Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

program rekapitalisasi, terutama ditujukan untuk meningkatkan ketahanan permodalan bank. Pada tahun 2003, Bank Indonesia telah pula menerbitkan ketentuan perihal modal minimum yang harus dipenuhi bank umum, termasuk setelah memerhatikan terdapatnya unsur market risk yang dapat berpengaruh pada permodalan tersebut. Demikian pula, telah diterbitkan regulasi oleh Bank Indonesia dalam rangka pembangunan infrastruktur bagi manajemen yang diperlukan dalam mengendalikan risiko yang dihadapi oleh perbankan di masa depan. Selanjutnya juga, unsur-unsur lain dalam CAMELS telah pula dibenahi. Hal yang menonjol adalah pembenahan pada segi manajemen perbankan melalui penerapan fit and proper test untuk pengurus dan bahkan pemilik bank. Melalui langkah-langkah ini, kepemilikan bank-bank swasta nasional oleh kelompok-kelompok usaha di sektor riil yang meluas sejak deregulasi perbankan 1988 hingga krisis moneter 1997, secara formal, telah berhasil ditiadakan Ali, 2006. Jumlah bank di Indonesia, dari tahun ke tahun, menurun karena merger ataupun dilikuidasi. Ketika rating Versi Biro Riset Infobank pertama kali diluncurkan pada 1996, jumlah bank masih 240 buah. Ke depan, jumlah bank diperkirakan masih akan menyusut akibat merger antar bank, baik ketentuan kepemilikan tunggal single presence policy atau SPP maupun memperkuat modal. Bahkan akibat aturan baru tentang kepemilikan bank yang akan menggerus kepemilikan, jual beli bank akan marak. Selama ini, sebuah bank dilikuidasi karena perilaku pemiliknya yang rakus dan menganggap bahwa uang bank adalah uang nenek moyang. Persoalan bukan hanya urusan matematika tetapi juga perilaku pengurus dan karyawan. Oleh karena itu, persoalan governance menjadi hal yang penting dalam pengelolaan perbankan pada masa depan Infobank, 2012, Juni.

2.5 Penelitian Terdahulu

Adrian dan Restuti 2011 melakukan penelitian dan menguji beberapa variabel terkait. Variabel bebas terdiri atas komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, keberadaan komite audit, dan ukuran perusahaan. Sedangkan variabel terikat adalah manajemen laba. Kesimpulan penelitian ini adalah komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, dan keberadaan komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba di perusahaan perbankan. Sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba di perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Wisnumurti 2010 juga melakukan penelitian dan menguji beberapa variabel terkait. Variabel bebas adalah asimetri informasi bid-ask spread . Variabel terikat adalah manajemen laba discretionary accrual. Variabel kontrol adalah ukuran perusahaan total assets. Sedangkan, good corporate governance komposisi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, dan ukuran komite audit sebagai variabel pemoderasi. Kesimpulan penelitian ini adalah komposisi dewan komisaris independen dan ukuran dewan komisaris bukan merupakan variabel pemoderasi antara asimetri informasi terhadap tindakan manajemen laba pada perusahaan perbankan pada tahun 2005 hingga 2007. Sedangkan ukuran komite audit merupakan variabel pemoderasi antara asimetri informasi terhadap tindakan manajemen laba pada perusahaan perbankan pada tahun 2005 hingga 2007. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siregar dan Utama 2008 adalah seperti berikut ini: “Our study finds that the type of earnings management favored by publicly listed firms on the JSE tends to be efficient contracting. This result is not consistent with public perception that these firms engage in opportunistic earnings management. We also find evidence that earnings management in firms with high family ownership that do not belong to business groups is more efficient than in firms with a different ownership structure. In contrast, we do not find significant evidence that larger firms, firms audited by the 12Big 4, firms with a higher proportion of independent boards, and firms with audit committees engage in efficient earnings management.” Sesuai dengan kutipan di atas, penelitian mereka menemukan bahwa tipe-tipe manajemen laba yang disukai oleh perusahaan yang terdaftar di JSE cenderung untuk tidak melakukan praktik manajemen laba. Hasil tersebut tidak konsiten dengan persepsi publik bahwa perusahaan-perusahaan tersebut terlibat dalam tindakan manajemen laba. Mereka juga menemukan bukti bahwa manajemen laba di perusahaan dengan kepemilikan keluarga yang tinggi yang tidak termasuk ke dalam bisnis grup adalah lebih efisien dilakukan daripada kepemilikan yang tidak satu keluarga. Sebaliknya, mereka tidak menemukan bukti yang cukup signifikan bahwa perusahaan yang lebih besar yang telah diaudit oleh The Big 4 dengan proporsi dewan inependen yang lebih tinggi dan yang telah diaudit, terlibat dalam praktik manajemen laba.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Dalam mendukung kegiatan perekonomian, industri perbankan memegang peranan yang cukup penting dalam menjaga stabilitas perekonomian tersebut di Tanah Air. Ketika industri perbankan dihantam masalah, baik internal maupun eksternal, masalah tersebut mampu mendatangkan krisis ekonomi yang berkepanjangan. Besarnya pengaruh perbankan tersebut diselaraskan dengan potensi perbankan yang besar dan penetrasi pasar yang rendah. Salah satu penyebab dari adanya kirisis tersebut yaitu kurangnya penerapan GCG dalam sebuah manajemen perbankan. Sebagai lembaga intermediary, perbankan mempunyai beberapa tujuan agar perbankan dapat tumbuh secara sehat, terbebas dari distorsi alokasi dana, transparansi transaksi, dan adanya peningkatan kepercayaan masyarakat. Beberapa tujuan perbankan tersebut dapat tercapai bila faktor-faktor pendukung yang dapat mewujudkan beberapa tujuan perbankan tersebut dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik. Banyak faktor yang dapat diterapkan demi terwujudnya tujuan perbankan tersebut, khususnya faktor-faktor yang memengaruhi Good Corporate Governance GCG. Good Corporate Governance GCG tersebut diidentifikasi dapat mendorong terwujudnya tujuan perbankan karena perusahaan dikelola dengan baik. Faktor-faktor tersebut di antaranya adalah komite audit KA=X1, ukuran dewan komisaris UDK=X2, struktur kepemilikan dan keterbukaan SKK=X3, komposisi dewan komisaris KDK=X4, serta ukuran perusahaan UP=X5. Kelima faktor tersebut dianalisis menggunakan regresi linier berganda dan dari kelima faktor tersebut akan dicari faktor apa saja yang berpengaruh dan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Setelah didapat hasilnya, kemudian diberikan implikasi manajerial berkaitan dengan hasil tersebut. Gambaran dari kerangka pemikiran penelitian mengenai pengaruh komite audit KA, ukuran dewan komisaris UDK, struktur kepemilikan dan

Dokumen yang terkait

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

0 5 27

Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia

0 12 66

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA ( STUDI EMPIRIS PADA PERBANKAN YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA ).

0 1 17

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA.

0 1 16

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA (Studi Kasus Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2004-2007).

0 0 9

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Di Industri Perbankan Indonesia.

0 1 15

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DI INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Di Industri Perbankan Indonesia.

0 2 15

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 19

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN DI INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 19

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN DI INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 19