Variabel Independen Variabel Dependen

X 5 : Ukuran perusahaan e : Koefisien error Jika dimasukkan dengan unsur-unsur variabel, persamaannya terlihat pada Persamaan 7. .. ............ 7 Keterangan: KA : Komite audit UDK : Ukuran dewan komisaris SKK : Status kepemilikan dan keterbukaan KDK : Komposisi dewan komisaris UP : Ukuran perusahaan DA : Discretionary accruals

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel yang dijelaskan dalam subbab ini mencakup variabel independen dan variabel dependen.

3.5.1 Variabel Independen

Variabel independen variabel bebas, penyebab, atau prediktor adalah variabel yang menyebabkan atau memengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri atas lima variabel, yaitu komite audit KA=X1, ukuran dewan komisaris UDK=X2, status kepemilikan dan keterbukaan SKK=X3, komposisi dewan komisaris KDK=X4, serta ukuran perusahaan UP=X5. Variabel tersebut dijelaskan dalam Nasution dan Setiawan 2007 kecuali variabel status kepemilikan dan keterbukaan SKK=X3, yaitu: a. Komite Audit KA=X1 DA it = α + β 1 KA + β 2 UDK + β 3 SKK + β 4 KDK + β 5 UP + ε it Komite audit merupakan variabel dummy. Bila perusahaan sampel memiliki komite audit, dinilai 1 satu. Bila sebaliknya, dinilai 0 nol. b. Ukuran Dewan Komisaris UDK=X2 Ukuran dewan komisaris diukur dengan jumlah total anggota dewan komisaris, baik yang berasal dari internal maupun eksternal perusahaan. c. Status Kepemilikan dan Keterbukaan SKK=X3 Status Kepemilikan dan Keterbukaan juga merupakan variabel dummy . Variabel tersebut diukur dengan mengetahui status masing-masing perusahaan perbankan, apakah perusahaan tersebut merupakan perusahaan perbankan terbuka tbk atau tertutup non tbk. d. Komposisi Dewan Komisaris KDK=X4 Komposisi dewan komisaris diukur dengan persentase jumlah dewan komisaris independen terhadap jumlah total komisaris yang ada dalam susunan dewan komisaris. e. Ukuran Perusahaan UP=X5 Ukuran perusahaan diukur dari jumlah total aset aktiva perusahaan sampel.

3.5.2 Variabel Dependen

Variabel dependen variabel terikat, tergantung, atau respon adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti. Variabel dalam penelitian ini yaitu manajemen laba ML=Y. Definisi tersebut dijelaskan seperti di bawah ini sesuai pada penelitian Adrian dan Restuti 2011. Manajemen laba adalah pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer untuk mencapai tujuan khusus atau sebagai intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan dengan sengaja agar memeroleh keuntungan pribadi. Manajemen laba dalam industri perbankan diproksikan oleh akrual kelolaan yang dideteksi dengan menggunakan Modified Jones Model .

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Secara keseluruhan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah lembaga perbankan yang terdaftar di Indonesia, baik yang go public maupun yang belum go public. Dari hasil pencarian data yang diperoleh melalui daftar perusahaan perbankan yang terdaftar di Bank Indonesia, diperoleh 26 sampel perusahaan perbankan yang sesuai dengan kriteria penelitian seperti yang tertera pada Tabel 2. Tabel 2. Kriteria pengambilan sampel Jumlah bank yang terdaftar di BI pada periode 2011 120 Jumlah bank syariah 11 Jumlah bank campuran 12 Jumlah bank asing 10 Jumlah bank dengan data tidak valid 26 Jumlah bank dengan data tidak lengkap 35 Jumlah bank yang menjadi sampel 26 Sumber: Majalah Infobank Juni, 2012 Penjelasan Tabel 2 adalah sebagai berikut: a. Jumlah Bank yang Terdaftar di BI pada Periode 2011 Pada website Bank Indonesia, bank dikelompokkan menjadi Bank Umum Konvensional, Unit Usaha Syariah, Bank Umum Syariah, BPR Konvensional, dan BPR Syariah. Pada penelitian ini, bank yang diteliti adalah hanya pada kelompok Bank Umum Konvensional, kecuali Bank Campuran dan Bank Asing. Kelompok bank ini, terdiri atas Bank Persero, BUSN Bank Umum Swasta Nasional Devisa, BUSN Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa, BPD Bank Pembangunan Daerah, Bank Campuran, dan Bank Asing. b. Jumlah Bank dengan Data Tidak Valid Sedangkan yang dimaksud dengan kriteria bank dengan data tidak valid , adalah: 1 Perusahaan perbankan yang masuk bursa go public atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada pertengahan periode 2007-2011.

Dokumen yang terkait

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

0 5 27

Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia

0 12 66

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA ( STUDI EMPIRIS PADA PERBANKAN YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA ).

0 1 17

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA.

0 1 16

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA (Studi Kasus Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2004-2007).

0 0 9

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Di Industri Perbankan Indonesia.

0 1 15

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Di Industri Perbankan Indonesia.

0 2 15

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 19

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN DI INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 19

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN DI INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 19