Pangan Penerimaan Produsen dan Preferensi Konsumen terhadap Penggunaan MOCAF sebagai Campuran Bahan Baku Mi Basah (Studi Kasus pada CV Taruna di Bogor)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pangan

Berdasarkan Undang-Undang UU No.7 Tahun 1996, Pasal 1 Ayat 1, “Pangan adalah sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan dan minuman”. Pangan pokok adalah pangan yang muncul dalam menu sehari-hari, mengambil porsi terbesar dalam hidangan dan merupakan sumber enegi terbesar. Sedangkan pangan pokok utama ialah pangan pokok yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk serta dalam situasi normal dan tidak dapat digantikan oleh jenis komoditas lain Khumaidi dalam Hessie, 2009. Indonesia adalah negara yang kaya akan etnik, budaya, ras, dan agama. Oleh karena itu, tak mengherankan bila banyak sekali perbedaan antara suatu daerah dan daerah lainnya. Begitu pula dengan makanan yang dikonsumsi, setiap provinsi atau sebuah pulau biasanya memiliki makanan pokok tersendiri. Namun, makanan pokok orang Indonesia pada umumnya adalah nasi. Nasi berasal dari beras yang berasal dari padi. Masyarakat yang terbiasa mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok yakni penduduk di wilayah Indonesia bagian barat, seperti Pulau Jawa dan Sumatera. Jenis nasi di Indonesia pun berbeda-beda, setiap daerah mempunyai nasi atau padi khas masing-masing. Selain nasi, makanan pokok Indonesia yang lain adalah sagu dan jagung yang biasanya dapat ditemui di wilayah bagian timur Indonesia, seperti Papua yang dominan dengan sagunya dan Sulawesi yang dominan dengan makanan menggunakan jagung. Selain ketiga makanan pokok itu, sebenarnya ada beberapa makanan lain yang dinilai berpotensi menjadi pilihan sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia yakni kentang, umbi garut, talas, singkong, beras merah, soun, dan bihun, roti, serta mi. Menurut Tambunan 2003, keamanan pangan penting dalam menjamin pangan yang aman dan layak dikonsumsi. Suplai pangan yang aman tidak hanya melindungi kesehatan masyarakat Indonesia, tetapi juga meningkatkan kualitas generasi muda kita dengan pangan yang aman dan layak dikonsumsi. Pemerintah Indonesia berkeinginan untuk terus menerus meningkatkan mutu dan keamanan pangan dan menumbuhkan kesadaran di kalangan masyarakat mengenai pentingnya keamanan pangan, sehingga kasus keracunan yang sering terjadi di kalangan masyarakat dapat dihindari. Kementerian Pertanian periode 2010-2014 memiliki empat target keberhasilan, yaitu 1 Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan. 2 Peningkatan diversifikasi pangan. 3 Peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor. 4 Peningkatan kesejahteraan petani. Pada rencana strategis Kementerian Pertanian renstra Kementan 2010-2014 disebutkan peningkatan diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan merupakan salah satu strategi mencapai ketahanan pangan. Tujuannya adalah agar masyarakat tidak bergantung pada bahan pangan pokok tertentu karena dapat menyebabkan elastisitas ketersediaan bahan pangan pokok menjadi rendah sehingga mempengaruhi tingkat ketahanan pangan dalam negeri dan hal tersebut dapat berdampak secara ekonomi. Menurut rekomendasi Widyakarya Pangan dan Gizi tahun 2004, persentase konsumsi karbohidrat dari padi-padian cukup sebesar 50 persen dan untuk melengkapi kebutuhan karbohidrat dapat dicukupi dengan mengkonsumsi umbi- umbian. Kondisi tersebut sangat berbeda dengan kenyataan pola konsumsi masyarakat Indonesia. Berdasarkan data, masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras lebih banyak daripada asupan karbohidrat yang dibutuhkan, yakni mencapai 62,2 persen untuk tahun 2007 renstra Kementan. Tingginya konsumsi beras menunjukkan bahwa ketergantungan masyarakat akan beras sebagai bahan pangan pokok masih sangat tinggi, sedangkan Indonesia memiliki bahan pangan sumber karbohidrat yang beraneka ragam, seperti singkong, ubi jalar, dan jagung. Pemerintah Indonesia yang terdiri dari Presiden, Gubernur, Bupati, dan Walikota pada berbagai dokumen pembangunan nasional menyatakan bahwa ketahanan pangan sebagai salah satu prioritas pembangunan. Membangun ketahanan pangan merupakan hal yang seharusnya dilakukan oleh suatu negara, pembangunan ketahanan pangan memerlukan cakupan luas, keterlibatan lintas sektor, multidisiplin, dan penekanan pada basis sumberdaya lokal. Adapun operasionalisasi ketahanan pangan pada berbagai tingkat pemerintahan di Indonesia yaitu pada tingkat nasional dilakukannya swasembada pada komoditas strategis, pada tingkat propinsi, kabupatenkota, dan desa dengan melakukan pemanfaatan potensi lokal dan pada tingkat masyarakat dilakukan peningkatan kemampuan fisik, sosial, politik, dan ekonomi Departemen Pertanian, 2008.

2.2. Ketahanan Pangan