Kegiatan Pemasaran Kegiatan Perusahaan 1. Kegiatan Produksi

Perusahaan memproduksi rata-rata 64 bal mi sagu setiap harinya. Perbandingan tepung yang digunakan untuk produksi dengan jumlah mi sagu yang dihasilkan adalah satu banding empat dalam kg. Jenis mi sagu yang diproduksi hanya yang berbentuk bulat dengan dua jenis warna. Perusahaan memproduksi mi berwarna kuning dan merah kecoklatan sesuai dengan permintaan pelanggan. Dalam proses produksi diperlukan beberapa peralatan yaitu meja tempat mengaduk adonan, alat pencetak manual, tungku pemasak, wajan, ember untuk penyiapan adonan, ember perendaman mi, sendok pengaduk, tirisan, kipas angin, wajan minyak kacang, timbangan, serta meja pendinginan, dan pengemasan. Proses produksi terdiri dari beberapa tahap yaitu pembuatan binder campuran air, tawas, pewarna, dan 20 persen tepung sagu yang direbus selama lima menit hingga homogen, selanjutnya tepung sagu ditambahkan ke dalam binder sambil terus diaduk. Pengadukan dilakukan secara manual hingga terbentuk adonan yang kalis licin. Adonan mi tersebut kemudian dicetak dan direbus selama kurang lebih satu menit. Mi dipindahkan ke dalam bak berisi air dibiarkan selama satu jam. Mi ditiriskan dan dilimuri minyak kacang agar tidak lengket. Proses produksi mi sagu basah dapat dilihat pada Gambar 7.

4.3.2. Kegiatan Pemasaran

Promosi dilakukan untuk mendorong pembelian produk secara lebih cepat dan lebih besar. Selain itu, promosi bertujuan mengkomunikasikan produk kepada masyarakat agar lebih dikenal. Kegiatan promosi dilakukan dengan memajang produk di tempat penjual atau distributor di pasar dengan memberikan sampel dari produk. Perusahaan mempunyai tiga orang tenaga pemasar yang sekaligus menjadi pengantar pesanan mi basah. CV Taruna hanya melakukan kegiatan penjualan di pabrik saja dengan mengantarkan pesanan kepada pedagang. Perusahaan memiliki 20 orang pelanggan. Pelanggan merupakan distributor yang menjual mi basah kepada pengecer. Mereka melakukan pemesanan mi basah setiap harinya. Selanjutnya, mi basah dijual kepada pedagang pengecer seperti pedagang bakso, soto bogor, dan pedagang makanan olahan mi basah lainnya. Pengecer kemudian menjualnya kepada konsumen akhir yang mengkonsumsi makanan siap santap. Alur kegiatan pemasaran CV Taruna dapat dilihat pada Gambar 8. Pedagang Gambar 8. Diagram alur kegiatan pemasaran CV Taruna 4.4. Karakteristik Responden Responden terdiri dari produsen mi basah, pedagang, dan konsumen. Produsen yang menjadi responden yakni pengusaha mi basah. Sedangkan pedagang mi basah yang menjadi responden pada penelitian merupakan distributor mi yang menjual mi kepada pengecer. Distributor terdiri dari 20 orang. Distributor tersebar di beberapa lokasi berbeda yaitu di Pasar Leuwiliang, Pasar Ciampea, Pasar Bogor, Pasar Anyar, Pasar Cumpok, Pasar Ciawi, Cisarua, dan Caringin. Sementara, konsumen yang menjadi responden terdiri dari 30 orang. 4.4.1.Produsen Pengusaha mi basah bernama Bapak Eman Sula Eman, berusia 39 tahun. Beralamat di Pancasan Baru RT 01 RW 12 Kelurahan Pasir Jaya, Bogor. Sedangkan pabrik mi basah berlokasi di tempat yang berbeda yaitu di RT 04 RW 12 Kelurahan Pasir Jaya, Bogor. 4.4.2.Distributor Distributor perusahaan untuk mi terigu terdiri dari 20 orang yang dilakukan dua kali penilaian dengan dua kali percobaan produksi mi basah. Tidak semua pengisian kuesioner tahap kedua dilakukan oleh distributor yang melakukan pengisian kuesioner pada tahap pertama percobaan. Karakteristik distributor berdasarkan usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 6. Perusahaan Produsen Distributor Pengecer Konsumen Tabel 6. Karakteristik distributor pabrik mi basah Usia Tahun Jenis Kelamin Jumlah Wanita Pria 17-22 0 1 1 23-28 1 3 4 29-34 2 1 3 35-40 0 2 2 41-46 1 6 7 47-52 0 53-58 2 1 3 Jumlah 6 14 20 Distributor mi basah tersebar dibeberapa lokasi yaitu di Pasar Leuwiliang, Pasar Ciampea, Pasar Bogor, Pasar Anyar, Pasar Cumpok, Pasar Ciawi, Cisarua dan Caringin. Distributor pada masing-masing daerah mempunyai kriteria yang berbeda dalam memilih mi untuk mereka jual yaitu warna, tekstur, dan kelembutan. Semua distributor lebih menyukai tekstur yang kasar dan keras sebagai tanda bahwa mi tahan lebih lama dibandingkan dengan mi yang dengan tekstur lembut. 4.4.3.Konsumen Akhir Konsumen akhir terdiri dari 30 orang yaitu 15 orang wanita dan 15 orang pria. Semua responden 100 persen menyukai makanan olahan dari mi basah. Responden melakukan penilaian terhadap mi basah yang telah diolah lebih lanjut menjadi mi goreng. Karakteristik konsumen dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 7. Tabel 7. Karakteristik konsumen akhir mi basah Usia Tahun Jenis Kelamin Jumlah Wanita Pria 17-22 12 10 22 23-28 3 5 8 Jumlah 15 15 30 Setelah pengolahan data konsumen akhir dapat diketahui frekuensi responden dalam mengkonsumsi mi basah sebagai makanan yang disukai, dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Frekuensi konsumsi mi basah Jenis Kelamin Frekuensi Jumlah 1 2 3 4 Wanita 4 5 2 4 15 Pria 2 5 6 2 15 Jumlah 6 10 8 6 30 Sedangkan data mengenai waktu mengkonsumsi mi basah oleh konsumen dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 . Waktu konsumsi mi basah Pagi Siang Sore Malam Jumlah Wanita 2 9 3 1 15 Pria 1 7 1 6 15 Jumlah 3 16 4 7 30 Diketahui bahwa 50 persen responden pernah mendengar MOCAF namun 50 persennya mengaku belum pernah mendengar MOCAF. Sebanyak 26 orang responden 86,67 persen tertarik untuk mengkonsumsi mi yang menggunakan bahan baku campuran MOCAF dengan terigu, sedangkan empat orang responden 13,33persen tidak tertarik untuk mengkonsumsinya. 4.5. Analisis Teknis dan Finansial 4.5.1.Penerimaan Teknis