d. Pemilihan Materi Ajar
Dengan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran KTSP, guru bisa mengembangkan materi ajar sesuai kondisi dan situasi daerah atau sekolah
masing-masing. Di SMP Negeri 3 Salatiga materi ajar, khususnya materi untuk keterampilan berbicara disesuaikan dengan kurikulum yang ada, yang termuat
dalam silabus. Misalnya dalam silabus kompetensi dasarnya adalah menceritakan pengalaman yang paling berkesan, maka guru mengajarkan materi tersebut tanpa
mengembangkan atau mencari materi lain, menceritakan pengalaman liburan misalnya. Akan tetapi jika dalam kompetensi dasar tidak dijelaskan secara pasti,
misalnya berpidato, maka siswa diberi kebebasan untuk mengembangkan pidato tersebut. Bisa pidato sambutan, pidato perayaan ulang tahun, orasi calon ketua
OSIS, dan berbagai jenis pidato lainnya. Siswa juga diberi kebebasan memilih teknik dalam berpidato. Siswa bisa menghapal, menggunakan teks, impromtu atau
metode yang lainnya. Sebagaimana dijelaskan AM dalam kutipan wawancaranya sebagai berikut.
Itu kan sesuai KD, misalnya bercerita otomatis yan bercerita. Dalam KD kan sudah jelas, menceritakan pengalaman yang paling berkesan,
otomatis itu. Kalau tema, sekarang kan tidak tematik, misalnya membuat pidato, bisa kita menentukan tema atau anak memilih sendiri.
Tergantung dalam KDnya apa Misalnya disebutkan berpidato saja, jadi bebas memilih materi. Tapi kalau di situ sudah dijelaskan tentang apa,
otomatis mengikuti CL No. 1.2.
Pengembangan pemilihan materi juga dilakukan oleh guru untuk kompetensi dasar tertentu. Misalnya ketika kompetensi dasarnya menanggapi cara
pembacaan cerpen, guru memilihkan cerpen yang sesuai dengan kehidupan dan background knowledge siswa. Materi dipilih sesuai hobi, usia, tren masa kini dan
hal-hal lain yang sesuai kehidupan siswa. Pemilihan materi ini bertujuan agar anak tertarik dan tidak mudah bosan terhadap pelajaran. Diungkapkan oleh ED
contoh materi yang pernah digunakan guru dalam pembelajaran berbicara adalah materi yang bertemakan cinta segi tiga, saat bermain peran. Siswa tidak diberikan
materi yang terlalu berat. Materi disesuaikan dengan kondisi psikologis anak.
Dengan tema ini siswa menjadi lebih tertarik dan mudah mencerna pelajaran. Hal tersebut dijelasan ED dalam kutipan wawancaranya sebagai berikut.
Materi itu guru sendiri yang memilih, biasanya saya pilih berdasarkan usia anak, tren dan hobi. Jadi siswa lebih tenang. Misalnya tema saya
ambil cinta segitiga, pokoknya kita ambil yang sesuai dengan kehidupan saat ini CL No. 1.1.
Adapun untuk buku dan referensi, guru tidak menentukan dan mengharuskan kepada siswa untuk memakai buku tertentu. Siswa bebas memilih
buku yang sesuai dengan materi yang ada. Terlebih materi berbicara, siswa bisa mengambil materi dari majalah, koran, radio, televisi, lingkungan atau bahkan
dari pikiran siswa sendiri. Namun demikian, guru juga memiliki buku pedoman atau buku acuan sebagai bahan ajar. Misalnya Buku Bahasa Indonesia terbitan
Erlangga karya Nurhadi dkk. serta buku yang lainnya yang dirasa perlu. Sekolah juga menyediakan buku yang sifatnya sebagai buku pegangan atau buku paket.
Selain itu siswa juga bisa memanfaatkan perpustakaan yang cukup memiliki banyak koleksi buku. Dengan demikian siswa tidak merasa dibebani untuk
memiliki atau membeli buku tertentu. Gambar berikut adalah contoh buku yang dipakai guru SMP Negeri 3 Salatiga.
e. Interaksi dalam Pembelajaran