Modified Jones Model Metode Analisis Data

3.4 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang dijelaskan dalam subbab ini mencakup modified jones model , uji asumsi klasik regresi, uji hipotesis, dan uji regresi linier berganda.

3.4.1 Modified Jones Model

Manajemen laba dalam industri perbankan diproksikan oleh akrual yang normal yang dideteksi dengan Modified Jones Model. Total akrual yang dilakukan perusahaan mudah diketahui dengan menghitung selisih laba bersih dengan arus kas bersih dari kegiatan operasi. Secara matematis, total akrual di perusahaan i pada periode ke t atau disebut juga total accounting accruals dapat dinyatakan dalam Persamaan 1 Aharony, et al., 1993 dalam Djakman, 2003. ............................................................................. 1 Keterangan: TA it : Total akrual perusahaan i pada periode ke t NI it : Net income laba bersih perusahaan i pada periode ke t CFO it : Cash flow operation aliran kas bersih dari kegiatan operasi perusahaan i pada periode ke t Total akrual, pada dasarnya, mencakup akrual yang normal non discretionary accruals dan akrual yang abnormal disretionary accruals. Persamaan tersebut terdapat pada Persamaan 2. ........................................................................... 2 Keterangan: NDA it : Akrual yang normal di perusahaan i pada periode ke t DA it : Akrual yang abnormal di perusahaan i pada periode ke t TA it = NI it – CFO it TA it = NDA it + DA it Jadi, tingkat akrual yang abnormal ini proksi akrual dari hasil rekayasa laba oleh manajer dapat dihitung pada Persamaan 3. ........................................................................... 3 Nilai Total Akrual TA diestimasi dengan persaman regresi OLS. Ordinary least square OLS digunakan untuk mendapatkan nilai b 1 , b 2 , dan b 3 sebagai estimasi parameter β 1 , β 2 , dan β 3 . Persamaan regresi tersebut terdapat pada Persamaan 4. ..... 4 Keterangan: A it-1 : Total aktiva di perusahaan i pada periode sebelumnya t-1 ΔREV it : Total perubahan pendapatan revenue di perusahaan i pada periode ke t PPE it : Total aktiva kotor gross property, plant, and equipment di perusahaan i pada periode ke t ε it : Error term di perusahaan i pada periode ke t β 1 , β 2 , β 3 : Koefisien regresi untuk masing-masing variabel Non discretionary accruals direfleksikan oleh kebijakan akrual akibat perubahan pendapatan, piutang dagang, dan aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Sehingga, b1, b2, dan b3 merupakan non discretionary accruals . Error term pada persamaan 4 mencerminkan discretionary accruals . Dengan menggunakan koefisien regresi, nilai non discretionary accruals NDA dapat dihitung pada Persamaan 5. . . .... 5 Keterangan: TA it A it-1 = β 1 1A it-1 + β 2 ΔREV it A it-1 + β 3 PPE it A it-1 + ε it DA it = TA it – NDA it NDA it A it-1 = β 1 1A it-1 + β 2 ΔREV it – ΔREC it A it-1 + β 3 PPE it A it-1 ΔREC it : Total perubahan piutang receivables di perusahaan i pada periode ke t Perubahan pendapatan memengaruhi perubahan akrual yang berasal dari modal kerja working capital, seperti piutang, persediaan, dan utang. Perubahan pendapatan digunakan sebagai variabel kontrol karena relatif objektif sebagai ukuran operasi perusahaan sebelum manipulasi akrual yang dilakukan oleh manajer. Namun demikian, pendapatan tidak sepenuhnya objektif dan terlepas dari usaha manipulasi laba. Hal ini terjadi bila manajer berusaha memanipulasi laba melalui pendapatan, seperti percepatan pengiriman barang agar perusahaan dapat mengakui pendapatan lebih awal. Perubahan pendapatan yang dikurangkan dengan perubahan piutang menunjukkan asumsi perubahan penjualan kredit yang merupakan peluang manajemen laba Achmad, et al., 2007 dalam Nuraini, 2012. Sementara itu, PPE dimasukkan ke dalam model untuk mengontrol porsi akrual total yang terkait dengan biaya depresiasi non diskresioner non discretionary depreciation expense . Tidak seperti pada pengaruh pendapatan yang dikontrol dengan perubahan pendapatan, PPE yang dimasukkan ke dalam jumlah pada periode tersebut berupa gross PPE dan bukan perubahan PPE. Ini terjadi karena biaya depresiasi total dan bukan perubahan biaya depresiasi yang tercakup dalam ukuran akrual total. Kemudian, semua variabel dalam model estimasi akrual diskresioner diskalakan dengan total aset pada tahun sebelumnya lagged asset untuk mengurangi heteroskedastisitas. Penskalaan ini merupakan suatu pendekatan weighted least squares WLS untuk mengestimasi sebuah persamaan regresi yang memiliki disturbance term yang heteroskedastik. WLS memiliki ketentuan bahwa semua variabel dependen dan independen agar dibagi dengan estimasi variansi disturbance term. Jones 1991 juga berasumsi bahwa total aset tahun sebelumnya berasosiasi positif dengan variansi disturbance term, lalu ia menggunakannya sebagai penskala Rahayu, 2009.

3.4.2 Uji Asumsi Klasik Regresi

Dokumen yang terkait

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

0 5 27

Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia

0 12 66

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA ( STUDI EMPIRIS PADA PERBANKAN YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA ).

0 1 17

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA.

0 1 16

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA (Studi Kasus Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2004-2007).

0 0 9

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Di Industri Perbankan Indonesia.

0 1 15

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Di Industri Perbankan Indonesia.

0 2 15

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 19

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN DI INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 19

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN DI INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 19