Prediksi Daerah Genangan Banjir dengan Sistem Informasi Geografis

2. Membuat Model Hidraulik: a. Membuat project baru; b. Memasukan data geometri Sungai Deli, Sungai Babura dan Sungai Belawan Data Sungai hingga muncul gambar profil ketiga sungai tersebut; c. Memasukan data debit banjir rancangan yang sebelumnya dihitung dengan Hidrograf Sintetik Nakayasu; d. Memasukan data aliran sebagai kondisi batas Unsteady Flow Data; e. Save data tersebut. 3. Running dan Save Project dan keluar dari program.

3.4.6 Prediksi Daerah Genangan Banjir dengan Sistem Informasi Geografis

Setelah mendapatkan hasil analisa potensi banjir berupa pemodelan yang menunjukan tinggi banjir dan dataran banjir dengan software HEC-RAS, maka dapat ditampilkan daerah-daerah genangan banjir dan luas areal banjir yang terjadi di sepanjang wilayah sungai, dengan sistem informasi geografis yang diprediksi menggunakan software MapInfo. Untuk mempermudah integrasi antara model hidrolika, hidrologi dan sistem informasi geografis. Program ini kemudian dapat digunakan sebagai interface dengan perangkat lunak SIG seperti MapInfo sehingga dapat secara langsung memproses data spasial yang terdapat dalam SIG ke dalam model tersebut. MapInfo akan bekerja dengan optimal apabila digunakan data peta DEM Digital Elevation Model yang umumnya dibangkitkan berdasarkan data radar atau foto udara yang akurat. Adapun langkah penyajian sistem informasi geografis dengan software MapInfo antara lain: Universitas Sumatera Utara 1. Memasukkan data-data yang diperlukan dalam penyajiannnya yaitu: a. Peta digital DAS Deli dan Belawan khususnya Sungai Deli dan Sungai Belawan. b. Peta digital administrasi Kota Medan. c. Peta digital tata guna lahan Kota Medan. d. Peta digital kontur. e. Peta digital infrastruktur Kota Medan. f. Peta digital sungai dalam kondisi banjir menurut periode ulangnya yang dianalisa dengan menggunakan software HEC-RAS. 2. Menumpangtindihkan antara peta yang satu dengan yang lain, terutama peta digital sungai dalam kondisi banjir dengan peta kontur untuk mengetahui ketinggian banjir yang terjadi di sepanjang wilayah sungai di Global Mapper. 3. Setelah mendapatkan ketinggian banjir hasilnya dapat ditumpangtindihkan kembali dengan peta digital Kota Medan untuk mengetahui di daerah mana saja yang terkena banjir dan dapat memberikan informasi jumlah penduduk yang terkena dampak banjir dan juga dapat memberikan informasi luas wilayah yang terkena banjir. 4. Setelah itu dapat ditumpangtindihkan dengan peta digital infrastruktur untuk mengetahuisarana ataupun fasilitas apa saja yang terkena dampak banjir. 5. Setelah semua dilakukan hasil informasi tersebut dapat digunakan untuk mengestimasi resiko yang diakibatkan banjir menurut periode ulangnya baik itu kerusakan, bencana dan kerugian yang berdasarkan kepada: Universitas Sumatera Utara a. Jumlah penduduk yang terkena dampak banjir dilihat dari peta kependudukan yang berada di tiap-tiap kecamatan atau kelurahan yang dilalui oleh sungai. b. Jumlah rumah yang terkena dampak banjir dilihat dari peta kependudukan yang berada di tiap-tiap kecamatan atau kelurahan yang dilalui oleh sungai. c. Jumlah biaya kerugian yang dihitung dengan mengacu kepada httpwww.scribd.comdocBappenas 2007 Laporan Penilaian kerusakan kerugian Jabodetabek. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA PEMBAHASAN