cakrawala pengalaman. Melalui berbicara wawasan seseorang akan bertambah karena ia akan mendapat umpan balik dari orang lain.
7 Berbicara adalah pancaran pribadi Gambaran pribadi seseorang dapat diidentifikasikan dengan berbagai
cara, salah satunya dari cara seseorang berbicara. Berbicara pada hakikatnya melukiskan apa yang ada di hati, misalnya pikiran, perasaan, keinginan, ide,
dan lain-lain. Kualitas suara, tinggi suara, nada, dan kecepatan suara dalam berbicara merupakan indikator keadaan emosi seseorang. Dengan demikian
melalui cara bicaranya, kepribadian seseorang dapat diketahui.
c. Faktor-faktor Penunjang Keefektifan Berbicara
Kita dapat melihat faktor-faktor yang menentukan keefektifan berbicara, yaitu pembicara, pendengar dan pokok pembicaraan yang dipilih. Ketiga faktor ini
sangat menentukan berhasil tidaknya kegiatan berbicara. Selain itu faktor bahasa tentu juga sangat menentukan. Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. 1991: 31-32
memberikan rambu-rambu agar seseorang mampu berbicara dengan baik seorang pembicara harus, di antaranya: 1 menguasai masalah yang dibicarakan; 2 mulai
berbicara jika situasi sudah mengizinkan; 3 pengarahan yang tepat dan memancing perhatian pendengar; 4 berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat;
5 pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu; 6 pembicara sopan, hormat dan melihatkan rasa persaudaraan; 7 dalam komunikasi dua arah, mulai
berbicara jika sudah dipersilakan; 8 kenyaringan suara; dan 9 pendengar akan lebih terkesan kalau ia menyaksikan pembicara sepenuhnya.
Sementara itu Hassan Nur 2008: 2 menjelaskan bahwa setidaknya ada empat faktor yang harus dimiliki oleh seorang pembicara jika ingin berhasil dalam
berbicara, yaitu: 1 percaya diri; 2 kejelasan suara; 3 ekspresigerak mimik; dan 4 kelancaran komunikasi. Lebih lanjut, Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S.
1991: 87 menjelaskan bahwa keefektifan berbicara ditunjang oleh dua faktor yaitu faktor kebahasaan dan non kebahasaan. Faktor kebahasaan meliputi: 1
ketepatan ucapan; 2 penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai; 3 pilihan kata diksi; dan 4 ketepatan sasaran pembicaraan. Adapun faktor
nonkebahasaan meliputi: 1 sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku; 2 mimik dan gerak badan atau pandangan; 3 penampilan; 4 menghargai pendapat orang
lain; 4 kenyaringan suara; 5 kelancatan; 6 penalaran; dan 7 penguasaan topik.
d. Merencanakan Pembicaraan
Keterampilan berbicara di depan khayalak ramai, atau yang dikenal dengan istilah public speaking, tidak akan muncul begitu saja pada diri seseorang.
Keterampilan itu diperoleh setelah melalui berbagai latihan dan praktik penggunaannya. Bertolak dari masalah itulah para ahli banyak menaruh perhatian
terhadap upaya membina dan mengembangkan keterampilan berbicara. Ehninger dalam Munawaroh, 2008: 27 mengajukan tujuh langkah yang
harus dilalui dalam mempersiapkan suatu pembicaraan. Ketujuh langkah tersebut ialah: 1 menyeleksi dan memusatkan pokok pembicaraan; 2 menentukan
tujuan khusus pembicaraan; 3 menganalisis pendengar dan situasi; 4 mengumpulkan materi; 5 menyusun ragangankerangka dasar outline; 6
mengembangkan ragangankerangka dasar; dan 7 menyajikan pembicaraan. Wainringht dalam Munawaroh, 2008: 28 menyarankan enam langkah yang
harus dilalui dan dikuasai oleh seseorang agar tepat menjadi pembicara yang baik. Langkah-langkah yang disarankan oleh Wainright tersebut adalah: 1 memilih
topik; 2 memahami dan menguji topik; 3 memahami latar belakang pendengar dan situasi; 4 menyusun kerangka pembicaraan; 5 mengujicobakan; dan 6
menyajikan. Gorys Keraf 1980: 316 mengusulkan tiga langkah pokok dalam
merencanakan suatu pembicaraan. Ketiga langkah pokok itu ialah: 1 meneliti masalah; 2 menyusun uraian; dan 3 mengadakan latihan. Langkah pokok yang
masih bersifat umum itu dapat dikembangkan menjadi langkah-langkah yang spesifik. Hasil pengembangan langkah yang bersifat umum menjadi langkah
bersifat khusus adalah sebagai berikut: 1 menentukan maksud; 2 menganalisis pendengar dan situasi; 3 memilih dan menyempitkan topik; 4 mengumpulkan
bahan; 5 membuat kerangka uraian; 6 menguraikan secara mendetail; dan 7 melatih dengan suara nyaring Gorys Keraf, 1980: 317-318.
e. Ciri Pembicara yang Baik