pembelajaran kooperatif memberi kesempatan siswa untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa. Model pembelajaran ini tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berfikir kritis, bekerja sama dan membantu teman. Dalam pembelajaran kooperatif, pembentukan kelompok adalah secara heterogen dengan tujuan agar setiap anggota dapat belajar bekerja sama dengan semua orang tanpa memandang latar belakang tingkat kemampuan akademis, ras, budaya dan jenis kelamin.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan cara pembentukan kelompok secara heterogen untuk saling kerja sama sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif

Jarolimek dan Parker dalam Isjoni (2007: 24) mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain sebagai berikut:

Kelebihan pembelajaran kooperatif antara lain: 1) Saling ketergantungan yang positif.

2) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu. 3) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. 4) Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan.

5) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru.

6) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.


(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Kekurangan pembelajaran kooperatif antara lain:

1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikran dan waktu.

2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.

3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas. Sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

4) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

Keberhasilan pelaksanaan suatu model pembelajaran sangat tergantung pada kemampuan guru dalam mengelola proses pelaksanaanya. Karena itu sebelum suatu model pembelajaran diterapkan, guru harus benar-benar memahami bagaimana pelaksanaan dari model pembelajaran tersebut dan memahami kondisi kelas dalam kegiatan belajar mengajar supaya kekurangan-kekurangan dalam penerapan suatu model pembelajaran dapat diminimalkan.

c. Pengertian Tipe Numbered Heads Together (NHT)

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Tipe ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.

Anita Lie (2010: 59) menyatakan bahwa “Numbered Heads Together (NHT) atau kepala bernomor adalah suatu tipe dari pengajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan

mempertimbangkan jawaban yang paling tepat”. Selain itu Numbered Heads Together juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka, serta dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan semua tingkatan usia.

Kagan dalam Isjoni (2007:78) berpendapat bahwa: ”Pembelajaran NHT secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi,


(29)

commit to user

mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan,

sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran”. Tipe ini memberi kesempata kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan pertimbangan jawaban yang paling tepat, selain itu mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka.

Trianto (2009:82) mengemukakan langkah-langkah pelaksanaan NHT meliputi empat fase yaitu:

1) Penomoran

Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. 2) Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan tersebut dapat bervariasi atau spesifik.

3) Berfikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan setiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim. 4) Menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Anita Lie (2010: 60) mengemukakan pelaksanaan pengajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together adalah sebagai berikut:

1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok diberi nomor.

2) Guru memberikan soal dan masing-masing kelompok mengerjakannya. 3) Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan

memastikan setiap anggota dalam kelompok mengetahui jawaban tersebut.

4) Guru memanggil salah satu nomor, siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.

Ciri khas dari NHT adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya. Dalam menujuk siswa tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok tersebut, dengan cara tersebut diharapkan keterlibatan total semua siswa dan merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.


(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

4. Pengertian Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar dilakukan oleh setiap individu di dalam hidupnya. Belajar merupakan proses yang dilaksanakan seumur hidup dari saat manusia lahir hingga ia mati. Kegiatan belajar merupakan suatu hal yang penting, mengingat semakin tingginya tuntutan kehidupan masyarakat. Makna belajar sangat beragam tergantung sudut pandang individu yang memaknainya.

Oemar Hamalik (1992:45) berpendapat bahwa ”Belajar merupakan terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku”. Sedangkan menurut Muhibbin Syah (1995: 91) “Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses

kognitif”. Sejalan dengan kedua pendapat tersebut, Sardiman A.M (2001:53)

menyatakan bahwa “Belajar merupakan upaya perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan seperti membaca, mendengar, mengamati, meniru dan

lain sebagainya”.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya. Dengan belajar diharapkan terjadi perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan manusia.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku si subyek belajar. Proses belajar banyak dipengaruhi oleh banyak faktor.

Muhibbin Syah (2005:132) menyatakan bahwa secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi:

1) Faktor internal siswa(faktor yang berasal dari dalam diri siswa) yang meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis.

2) Faktor eksternal siswa(faktor yang berasal dari luar diri siswa) yang meliputi faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.


(31)

commit to user

3) Faktor pendekatan belajar yakni segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tersebut.

Berdasarkan pendapat di atas, penulis menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sebagai berikut:

1) Faktor internal siswa (a) Aspek fisiologis

Kondisi umum jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ yang lemah, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinyapun kurang atau tidak terbekas. Sehubungan dengan hal tersebut, siswa sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi serta memilih pola istirahat dan olahraga ringan untuk menjaga kesegaran jasmani.

(b) Aspek psikologis (1) Intelegensi siswa

Intelegensi umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, intelegensi sebenarnya bukan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tidak dapat diragukan lagi, sangat menetukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

(2) Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang dan sebagainya baik secara positif maupun negatif. Sikap (attitude) siswa yang positif, terutama terhadap guru dan mata pelajaran yang disajikan


(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa. Dan begitu pula sebaliknya.

(3) Bakat siswa

Bakat (aptitude) adalah kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Bakat akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu.

(4) Minat siswa

Minat (interest) adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Siswa yang menaruh minat besar terhadap mata pelajaran tertentu akan memusatkan perhatian yang intensif terhadap materi itu yang memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. (5) Motivasi siswa

Motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi dibedakan menjadi dua yakni motivasi intrinsik (hal atau keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang mendorongnya melakukan tindakan belajar) dan motivasi ekstrinsik (hal atau keadaan yang datang dari luar siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan tindakan belajar).

2) Faktor eksternal siswa a) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Lingkungan sosial siswa yang lain adalah masyarakat dan keluarga serta teman sepermainannya.


(33)

commit to user

Faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

3) Faktor pendekatan belajar

Pendekatan belajar adalah segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi adalah seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.

c. Pengertian Prestasi Belajar

Sutratinah Tirtonegoro (1988:43) berpendapat bahwa “Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode

tertentu ”. Dimyati dan Mudjiono (2009:3) mengartikan “Prestasi belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar”.

Zainal Arifin (1990: 2) mengemukakan fungsi utama prestasi belajar antara lain:

a) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

b) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. c) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi

pendidikan.

d) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.

e) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi merupakan capaian atau hasil akhir yang bisa dilihat setelah proses belajar yang dapat dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf atau kalimat. Prestasi belajar diperoleh setelah seseorang melakukan aktivitas baik secara individu maupun kelompok.


(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Untuk mengetahui berhasil tidaknya siswa dalam suatu kegiatan belajar, diperlukan evaluasi. Dengan evaluasi bisa diketahui tingkat prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi yang dicapai antara siswa satu dengan siswa yang lainnya tentunya berbeda-beda. Tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Karena itu untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004:131) menyebutkan “Ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu: faktor dari dalam diri

siswa (internal) dan faktor dari luar diri siswa (eksternal)”. Faktor dari dalam

diri siswa meliputi: tingkat intelegensi, minat, motivasi, kreativitas, perhatian, dan kebebasan belajar. Faktor dari luar diri siswa adalah faktor lingkungan belajar antara lain: kurikulum, media, model pembelajaran, dan keadaan lingkungan sekolah.

5. Pengertian Akuntansi

Rudianto (2009:4) mendefinisikan: ”Akuntansi adalah sebuah sistem

informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi suatu perusahaan”.

Achmad Tjahjono dan Sulastiningsih (2003:2) berpendapat: ”Akuntansi didefinisikan sebagai suatu sistem informasi yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif dari suatu unit organisasi atau kesatuan ekonomi yang ditujukan kepada para pemakai sebagai dasar dalam pengambilan keputusan


(35)

commit to user

Moelyati, Toto Sucipto dan Sumardi (2007:3) berpendapat bahwa akuntansi berguna untuk pihak intern maupun ekstern perusahaan. Bagi pihak intern, akuntansi berguna untuk mencapai tujuan-tujuan berikut:

a. Perencanaan

Berdasarkan informasi ekonomi yang tepat, dapat disusun rencana kerja yang baik untuk pelaksanaan kegiatan tahap berikutnya.

b. Pengendalian

Berdasarkan rencana dan penerapan aturan akuntansi yang baik, dapat dikontrol atau dinilai jalannya kegiatan perusahaan.

c. Pertanggungjawaban

Setelah diadakan pencatatan terhadap semua transaksi dan kejadian, pada akhir periode disusun laporan keuangan untuk disampaikan kepada pemilik atau pihak ekstern lain untuk mendapatkan penilaian.

Kegunaan akuntansi bagi pihak ekstern adalah sebagai alat untuk mengambil keputusan ekonomi bagi pihak yang memerlukan. Pihak ekstern merupakan pihak yang berada diluar perusahaan/lembaga, akan tetapi mereka membutuhkan informasi keuangan perusahaan tersebut, antara lain : investor, calon investor, kreditor, calon kreditor, pemerintah, karyawan (pelanggan dan masyarakat).

Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada siswa SMK, khusunya jurusan akuntansi. Mata pelajaran akuntansi yang diajarkan pada kelas X SMK Wikarya semester genap ini adalah seputar akuntansi perusahaan dagang. Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatannya melakukan pembelian barang dagang untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuknya. Yang dapat digolongkan sebagai perusahaan dagang antara lain distributor, pengecer, toko, swalayan dan lain-lain.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntansi merupakan salah satu bidang yang menyediakan informasi kuantitatif dari suatu organisasi atau kesatuan ekonomi yang diperlukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Bidang ini pun menjadi salah satu


(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

mata pelajaran dalam kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya jurusan akuntansi.

Tujuan diberikan mata pelajaran ini agar mereka menguasai dan mampu menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan prosedur akuntansi dengan benar, baik untuk kepentingan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi maupun untuk terjun ke dunia kerja sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan siswa.

B. Penelitian yang Relevan

1. Lilis Ernawati (2010) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe Numbered Heads Together (NHT) sebagai Upaya untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas XI IS 3 SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010”. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi baik proses maupun hasil melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan keaktifan siswa dalam apersepsi dari 7 siswa (18,9%) pada siklus I menjadi 15 siswa (40,5%) pada siklus II dan menjadi 23 siswa (62%) pada siklus III, adanya peningkatan keaktifan siswa bertanya pada guru dari 9 siswa (24,3%) pada siklus I menjadi 18 siswa (48,6%) pada siklus II dan menjadi 24 siswa (64,8%) pada siklus III, adanya peningkatan keaktifan siswa dalam diskusi kelompok dari 14 siswa (37,8%) pada siklus I menjadi 16 siswa (43%) pada siklus II dan menjadi 25 siswa (67,6%) pada siklus III, adanya peningkatan kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan guru dari 10 siswa (27%) pada siklus I menjadi 20 siswa (54%) pada siklus II dan menjadi 27 siswa (72,9%) pada siklus III, adanya peningkatan kemandirian siswa dalam mengerjakan evaluasi sendiri dari 16 siswa (43%) pada siklus I menjadi 24 siswa (64,8%) pada siklus II dan menjadi 31 siswa (83,7%) pada siklus III, serta adanya peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari 28 siswa (75,68%) pada siklus I meningkat


(37)

commit to user

menjadi 30 siswa (81,08%) pada siklus II dan meningkat menjadi 34 siswa (91,89%) pada siklus III.

2. Isrokah (2009) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT untuk Meningkatkan Kreatifitas dan Hasil Belajar Matematika pada Lingkaran Bagi Siswa kelas VIII C SMP N 2 Mayong pada semester II tahun 2009/2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika meningkat dari siklus ke siklus, sedangkan untuk kreatifitas siswa juga meningkat. Siswa yang pada kondisi awal pasif dan nilai rata-rata rendah, pada siklus I terjadi peningkatan keaktifan sebagian siswa yang ditunjukkan dengan siswa mulai memperhatikan,saat diskusi aktif bertanya dan berpendapat, sedangkan pada siklus II semua siswa memperhatikan dan aktif dalam diskusi.

3. Ferry Pierterz dan Horasdia Saragih (2010) dalam jurnal penelitan yang berjudul Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together Terhadap Pencapaian Matematika Siswa di SMP N 1 Cisarua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pencapaian matematika siswa pada pokok bahasan persamaan garis lurus.

Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian dari Lilis Ernawati, Isrokah dan Ferry Pierterz dan Horasdia Saragih adalah sama-sama menggunakan tipe Numbered Heads Together (NHT). Sedangkan perbedaanya adalah:

1. Penelitian yang dilakukan Lilis Ernawati bertempat di SMA Negeri 2 Surakarta kelas XI IS 3.

2. Isrokah menggunakan variabel kreativitas dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII C SMP N 2 Mayong.

3. Ferry Pierterz dan Horasdia Saragih pada mata pelajaran matematika di SMP N 1 Cisarua menggunakan tipe eksperimen sedangkan penulis menggunakan tipe PTK (Penelitian Tindakan Kelas).


(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

C. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran merupakan alur penalaran yang disesuaikan dengan tema dan masalah peneliti. Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan penulis di depan, maka dapat dikemukakan kerangka berpikir dalam penelitian ini.

Proses belajar mengajar melalui tipe pembelajaran yang tepat berkaitan dengan pencapaian suatu tujuan pembelajaran. Penggunaan tipe pembelajaran disesuaikan dengan materi dan kebutuhan peserta didik. Tipe mengajar yang tepat dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Metode ceramah merupakan metode yang paling sering digunakan di SMK Wikarya Karanganyar khususnya kelas X Akuntansi C. Metode ini memungkinkan siswa pasif dalam kegiatan belajar mengajar. Perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran akuntansipun sangat kurang hal ini disebabkan guru hanya terfokus pada beberapa siswa yang dianggap pandai. Banyak siswa yang ramai sendiri ketika pembelajaran berlangsung. Kondisi ini menyebabkan pemahaman mereka rendah dan prestasi belajar merekapun kurang optimal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan tipe mengajar yang sesuai. Model pembelajaran kooperatif mendorong siswa aktif dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran kooperatif yang dimaksud adalah tipe Numbered Heads Together (NHT). Tipe NHT memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas baik secara kelompok maupun individu. Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe NHT diharapkan prestasi siswa dalam mata pelajaran akuntansi meningkat.

Berdasarkan penalaran di atas, maka dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut:


(39)

commit to user

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan keterangan diatas, dapat dirumuskan hipotesis bahwa

”Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa pada kelas X Akuntansi C SMK Wikarya Karanganyar tahun ajaran 2010/2011”.

Tindakan

1. Siswa pasif

2. Perhatian siswa rendah 3. Pemahaman rendah

Guru menggunakan metode ceramah

Prestasi rendah

Penggunaan Numbered Heads Together (NHT)

1. Siswa aktif 2. Siswa lebih fokus 3. Pemahaman meningkat

Prestasi meningkat Kondisi


(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Wikarya Karanganyar, yang beralamat di Jln. Ngalian Rt.03/Rw.12 Jungke Karanganyar. Sekolah ini dipimpin oleh Suhanto, BA, SH yang bertindak sebagai kepala sekolah.

Subyek penelitian yang penulis gunakan adalah siswa kelas X Akuntansi C dengan jumlah siswa 33 siswa. Alasan pemilihan kelas ini sebagai tempat penelitian adalah:

a. Menurut observasi awal yang peneliti lakukan terlihat bahwa dalam proses pembelajaran akuntansi masih menggunakan metode ceramah yang membuat siswa tidak aktif dalam pembelajaran akuntansi. Kondisi ini menyebabkan siswa bosan, cenderung tidak memperhatikan penjelasan guru dan gaduh atau berbicara sendiri dengan teman satu meja.

b. Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai objek penelitian sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.

c. Keterbukaan dari pihak sekolah, sehingga memudahkan penulis di dalam melakukan penelitian tindakan kelas.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata pelajaran akuntansi yaitu ibu Yati, S.Pd, yang membantu dalam pelaksanaan observasi dan refleksi selama penelitian. Dengan begitu secara tidak langsung kegiatan penelitian bisa terkontrol sekaligus menjaga kevalidan hasil penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Desember 2010 sampai April 2011. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:


(41)

commit to user

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian

Jenis Desember Januari Februari Maret April

Kegiatan 2010 2011 2011 2011 2011

1. Persiapan

Penelitian a. Penyusunan Judul b. Penyusunan

proposal c. Perijinan 2. Perencanaan

Tindakan 3. Implementasi

Tindakan a. Siklus I b. Siklus II 4. Review 5. Penyusunan

Laporan

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris sering disebut Classroom Action Research.

Menurut Basrowi dan Suwandi (2008:25) “ Penelitian Tindakan Kelas adalah

penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas

pembelajaran”.

Suharsimi Arikunto, Suharjono dan Supardi (2007:2) mengemukakan pengertian PTK berdasarkan tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian –menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan –menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.


(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

3. Kelas –dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Berdasarkan penggabungan batasan tiga kata inti yaitu penelitian, tindakan dan kelas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa.

Fokus penelitian tindakan kelas terletak pada tindakan tindakan alternatif yang direncanakan, kemudian dicobakan dan selanjutnya dievaluasi apakah tindakan-tindakan alternatif itu dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan/persoalan pembelajaran yang sedang dihadapi oleh guru. Pelaksanaan penelitian tindakan ini melalui beberapa siklus, tiap pelaksanaan penelitian minimal dilakukan 2 siklus. Bila hasil yang diharapkan sampai siklus 2 belum maksimal, maka akan dilanjutkan pada siklus 3 dan seterusnya.

Suharsimi Arikunto, dkk (2008:16) berpendapat bahwa siklus pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat tahap, yakni: 1. perencanaan tindakan, 2. pelaksanaan tindakan, 3. pengamatan, dan 4. refleksi. Namun perlu diketahui bahwa pada tahapan pelaksanaan tindakan dan pengamatan sesungguhnya dilakukan secara bersamaan. Penjelasan untuk masing-masing tahap tersebut digambarkan sebagai berikut:


(43)

commit to user

Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

(Suharsimi Arikunto dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Sapardi, 2007:74) 1. Tahap Perencanaan (planning)

Dalam tahap ini penulis menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan (secara kolaborasi). Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Dalam pelaksanaan pembelajaran rencana tindakan dalam rangka penelitian dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap kedua dari penelitian tindakan kelas adalah tentang pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan. Pada tahap ini rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ini guru harus berusaha menaati

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan Refleksi

Refleksi

Pelaksanaan

Pelaksanaan


(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama. 3. Pengamatan (Observing)

Tahap ketiga yaitu pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (oleh guru maupun orang lain). Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara obyektif tentang perkembangan proses pembelajaran, dan pengaruh dari tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data. 4. Refleksi (Reflecting)

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Kegiatan refleksi sangat tepat dilakukan ketika semua tindakan telah selesai dilakukan. Melalui refleksi inilah maka guru bersama peneliti akan memutuskan langkah selanjutnya, untuk melakukan siklus lanjutan ataukah berhenti karena sudah mencapai tujuan yang diharapkan.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula. Jadi satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi yang tidak lain adalah evaluasi. Hasil refleksi dan evaluasi di tiap siklus menjadi penentu apakah penelitian perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya atau tidak.

C. Teknik Pengumpulan Data

Cara memperoleh data dalam kegiatan penelitian diketahui dengan nama teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah: 1. Wawancara

Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap guru mata pelajaran akuntansi dan siswa mengenai proses pembelajaran yang selama ini dilakukan dan bagaimanakah respon atau hasil yang timbul dari proses pembelajaran tersebut. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin


(45)

commit to user

dimana pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi jangan sampai proses wawancara kehilangan arah. Data yang dihasilkan dari kegiatan wawancara ini berupa catatan lapangan yang medeskripsikan atau menggambarkan proses pembelajaran yang selama ini dilakukan.

2. Observasi

Observasi dilaksanakan oleh peneliti dengan mengamati proses pembelajaran dikelas saat guru tengah memberikan materi pelajaran. Observasi hanya dilakukan sebatas mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat apa kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran. Data yang dihasilkan dari kegiatan observasi berupa catatan lapangan yang mendeskripsikan proses pembelajaran saat observasi awal, siklus I dan siklus II dilakukan. Catatan lapangan ini juga memuat refleksi yang dilakukan penulis terhadap pembelajaran.

3. Tes

Pemberian tes yang akan dilakukan dalam penelitian dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Tes diberikan pada akhir siklus untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa. Dengan perkataan lain tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan kognitif siswa sesuai dengan siklus yang ada.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengambil gambar kegiatan para siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran saat penelitian dilaksanakan. Data yang dihasilkan dari kegiatan ini berupa gambar atau foto kegiatan pembelajaran.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap kegiatan yaitu:


(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

1. Tahap Pengenalan Masalah

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah :

a. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori yang relevan.

b. Menyusun bentuk tindakan yang sesuai dengan siklus pertama. 2. Tahap Persiapan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi : a. Penyusunan jadwal penelitian.

b. Penyusunan rencana pembelajaran. c. Penyusunan soal evaluasi.

3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan

Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu : siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi. Pada tahap ini peneliti menyusun instrumen-instrumen yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, yang terdiri dari: RPP, lembar observasi,pedoman wawancara, serta soal tes untuk siklus I dan siklus II. 4. Tahap Implementasi Tindakan

Dalam tahap ini peneliti melaksanakan hipotesis tindakan, yakni untuk menumbuhkan minat dan keaktifan siswa dalam pembelajaran akuntansi sehingga meningkatkan pemahaman yang akhirnya meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa. Hipotesis tindakan ini dimaksudkan untuk menguji kebenarannya melalui tindakan yang telah direncanakan.

5. Tahap Pengamatan

Tahap observasi yaitu tahap pelaksanaan pengamatan oleh peneliti. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang melakukan kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru.

6. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap ini peneliti menyusun laporan. Laporan tersebut berasal dari semua kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian.


(47)

commit to user

E. Proses Penelitian

Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya prestasi belajar akuntansi siswa kelas X Akuntansi C SMK Wikarya Karanganyar melalui pengoptimalan penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode Numbered Heads Together (NHT). Setiap upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan Interpretasi, dan (4) Analisis dan Refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus.

1. Rancangan Siklus I a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun:

1) Skenario pembelajaran yang terdiri dari 3 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut :

a) Pertemuan pertama

(1) Salam pembuka dilanjutkan mengabsen siswa. (2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif. (3) Guru mengadakan apersepsi.

(4) Guru menjelaskan secara singkat mengenai materi kertas kerja.

(5) Guru memberi penjelasan mengenai pelaksanaan NHT yang akan digunakan.

(6) Guru menyampaikan indikator-indikator yang akan dinilai. (7) Membagi siswa menjadi kelompok-kelompok NHT.

(8) Guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan secara kelompok.

(9) Guru menunjuk beberapa nomor untuk presentasi di papan tulis dan memberi kesempatan siswa lain untuk bertanya. (10) Guru menunjuk beberapa nomor untuk menjawab pertanyaan. (11) Guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan.


(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

(12) Guru menutup pelajaran. b) Pertemuan kedua

(1) Guru membuka pelajaran dilanjutkan mengabsen siswa. (2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif. (3) Guru mengadakan apersepsi.

(4) Guru meminta siswa untuk kembali duduk sesuai dengan kelompoknya.

(5) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mendiskusikan kembali soal yang sudah dikerjakan pada pertemuan sebelumnya.

(6) Guru memanggil beberapa siswa untuk presentasi ke depan kelas.

(7) Setelah semua soal selesai dipresentasikan, guru menunjuk beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan.

(8) Guru dan siswa membuat kesimpulan dari apa yang sudah dipelajari.

c) Pertemuan ketiga

(1) Salam pembuka, guru mengabsen siswa. (2) Guru menciptakan suasana kondusif di kelas.

(3) Guru mempersilahkan siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan evaluasi akhir atas materi yang telah dibahas. (4) Guru membagikan soal evaluasi berupa soal uraian dan

meminta siswa untuk mengerjakan sesuai kemampuan sendiri.

(5) Guru mengawasi saat proses pengerjaan tes.

(6) Guru meminta lembar jawab soal setelah waktu habis.

(7) Guru membuat kesimpulan dari soal yang diberikan supaya siswa mengetahui letak kesalahannya.

2) Instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis. 3) Menetapkan indikator ketercapaian.


(49)

commit to user

Indikator ketercapaian ini dinilai dari beberapa komponen, seperti yang disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 2. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa

Aspek yang diukur Persentase

Target Capaian Cara mengukur Keaktifan siswa dalam

kegiatan apersepsi

60% Diamati saat guru memberikan apersepsi kepada siswa pada awal pembelajaran.

Keaktifan siswa dalam kelompok saat diskusi

70% Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang

menunjukkan perhatian dan kesungguhan dalam kelompok selama KBM.

Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dan bertanya

70% Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang menjawab dan bertanya.

Kemandirian dalam mengerjakan soal ulangan

70% Diamati saat ulangan, dihitung dari jumlah siswa mandiri dalam menyelesaikan soal. Ketuntasan hasil evaluasi

(KKM 75)

70% Dihitung dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai 75 ke atas.

b. Tahap pelaksanaan, dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan yang dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap dampak tindakan.

c. Tahap observasi, dilakukan dengan mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar terutama dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan metode Numbered Heads Together (NHT) dan peran siswa dalam proses belajar mengajar yang langsung diamati oleh peneliti dengan bantuan guru mitra.

d. Tahap refleksi, dilakukan analisis terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan hasil penguasaan materi (nilai tes) terhadap proses pembelajaran yang


(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

telah dilaksanakan. Data yang diperoleh selanjutnya menjadi bahan refleksi bagi peneliti untuk memperbaiki proses pembelajaran berikutnya dalam siklus II.

2. Rancangan Siklus II

Rencana Penelitian Tindakan kelas pada siklus II ini disesuaikan dengan kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada siklus I, sehingga rencana tindakan bertujuan untuk memperbaiki kekurangan atau masalah pada siklus sebelumnya.


(51)

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Riwayat Singkat

SMK Wikarya adalah sekolah menengah kejuruan ekonomi swasta yang tertua di Karanganyar. Pada tahun 1972, hanya ada satu Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) di Kabupaten Karanganyar yaitu SMK Negeri 1 Karanganyar. Sementara itu, jumlah lulusan SMP yang ingin melanjutkan pendidikan mereka ke SMEA cukup banyak. Berangkat dari kondisi tersebut, beberapa orang guru SMEA Negeri 1 Karanganyar memutuskan untuk membuka sekolah swasta bersama-sama, untuk menampung sebagian siswa yang tidak lolos ke SMEA Negeri 1 Karangnyar. Sekolah yang baru itu diberi nama SMEA Wikarya.

Ketika berdiri, Wikarya belum memiliki gedung sendiri, dan harus meminjam gedung SMEA Negeri 1, sehingga para siswa masuk siang hari. Sebagai awal sejarah sekolah ini hanya ada 3 ruang kelas. Kemudian sejak tahun 1980 mulai diadakan pembangunan hingga saat ini memiliki 21 kelas dan gedung berlantai dua.

Para guru yang mendirikan sekolah ini adalah Dra. Noel Susenowati (menjabat sebagai kepala sekolah sementara pada waktu sekolah resmi dibuka), Soekamto, BA (memegang jabatan sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum) dan Drs. Suprapto (sebagai bendahara sekolah).

Kepala Sekolah SMK Wikarya setelah Ibu Noel Susenowati adalah Bp. Sutoso, Bc.Hk, disusul oleh Bp. Ignatius Suyatno, sebelum akhirnya jabatan tersebut dipegang oleh Bp. Suhanto hingga sekarang.

2. Keadaan Lingkungan Belajar

SMK Wikarya Karanganyar berada di Jalan Ngalian Rt.03/Rw.12 Jungke Karanganyar.

a. Batas sebelah Utara : SMK Bakti Karya.


(52)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

b. Batas sebelah Selatan : Jalan Bibis. c. Batas sebelah Timur : Jalan Ngalian.

d. Batas sebelah Barat : Lingkungan rumah warga desa Jungke.

Jika dilihat dari kondisi lingkungan sekitar SMK Wikarya Karanganyar terletak di tepi jalan raya yang cukup strategis. Walaupun terletak di tepi jalan raya letak ruang kelas yang terletak pada bangunan yang besar dan tertutup menjadikan proses belajar mengajar tidak terganggu oleh lalu lalang kendaraan, maka dapat dikatakan bahwa keadaan lingkungan belajar siswa cukup terjamin ketenangan dan kenyamanannya. Dengan demikian proses belajar mengajar dapat berjalan dengan tenang dan lancar.

3. Visi, Misi dan Tujuan

b. Visi Sekolah

Terciptanya tenaga kerja tingkat menengah yang berjiwa Pancasila dan profesional yang mampu berkompetisi di era global.

c. MisiSekolah

1) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berbasis produktif. 2) Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah sesuai kebutuhan

industri/kantor/pasar yang mampu bersaing dan mempunyai keunggulan di bidang bisnis manajemen/kewirausahaan.

3) Memberikan bekal kepada siswa agar mampu mengembangkan diri dan meningkatkan martabatnya.

d. Tujuan Sekolah

1) Terwujudnya SMK Wikarya Karanganyar sebagai pusat pendidikan dan pelatihan kompetensi teknologi kejuruan yang berbasis manajemen wirausaha.

2) Menghasilkan tamatan yang profesional, tangguh, berjiwa mandiri dan berbudi luhur yang mampu menguasai bahasa pergaulan internasional (Bahasa Inggris).

3) Bersama instansi lain yang terkait menunjang pelaksanaan otonomi daerah kabupaten Karanganyar.


(54)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

maksimal, karena dalam pengamatan penulis dari hasil pekerjaan siswa menunjukkan nilai rata-rata kelas adalah 57,5 Padahal KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran akuntansi adalah 75 dan rata-rata tersebut masih minim sekali.

2. Ditinjau dari segi guru

Guru masih menggunakan metode pembelajaran yang monoton yaitu ceramah dengan sedikit tanya jawab sehingga siswa kurang tertarik dan bosan dengan pembelajaran akuntansi.

Guru kurang menguasai kelas. Guru hanya terfokus pada beberapa siswa yang pandai dalam mata pelajaran akuntansi, selain itu guru kurang tegas dalam mengelola kelas sehingga ketika pembelajaran belangsung siswa berbicara sendiri dengan temanya.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.

1. Siklus I

Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus I melalui pembelajaran kooperatif dengan tipe Numbered Heads Together (NHT) adalah:

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Rabu, 23 Februari 2011 di ruang tamu SMK Wikarya Karangnayar. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan permasalahan siswa dalam memahami materi akuntansi dan kurangnya minat siswa dalam belajar akuntansi. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada silus I

akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan yakni Jum’at tanggal 4 Maret,

Senin tanggal 7 Maret dan Rabu tanggal 9 Maret 2011.


(1)

commit to user

4. Menumbuhkan minat belajar dan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran

akuntansi.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang dikemukakan di atas, maka implikasi dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Penelitian ini memberikan gambaran mengenai keberhasilan suatu proses pembelajaran yang berpusat pada siswa melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. NHT mengarah pada keterlibatan siswa dalam kerja sama di suatu kelompok. Dengan NHT siswa juga belajar lebih bertanggung jawab dalam kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Anita Lie (2008:59) yang menyatakan bahwa NHT memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu juga mendorong siswa lebih bersemangat dalam bekerja sama di suatu kelompok.

Siswa merupakan subyek pokok dalam kegiatan pembelajaran. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi belajar siswa yang akan berpengaruh pada berhasil tidaknya proses belajar siswa. Faktor tersebut antara lain kecerdasan, minat, keaktifan siswa, guru dan teman sekelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Muhibbin Syah M.Ed (2005:132) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dibedakan menjadi tiga macam yaitu faktor internal siswa (aspek fisiologis dan psikologis), faktor eksternal siswa (faktor yang berasal dari luar diri siswa) dan faktor pendekatan belajar siswa.

Penelitian mengenai tipe ini memberikan pengaruh yang positif pada hasil yang dikeluarkan seperti, penerimaan teman dengan latar belakang dan tingkat akademik yang berbeda-beda. Selain itu, prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor belajar.

2. Implikasi Praktis

Penelitian ini memberikan gambaran secara jelas bahwa melalui penggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran


(2)

commit to user

akuntansi dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi. Bagi guru bidang studi akuntansi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif pilihan dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Disamping itu dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam prose belajar mengajar.

Pemberian tindakan dari siklus I sampai siklus II memberikan deskripsi bahwa terdapat kekurangan dan kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran akuntansi berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi pada perlaksanaan tindakan pada siklus II. Dari pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan prestasi belajar siswa baik proses maupun hasil dari pembelajaran akuntansi.

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Hendaknya memotivasi guru untuk selalu mengembangkan dan menerapkan model dan metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif dan lebih mudah untuk memahami materi pelajaran.

2. Bagi Guru

a. Guru hendaknya selalu meningkatkan kemampuannya dalam

mengembangkan dan menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas, sehingga kualitas pembelajaran dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya.

b. Guru hendaknya memilih metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

c. Guru lebih meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan dengan siswa

agar dapat membantu kesulitan yang dialami oleh siswa.

3. Bagi Siswa

a. Dengan adanya penerapan pembelajaran koopratif dengan tipe NHT,


(3)

commit to user

dalam satu kelompok untuk memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru.

b. Siswa lebih meningkatkan kemampuan berdiskusi dan bersosialisasi

dengan siswa lain.


(4)

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Achmad Tjahjono dan Sulastiningsih. 2003. Akuntansi Pengantar: Pendekatan Terpadu Buku I. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Agus Suprijono. 2010. Cooperative Learning-Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Anita Lie. 2010. Cooperative Learning – Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang kelas. Jakarta : PT. Grasindo.

Anwar Kholil. 2009. Interaksi Sebagai Proses Belajar Mengajar.

http://anwarholil.blogspot.com/2009/01/interaksi-sebagai-proses-belajar.html

Basrowi dan Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Ferry Pierterz dan Horasdia Saragih. 2010. Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Terhadap Pencapaian Matematika Siswa di SMP N1 Cisarua. Jurnal Pendidikan.

Isjoni. 2007. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok.

Bandung: Alfabeta.

Isrokah. 2009. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT untuk Meningkatkan Kreatifitas dan Hasil Belajar Matematika pada Lingkaran bagi Siswa Kelas VIII C SMP N 2 Mayong pada Semester II Tahun 2009/2010. Jurnal Pendidikan.

Lilis Ernawati. 2010. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe

Numbered Heads Together (NHT) sebagai Upaya untuk Meningkatkan

Prestasi Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas XI IS 3 SMA N 2 Suarkarta Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi: Universitas Sebelas Maret.

Moelyati, Toto Sucipto dan Sumardi. 2007. Akuntansi 1B Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Muhibbin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Oemar Hamalik. 1992. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: CV Sinar Baru.


(5)

commit to user

Rudianto. 2009. Pengantar Akuntansi. Jakarta:Erlangga.

Sardiman AM. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Slavin, Robert E .2008. Cooperative Learning : Teori, Riset, dan Praktik. Bandung : Nusamedia

Soedomo Hadi. 2005. Pendidikan Suatu Pengantar. Surakarta: LPP UNS.

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, & Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Sutratinah Tirtonegoro. 1988. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: PT Bina Aksara.

Tabrani Rusyam, Atang Kusdinar, dan Zainal Arifin. 1989. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV Remadja Karya.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Umar Tirtarahardja dan La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

UU No.20 Tahun 2003 ( SISDIKNAS). www.google.co.id diakses tanggal 30 Desember 2010.


(6)

Dokumen yang terkait

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Keaktifan Pembelajaran Siswa Kelas X Akuntansi Smk Prawira Marta Kartasura Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 16

PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Keaktifan Pembelajaran Siswa Kelas X Akuntansi Smk Prawira Marta Kartasura Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Keaktifan Pembelajaran Siswa Kelas X Akuntansi Smk Prawira Marta Kartasura Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 14

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI.

0 0 11

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KOMPETENSI DASAR JURNAL KHUSUS SISWA KELAS X AKUNTANSI 2 SMK KOPERASI YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 1 211

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA AKUNTANSI KELAS X AKUNTANSI 2 DI SMK NEGERI 1 BANTUL TAHUN AJARAN.

0 2 126

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014.

4 80 195