Penggunaan Lahan Penggunaan Input-Input Produksi Usahatani Sayuran

lain yaitu beternak domba sehingga kotoran dari ternak yang diusahakan dapat digunakan sebagi pupuk. Disamping itu, salah satu kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan Rukun Tani yaitu Kelompok Tani Sukamaju memiliki fokus pengembangan komoditi domba, kelompok tani yang lain juga ada yang mengembangkan komoditi sapi perah, sehingga anggota Gapoktan dapat dengan mudah mendapatkan pupuk kandang. Begitu juga dengan penggunaan pupuk kimia, dimana petani anggota Gapoktan menggunakan pupuk kimia lebih banyak daripada petani bukan anggota Gapoktan. Petani anggota Gapoktan lebih mudah mendapatkan berbagai pupuk karena tersedia di Gapoktan. Program paket pemberian dana BLM PUAP biasanya juga dalam bentuk paket natura saprodi berupa benih, pupuk, dan obat-obatan. Apabila petani anngota tidak mendapatkan pinjaman dari dana BLM PUAP, petani dapat meminjam berbagai sarana produksi yang dibutuhkan dan dibayar saat panen dengan pemotongan pembayaran hasil panen. Berdasarkan jenis sayuran yang biasa ditanam, petani lebih banyak menanam kacang panjang, cabai, buncis, dan caisin. Hal ini dilihat dari penggunaan benih dan frekuensi tanam pada setiap musim tanam. Dalam penggunaan tenaga kerja, baik tenaga kerja dalam maupun luar keluarga, petani anggota Gapoktan justru menggunakan jasa tenaga kerja lebih banyak daripada petani bukan anggota Gapoktan. Hal ini dikarenakan petani anggota Gapoktan pada umumnya berusia lanjut lebih tua sehingga membutuhkan lebih banyak tenaga kerja bantuan dari tenaga kerja luar keluarga terutama untuk pekerjaan yang berat-berat, meskipun petani yang bersangkutan juga turut membantu setiap pekerjaan usahatani di lahan. Sementara petani bukan anggota Gapoktan rata-rata memiliki usia lebih muda sehingga lebih produktif serta memperhitungkan efisiensi penggunaan tenaga kerja yang berkorelasi terhadap jumlah biaya yang dikeluarkan, terutama bagi petani yang membudidayakan sayuran diatas lahan sewa. Sedangkan untuk penggunaan obat-obatan, petani anggota Gapoktan lebih menyukai penggunaan obat-obatan cair. Sebaliknya petani bukan anggota Gapoktan lebih menyukai menggunakan obat-obatan dalam bentuk padatan. Perbedaan penggunaan input ini berpengaruh terhadap output produksi yang dihasilkan oleh petani karena banyak sedikitnya penggunaan input produksi berkorelasi positif terhadap output produksi dari kegiatan usahatani yang dilakukan.

6.2.1. Penggunaan Lahan

Lahan merupakan komponen utama dalam kegiatan usahatani karena merupakan tempat proses berlangsungnya budidaya sayuran. Lahan yang digunakan oleh petani responden pada kegiatan budidaya sayuran umumnya kurang dari satu hektar. Hal ini menunjukkan bahwa petani responden pada umumya adalah petani kecil. Rata-rata lahan yang dimiliki petani responden secara aktual adalah seluas 0,56 hektar untuk petani anggota Gapoktan, sedangkan petani bukan anggota Gapoktan seluas 1,43 hektar. Adapun luas lahan yang digunakan untuk budidaya sayuran secara aktual adalah seluas 0,475 hektar untuk petani anggota Gapoktan dan 0,93 untuk petani bukan anggota Gapoktan. Data ini menunjukkan bahwa penggunaan lahan oleh petani bukan anggota Gapoktan untuk budidaya sayuran lebih besar daripada petani anggota Gapoktan. Data pada Tabel 31 menunjukkan bahwa lahan yang digunakan atau diusahakan untuk budidaya sayuran selama satu tahun yang terdiri dari tiga sampai lima musim tanam untuk anggota Gapoktan lebih luas daripada bukan anggota Gapoktan jika dibandingkan atau dirasiokan dengan lahan yang dimiliki. Bahkan lahan yang diusahakan oleh petani bukan anggota Gapoktan lebih kecil dibandingkan luas lahan yang dimiliki. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar luas lahan yang dimiliki oleh petani bukan anggota Gapoktan digunakan untuk budidaya komoditi lain selain sayuran. Sementara petani anggota Gapoktan, karena salah satu program Gapoktan yaitu membagi kelompok tani berdasarkan komoditi, maka petani yang tergabung dalam kelompok tani jenis usaha sayuran lebih banyak atau bahkan hampir selalu menanam sayuran meskipun tidak diwajibkan semua lahan yang dimiliki untuk menanam sayuran. Akan tetapi untuk pengusahaan lahan selama satu tahun dalam budidaya sayuran petani bukan anggota Gapoktan mengusahakan sayuran pada lahan yang lebih luas dibandingkan petani anggota Gapoktan. Luas sempitnya penggunaan lahan untuk budidaya sayuran akan berpengaruh terhadap produksi sayuran melalui kapasitas atau banyak sedikitnya jumlah tanaman yang dapat ditanam pada lahan tersebut pada jarak tanam yang ideal. Jumlah lahan milik yang lebih kecil yang dimiliki petani anggota Gapoktan bukan merupakan suatu hambatan bagi petani untuk memproduksi sayuran dalam jumlah yang cukup apabila lahan yang dimiliki sebagian besar digunakan untuk budidaya sayuran. Penggunaan lahan yang masih rendah oleh petani anggota ini disebabkan oleh fakor kepemilikan lahan di Desa Citapen yang secara turun temurun cukup rendah, serta keterbatasan modal bagi petani untuk memperluas lahan dengan cara menyewa atau gadai. Tabel 31 . Rata-Rata Penggunaan Lahan untuk Budidaya Sayuran Sebelum Konversi ke Hektar Per Tahun di Desa Citapen Kecamatan Ciawi Tahun 2012 No. Luas Lahan Petani Anggota Gapoktan Bukan Anggota Gapoktan 1. Rata-rata Luas Lahan yang Dimiliki Ha 0,56 1,43 2. Rata-rata Luas lahan yang dialokasikan untuk budidaya sayuran Ha 0,475 0,93 3. Rata-rata Luas Pengusahaan Lahan Budidaya Sayuran per Tahun Hatahun 1,12 1,40

6.2.2. Penggunaan Pupuk

Dokumen yang terkait

Analisis pendapatan usahatani kangkung organik petani binaan Agribusiness Development Center (ADC) di Kabupaten Bogor

1 22 101

Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dan Hubungannya dengan Kapasitas Kelompok Tani di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat

1 8 156

Analisis Risiko Produksi Cabai Merah Keriting pada Kelompoktani Pondok Menteng, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.

1 25 159

Analisis Pendapatan Usahatani dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Cabai Merah Keriting di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor

7 111 205

Analisis Kinerja Keuangan dan Kepuasan Nasabah Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Rukun Tani, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.

1 15 229

Analisis Pendapatan Usahatani dan Optimalisasi Pola Tanam Sayuran di Kelompok Tani Pondok Menteng Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

8 46 272

Analisis Risiko Usaha Diversifikasi Sayuran pada Petani Gapoktan Rukun Tani di Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Jawa Barat

0 8 96

Pengaruh Kemitraan Terhadap Pendapatan Petani Manggis Di Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor

1 6 61

Pemasaran dan Pendapatan Usahatani Cabai Merah Keriting Anggota dan Non Anggota Gapoktan Rukun Tani, Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor

4 14 128

Analisis Pengaruh Kemitraan terhadap Pendapatan Usahatani Jamur Tiram Putih (Kasus Kemitraan UD Ragheed Pangestu dengan Petani Jamur Tiram Putih di Kecamatan Ciawi Bogor)

7 29 72