Sejarah Batik di Kawasan Trusmi

4.1.2 Sejarah Batik di Kawasan Trusmi

Nama Trusmi dan batiknya memang tidak terlepas dari keberadaan Ki Buyut Trusmi. Menurut buku Babad Tanah SundaBabad Cirebon, Ki Buyut Trusmi yang bernama asli Pangeran Cakra Buwana atau Pangeran Walangsungsang merupakan anak ke-1 dari Prabu Siliwangi dengan Nyimas Subangkeranjang Gambar 5. Prabu Siliwangi + Nyimas Subangkeranjang Pangeran Cakra Buwana Nyimas Rarasantang Pangeran Raja Sengara Gambar 5 Silsilah keluarga Pangeran Cakra Buwana Asal nama Pangeran Cakra Buwana menurut buku Babad SundaBabad Cirebon adalah Walangsungsang. Saat Walangsungsang pergi ke Gunung Jati untuk belajar agama Islam, Walangsungsang bertemu dengan Ki Syekh Nurjati. Kemudian oleh Ki Syekh Nurjati, Walangsungsang diberi nama Somadullah. Pada hari ahad tanggal 1 Suro 1445 M Ki Syekh Nurjati menugaskan Somadullah membangun dukuhpemukiman. Somadullah beristirahat di rumah Ki Gedeng Alang-Alang dan diberi nama Cakra Buwana, karena menganggap Somadulloh sebagai anaknya. Di daerah inilah Cakra Buwana membuat pemukiman yang disebut Cirebon. Nama Ki Buyut Trusmi diterima Pangeran Walangsungsang ketika Cirebon diserahkan kepada Sunan Gunung Jati. Pangeran Walangsungsang mengembara dari Keraton Pajajaran sampai di Cirebon. Pangeran Walangsungsang pindah ke Trusmi dan merupakan orang pertama yang berada di wilayah itu. Sehingga Pangeran Walangsungsang dijuluki Ki Buyut Trusmi. Ki Buyut Trusmi mendirikan pesantren dan mengasuh anak Sunan Gunung Jati. Menurut Bapak H.Ahmad, seorang sesepuh di desa ini yang masih merupakan keturunan langsung dari Ki Buyut Trusmi, selain menjadi orang yang pertama berada di wilayah Trusmi, Ki Buyut Trusmi memang mempunyai keterkaitan dengan keberadaan Batik Trusmi. Pada awalnya Sunan Gunung Jati mempunyai batik yang sudah agak lusuh. Sunan Gunung Jati meminta Ki Buyut Trusmi untuk pindon kain batiknya yang lusuh. Ki Buyut Trusmi pun menyanggupinya dan mengerjakannya. Ternyata batik yang dibuat oleh Ki Buyut Trusmi sama persis dengan batik yang lusuh milik Sunan Gunung Jati. Oleh karena itu, di kawasan ini masyarakatnya lebih mengerti tentang batik.

4.1.3 Sejarah Perkembangan Batik di Kawasan Trusmi