2.2. Pengertian Kelembagaan
Definisi kelembagaan mencakup dua pengertian penting yaitu 1 norma dan konvensi norms and conventions, serta 2 aturan main rules of the game.
Kelembagaan umumnya dapat diprediksi dan cukup stabil, serta dapat diaplikasikan pada situasi berulang, sehingga sering diartikan sebagai seperangkat
aturan main atau tata cara untuk kelangsungan sekumpulan kepentingan a set of working rules of going concerns. Oleh karena itu, definisi kelembagaan adalah
kegiatan kolektif dalam suatu kontrol atau jurisdiksi, pembebasan atau liberasi, dan perluasan atau ekspansi kegiatan individu. Ruang lingkup kelembagaan dapat
dibatasi pada hal-hal berikut Arifin, 2005: a. Kelembagaan adalah kreasi manusia human creation. Beberapa bagian
penting dari kelembagaan adalah hasil akhir dari upaya atau kegiatan manusia yang dilakukan secara sadar. Apabila manusia hanya pasif saja pada suatu
sistem, maka sistem tersebut sama halnya dengan kondisi alami atau sistem fisik yang mungkin dapat lebih menguasai kelangsungan kepentingan
manusia.
b. Kumpulan individu groups of individuals. Kelembagaan hanya berlaku pada sekelompok individu, setidaknya dua orang atau bagi seluruh anggota
masyarakat. Kelembagaan seharusnya dirumuskan dan diputuskan bersama- sama oleh kelompok individu, bukan secara perorangan.
c. Dimensi waktu time dimension. Karakteristik dari suatu institusi adalah apabila sesuatu dapat diaplikasikan pada situasi yang berulang repeated
situations dalam suatu dimensi waktu. Kelembagaan tidak diciptakan hanya untuk satu atau dua momen pada suatu kurun waktu tertentu saja.
d. Dimensi tempat place dimension. Suatu lingkungan fisik merupakan salah satu determinan penting dalam aransemen kelembagaan. Akan tetapi
aransemen kelembagaan juga dapat berperan penting pada perubahan kondisi atau lingkungan fisik.
e. Aturan main dan norma rules and norms. Kelembagaan ditentukan oleh konfigurasi aturan main dan norma, yang telah dirumuskan oleh suatu
kelompok masyarakat. Anggota masyarakat harus mengerti rumusan-rumusan yang mewarnai semua tingkah laku dan norma yang dianut dalam
kelembagaan.
f. Pemantauan dan penegakan aturan monitoring and enforcement. Aturan
main atau norma harus dipantau dan ditegakkan oleh suatu badan yang berkompeten, atau oleh masyarakat secara internal pada tingkat individu.
Artinya, sistem pemantauan dan penegakan aturan ini tidak sekedar aturan di atas aturan, tetapi lebih lengkap dari itu.
g. Hierarki dan jaringan nested levels and institutions. Kelembagaan bukanlah struktur yang terisolasi, tetapi merupakan bagian dari hierarki dan jaringan
atau sistem kelembagaan yang lebih kompleks. Pola hubungan ini sering menimbulkan keteraturan yang berjenjang dalam masyarakat, sehingga setiap
kelembagaan pada setiap hierarki dapat mewarnai proses evolusi dari setiap kelembagaan yang ada.
h. Konsekuensi kelembagaan consequences of institutions. Disini umumya dikenal dua tingkatan konsekuensi. Pertama, kelembagaan meningkatkan
rutinitas, keteraturan, atau tindakan manusia yang tidak memerlukan pilihan lengkap dan sempurna. Namun demikian, kelembagaan dapat mempengaruhi
tingkah laku individu melalui sistem insentif dan disinsentif. Kedua, kelembagaan memiliki pengaruh bagi terciptanya suatu pola interaksi yang
stabil yang diinternalisasi oleh setiap individu. Hal inilah yang menimbulkan ekspektasi keteraturan di masa mendatang, tentunya dalam batas-batas
aransemen kelembagaan yang dimaksud. Oleh karena itu, kelembagaan mampu menurunkan ketidakpastian dan mengurangi biaya transaksi aktiftas
perekonomian.
Dari penjelasan ini, kelembagaan amat menentukan bagaimana seseorang atau sekelompok orang harus dan tidak harus mengerjakan sesuatu kewajiban
atau tugas, bagaimana mereka boleh mengerjakan sesuatu tanpa intervensi dari orang lain kebolehan, bagaimana mereka dapat mampu mengerjakan sesuatu
dengan bantuan kekuatan kolektif kemampuan dan hak, dan bagaimana mereka tidak dapat memperoleh kekuatan kolektif untuk mengerjakan sesuatu atas
namanya ketidakmampuan atau exposure. Dalam bahasa yang lebih formal, kelembagaan dapat digambarkan sebagai serangkaian hubungan keteraturan
ordered relationship antara beberapa orang yang menentukan hak, kewajiban, serta kewajiban menghargai hak orang lain privilege, dan tanggung jawab
mereka dalam masyarakat atau kelembagaan tersebut Bromley, 1989.
2.3. Ekonomi Kelembagaan dan Koordinasi Aktivitas Ekonomi