kala ulang banjirnya. Dataran banjir di sekitar bantaran sungai yang masuk dalam daerah genangan pada debit banjir tahunan Q
100
merupakan daerah rawan banjir yang sangat tinggi dijelaskan pada Tabel 2.1 menjelaskan klasifikasi ini yang akan diadopsi
dalam studi ini. Tabel 2.1 Tingkat Bahaya Banjir menurut Periode Kala Ulang
Kelas Kala Ulang
Daerah Rawan
Banjir Debit Banjir
1 Q
50
– Q
100
Sangat Tinggi 2
Q
30
– Q
50
Tinggi 3
Q
10
– Q
30
Sedang 4
Q
1
– Q
10
Rendah
2.2.4 Potensi Banjir Sungai Deli
Sungai Deli membelah Kota Medan dari arah selatan ke utara dengan total watershed 358 km
2
. Dari total luas watershed tersebut, sekitar 200 km
2
atau 56 diantaranya telah dan sedang berubah menjadi wilayah terbangunperkotaan. Wilayah
tersebut terdiri dari catchment area sungai Deli bagian downstream 17 km
2
, Sungai sikambing 40 km
2
, Sungai Babura 99 km
2
, dan sisi kiri kanan Sungai Deli hingga ke Deli TuaNamorambe 44 km
2
. Catchment area selebihnya 158 km
2
yakni terhitung dari DelituaNamorambe hingga SembaheSibolangitGunung Sibayak merupakan
lahan pertanian, kebun campuran dan hutan tanaman industri dan hutan alam. Kemiringan dasar Sungai Deli rata-rata ialah 0.00611 dan pada daerah yang landai atau
mild slope ialah 0.0008. Berdasarkan pengamatan kejadian-kejadian banjir di Kota Medan maka ancaman banjir paling ekstrem ialah apabila banjir Sungai Deli dan
Babura river flood terjadi bersamaan dengan hujan di atas Kota Medan urban storm water.
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan kondisi topografi Kota Medan maka sistem saluran drainase Kota Medan jarang yang bermuara ke Sungai Belawan sehingga banjir Sungai Belawan
tidak terlalu banyak mempengaruhi sistem drainase Kota Medan. Demikian juga banjir Sungai Percut sudah tidak menjadi ancaman karena telah selesai dinormalisasi hingga
ke muara yakni untuk debit banjir periode ulang 30 tahun, termasuk menampung pengalihan debit Sungai Deli melalui Floodway. Drainase primer Sungai Sikambing
juga sudah selesai dinormalisasi ialah pada bagian downstream yakni JL. Kejaksaan hingga muara Belawan yakni untuk debit banjir periode ulang 20 tahun. Sementara itu,
penampang Sungai Deli antara titi kuning Floodway dan JL. Kejaksaan masih rawan banjir karena belum dinormalisasi. Kapasitas penampang Sungai Deli pada bagian ini
masih rendah yakni hanya mampu menampung debit banjir periode ulang 2 tahun yaitu sebesar 160 m
3
det Ginting, 2012. Perkiraan debit banjir Sungai Deli pada beberapa ruas section untuk berbagai periode ulang menurut hasil analisis yang dilaporkan pada
study JICA 1992 ditampilkan pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8 Perkiraan Debit Banjir untuk berbagai Periode Ulang Sumber: JICA, 1992
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Perkiraan Debit Banjir untuk Periode Ulang Sungai Deli Periode Ulang Tahun
Debit Banjir 10 Tahun
20 Tahun 30 Tahun
m
3
det m
3
det m
3
det Q
1
460 530
570 Q
2
420 490
520 Q
3
260 300
320
Sumber JICA 1992
Dari hasil analisis tersebut pada Gambar 2.8 di atas dapat dilihat bahwa debit banjir Sungai Deli pada bagian yang belum dinormalisasi yakni antara JL. Kejaksaan
dan titi kuning untuk periode 10 tahun adalah sebesar Q
3
= 260 m
3
det. Jika debit banjir periode ulang 10 tahun yakni Q
3
= 260 m
3
det dibandingkan dengan kapasitas penampang pada bagian ini yakni 160 m
3
det, maka pada kejadian banjir periode ulang 10 tahun akan terjadi potensi banjir yang mengancam permukiman penduduk sebesar
100 m
3
det.
2.2.5 Potensi Banjir Sungai Babura