Persiapan Sebelum Pembelajaran Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Berbicara

6 Meminimalisir penggunaan bahasa Jawa Kebiasaan siswa yang selalu berinteraksi dengan menggunakan bahasa Jawa terkadang terbawa ke dalam proses belajar mengajar. Kebiasaan ini terjadi ketika diganggu teman yang lain kemudian menanggapinya dengan bahasa Jawa. Hal ini jelas menganggu terciptanya pembelajaran bahasa Indonesia, terutama ketika siswa harus berbicara di hadapan orang banyak. Diakui siswa bahwa dalam praktik di depan kelas mereka sering keceplosan menggunakan bahasa Jawa. Akan tetapi hal ini telah diupayakan siswa untuk selalu berusaha menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan meminimalisir penggunaan bahasa Jawa. Selain itu guru juga selalu mengingatkan agar siswa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Peringatan guru tersebut tampaknya cukup membantu siswa untuk berbahasa Indonesia dengan baik. Pernyataan tersebut tampak pada penjelasan ZA dalam kutipan wawancaranya sebagai berikut. Pen. : “Kalau penggunaan bahasa daerah yang biasanya terjadi tanpa sengaja itu masih ada atau tidak, lalu bagaimana usahanya?” Nar. : “Ya masih terjadi, soalnya susah untuk menghilangkannya, tapi ya berusaha untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik Pak.” Pen. : “Apakah kalau dek Zulfi atau kawan-kawan lupa, terus menggunakan bahasa Jawa tidak diingatkan ibu guru?” Nar. : “Ya bu guru selalu mengingatkan agar kita menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar” CL No. 1.4. Dari kutipan wawancara tersebut dapat dijelaskan adanya upaya dari siswa dan juga dari guru untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dalam proses belajar mengajar. Siswa senantiasa belajar menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk berkomunikasi, khususnya komunikasi dalam pembelajaran.

B. Pembahasan

1. Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Berbicara

a. Persiapan Sebelum Pembelajaran

Persiapan merupakan langkah yang sangat penting dan akan menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran berbicara di SMP Negeri 3 Salatiga, persiapan dilakukan tidak hanya oleh guru akan tetapi juga oleh siswa. Baik guru maupun siswa berpendapat bahwa dengan adanya persiapan tersebut pembelajaran berjalan menjadi lebih lancar dan mencapai hasil yang diinginkan. Para siswa mempersiapkan diri apabila telah mendapat perintah, penjelasan, informasi atau himbauan dari guru, satu atau dua minggu sebelumnya. Setelah menerima penjelasan dari guru, para siswa mempersiapkan diri sesuai dengan instruksi yang disampaikan guru. Para siswa mempersiapkan dengan alat peraga seperti boneka, poster, foto dan yang lainnya sesuai dengan kebutuhan. Selain itu para siswa juga mempersiapkan diri dengan membuat naskah dan bahkan menghapal naskah tersebut manakala hal tersebut diperlukan. Adapun persiapan yang dilakukan guru di antaranya adalah pembuatan RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dengan adanya RPP proses pembelajaran akan terarah karena tujuan, materi, metode, langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar, dan teknik penilaian telah direncanakan. Walaupun RPP dibuat secara periodik, artinya RPP dibuat tiap satu tahun, tiap semester atau tiap periode tertentu, bukan setiap mau mengajar, hal tersebut tetap besar manfaatnya. Hal tersebut apabila penggunaannya secara sadar bukan sekedar memenuhi formalitas, melainkan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Selain membuat RPP guru juga mempersiapkan kelengkapan pembelajaran sebagaimana yang termuat dalam RPP. Misalnya mencari model, media dan yang lainnya. Bertolak dari keadaan tersebut seharusnya siswa harus mematangkan persiapan. Siswa tidak boleh hanya belajar saat menghadapi ulangan dalam hal ini praktik berbicara saja. Siswa harus belajar dan senantiasa melakukan persiapan, melatih kemampuan berbicara agar selalu siap manakala dibutuhkan. Persiapan yang baik membuat pembelajaran semakin terarah. Siswa tidak lagi kebingungan dan tidak tahu apa yang akan diperbuat ketika diminta berbicara. Di sisi lain, guru pun tak kalah pentingnya untuk melakukan persiapan. Guru adalah nahkoda dalam proses belajar mengajar. Semakin baik persiapan guru, semakin terarah pula pembelajaran yang dikendalikannya. Pembelajaran keterampilan berbicara dengan persiapan yang matang, tidak akan menjadikan pembelajaran keterampilan berbicara sekedar berceramah atau menyuruh anak berbicara di depan kelas, tetapi menggunakan metode, teknik, prosedur dengan langkah-langkah yang direncanakan dan selalu disempurnakan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman guru. Dengan demikian pembelajaran akan menjadi lebih bermakna dan pada akhirnya tujuan pembelajaran pun akan terlaksana.

b. Penerapan Strategi dan Metode Pembelajaran