Kesenian Aspek Sosial, Budaya, dan Ekonomi .1 Keadaan penduduk dan ekonomi

dengan kurun waktu yang ditentukan sesuai tradisi itu berlangsung. Seperti pada Tabel 8 disediakan bahwa tradisi dengan kegiatannya dapat dijadikan sebagai objek dan atraksi wisata yang berpotensi di kawasan Batik Trusmi. Tabel 8 Aktivitas budaya kawasan Batik Trusmi No Upacara Ritual Aktivitas Budaya 1 Tradisi Muludan a. Panjang Jimat b. Pasar Malam 2 Tradisi Ruwahan Membagi-bagikan berkat 3 Tradisi Syawalan Selepas sholat shubuh dipimpin kepada Desa Trusmi ke Astana Gunung Jati 4 Tradisi Saparan Membuat makanan yang disebut apem 5 Tradisi Suroan a. Membuat bubur suro b. Memperingati peranan Pangeran Walangsungsang dalam mendirikan padepokan Kebon Pesisir sebagai cikal bakal Cirebon c. Adanya 2 musyawarah antara tetua desa 6 Memayu dan Ganti Sirap a. Pergantian atap di Komplek Situs Keramat Ki Buyut Trusmi b. Arak-arakkan atap welit yang baru 7 Seputar Kehidupan dan a. Seputar Kehidupan : Selametan ngupati, mituingrujaki, Kematian nglolosi , puputan, bebersih, nyukur, dan mudun lemo b. Seputar Kematian : Selametan nelung dino, mitung dino, patang puluh dino, nyatus, mendak pisan, mendak pindo, dan nyewu Perbedaan waktu yang ditawarkan oleh tradisi ini memang sangat tidak disadari oleh masyarakat di luar kawasan Batik Trusmi. Masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui adanya tradisi tersebut. Jalan keluar dari permasalahan ini adalah dibuatnya papan interpretasi dimana terdapat informasi tentang keberadaan tradisi ini. Keberadaan papan interpretasi ini diharapkan dapat memberi pengetahuan lebih dari para pengunjung yang hanya bertujuan membeli batik pada awalnya. Papan interpretasi ini akan ditempatkan di area selamat datang atau di tempat-tempat yang dapat dilihat pengunjung dengan jelas.

4.3.3 Kesenian

Masyarakat Trusmi memiliki kesenian yang khas, unik, dan berbeda dari desa lainnya. Kesenian yang masih ada yaitu kesenian Brai, lukisan kaca, dan tari baksa. Namun, sekarang kesenian Brai sudah jarang ditemui hanya dimainkan pada saat tertentu saja. Kesenian ini khusus dipentaskan untuk upacara sedekah bumi atau Ganti Sirap. Kesenian Brai adalah beberapa orang membaca dengan menggunakan genjring yang besar. Lukisan kaca yang berkembang di Trusmi memang belum lama. Diperkirakan lukisan kaca ini mulai ada pada tahun 50an di Trusmi dan mulai kebangkitannya pada tahun 80an dengan pelopor Raden Sugro. Raden Sugro merupakan seorang keturunan dari Keraton Kasepuhan Cirebon yang tinggal di Trusmi. Raden Sugro belajar melukis kaca secara otodidak dengan melihat dan mempelajari karya pamannya yaitu Raden Saleh yang merupakan pujangga dan pengukir dari Keraton Kasepuhan. Karya lukisan pada generasi Raden Sugro adalah serabad, insan kamil, banteng windu, macan ali, dan sebagainya. Kesenian di desa ini dirasakan hampir punah karena sudah jarang dijumpai. Dikhawatirkan desa ini tidak lagi mempunyai kekhasan dan kepribadian sendiri. Kemerosotan ini terjadi disebabkan oleh masyarakat pendukung kesenian ini sudah semakin sedikit. Hal ini terjadi karena sebagian besar masyarakat seleranya mulai beralih pada seni modern, kesenian-kesenian tradisional yang ada dinilai masih dirasakan ada kekurangan dibanding seni modern yang mulai melanda masuk desa Yoeti,1985. Salah satu usaha untuk menarik kedatangan wisatawan pada suatu negara adalah dengan jalan memelihara dan membina seni budaya yang dimiliki. Untuk menunjang agar menarik wisatawan dapat berhasil, kiranya perlu diberikan sarana pendukung, misalnya : 1. Tersedianya pusat-pusat informasi bagi wisatawan, tempat mereka dapat memperoleh penjelasan tentang sesuatu obyek budaya yang hendak dikunjunginya dengan dilengkapi leaflets atau brosur yang menerangkan masing-masing obyek secara terperinci. 2. Museum hendaknya dapat menggugah wisatawan yang datang untuk menghargai benda-benda seni budaya dan ikut serta menjaga warisan budaya yang langka tersebut. 3. Pramuwisata yang memandu para wisatawan harus dapat berfungsi sebagai juru penerang yang baik, sehingga para wisatawan dapat menghayati betapa pentingnya memelihara seni budaya bangsa, karena selain disaksikan untuk mengagumi keindahannya juga dapat sebagai obyek penelitian yang tidak habis-habisnya. 4. Biro Perjalanan hendaknya dapat memberikan penjelasan kepada wisatawan yang dibawanya tentang segala sesuatunya seperti sejarah, latar belakang atau kepercayaan masyarakat di sekitarnya mengenai benda- benda purbakala atau candi yang akan disaksikannya. Dengan penjelasan itu diharapkan sifat vandalisme dan suka mencuri dapat dihindarkan. 4.4 Aspek Wisata 4.4.1 Jumlah dan Karakteristik Pengunjung