BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jawa Barat memiliki beragam kebudayaan yang tersebar di beberapa kota. Sebagai tujuan wisata di Jawa Barat, wisata budaya Cirebon tidak kalah
menawarkan banyak pesona mulai dari wisata sejarah kejayaan kerajaan Islam, wisata kuliner, wisata batik, wisata sejarah wali, wisata kota ulama Cirebon,
wisata masjid, wisata belanja, wisata keliling Kota Cirebon dan sentra kerajinan rotan. Wisata batik yang sangat berpotensi adalah wisata Batik Trusmi.
Wisata Batik Trusmi berada di Desa Trusmi, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon. Desa yang terletak sekitar lima kilometer dari pusat kota ini
sejak puluhan tahun lalu telah menjadi sentra bisnis batik juga memiliki situs atau tempat yang dikeramatkan terbesar kedua setelah situs keramat makam Sunan
Gunung Jati, yaitu makam Ki Gede atau Ki Buyut Trusmi Casta dan Taruna, 2008. Batik yang berkembang di Trusmi diyakini penduduknya sebagai warisan
dari leluhurnya, Ki Gede Trusmi. Batik Trusmi kini satu-satunya sentra batik Cirebon yang dalam perkembangannya sekarang sudah merangkum seluruh
pertumbuhan dan perkembangan batik Cirebon. Bahkan di desa ini diproduksi juga motif-motif batik dari daerah lain seperti Indramayu, Lasem, dan
Pekalongan. Hal yang menarik lainnya dari desa ini selain berbelanja batik adalah
relatif banyaknya ritual-ritual yang masih dijalankan masyarakatnya dengan pengemasan islami. Ritual ini berupa tradisi-tradisi, yaitu tradisi Muludan,
Ruwahan dan selametan puasa, Syawalan, Saparan, Suroan, Memayu dan Ganti Sirap, selametan seputar kehidupan dan kematian. Selain ritual budaya terdapat
kesenian seperti lukis kaca dan tari Baksa serta dialek Bahasa Jawa Cirebon yang khas. Kesenian pertunjukkan yang masih tersisa akan tetapi hanya dimainkan
pada saat-saat tertentu adalah kesenian Brai dan Tari Baksa. Potensi yang dimiliki desa ini dapat menjadi daya tarik wisata yang bermanfaat.
Pertumbuhan Batik Trusmi tampak bergerak dengan cepat. Hal ini bisa dilihat dari munculnya galeri batik yang berada di sekitar jalan utama Desa
Trusmi. Namun, kawasan ini masih belum tertata untuk kenyamanan wisata dan mengekspose daya tarik wisata. Pada saat padat kunjungan wisata terjadi
kesemrawutan kendaraan, kurangnya lahan parkir, dan kenyamanan wisatawan yang kurang. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya penataan lanskap agar
aktivitas wisata dapat efektif memberikan pengalamanpengetahuan dan kenyamanan bagi wisatawan, memberdayakan potensi budaya lokal serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
1.2 Tujuan