Adapun peralatan yang digunakan oleh PT Apindowaja Ampuh Persada dalam proses produksi dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Peralatan yang Digunakan PT Apindowaja Ampuh Persada
No Nama Alat
Fungsi Jumlah
Unit
1 Kereta sorong
Alat angkut untuk memindahkan material yang digerakkan dengan cara manual
5
2 Hoist
Alat untuk memindahkan beban yang berat yang dilengkapi katrol
20 3
Jangka Sorong Mengukur diameter dan ukuran dari
pembentukan lubang dan Profil yang digunakan pada pembubutan
12 4
Kawat Las Digunakan sebagai logam pengisi pada proses
pengelesan 6 kotak
2.3.7 Utilitas
Utilitas merupakan fasilitas pendukung yang digunakan untuk kelancaran dalam melakukan proses produksi pada lantai produksi. Adapun fasilitas
pendukung yang digunakan pada PT Apindowaja Ampuh Persada adalah arus listrik. PT Apindowaja Ampuh Persada menggunakan arus listrik yang bersumber
dari PLN dan generator pembangkit listrik tenaga diesel.
2.3.8 Uraian Proses Produksi
Proses produksi sparepart pada PT Apindowaja Ampuh Persada berbeda- beda. Berikut ini adalah proses produksi Main Shaft.
1. Pemotongan besi Pada proses ini, batangan besi dipotong sesuai dengan ukuran yang
diinginkan, dimana disesuaikan dengan besar sparepart yang akan dibentuk
Universitas Sumatera Utara
pada proses selanjutnya. Dalam hal ini digunakan meteran untuk mengukur panjang potongan besi.
2. Pengerolan plat ring Pada proses ini, plat besi di roll untuk membentuk ring sebagai part yang
akan di satukan dengan batangan baja dengan proses las. Ring ini berfungsi sebagai penahan bearing agar tidak bergeser.
3. Pengelasan Pada stasiun ini, komponen yang akan dilas cukup dimasukkan ke dalam mal
cetakan dan dilas. Setelah pengelasan dilakukan, produk setengah jadi diangkut ke stasiun pembubutan.
4. Pembubutan besi Pada proses ini, produk setengah jadi dibubut untuk memperoleh bentuk yang
sesuai dengan ukuran yang telah diukur dengan menggunakan jangka sorong. Sisa pembubutan scrap mesin ditumpukkan dilantai produksi.
5. Proses terakhir produk setengah jadi diproses dengan mesin milling Proses terakhir yaitu proses milling dilakukan untuk membuat lubang pasak
pada main shaft. 6. Pengecatan
Setelah proses, produk diangkut menuju stasiun pengecatan. Pengecatan dilakukan secara manual oleh tenaga kerja. Produk yang sudah selesai
dikemas dalam kotak prouk dan disimpan ke gudang produk. Berikut ini FPC dari Main Shaft.
Universitas Sumatera Utara
DITUMPUK DI GUDANG S-1
DIANGKUT KE MESIN POTONG DIUKUR DENGAN METERAN
DIANGKUT KE STASIUN PENGELASAN
POTONGAN BESI DIBUBUT POTONGAN BESI DIPOTONG DENGAN
MESIN POTONG
DIUKUR DENGAN JANGKA SORONG
DIANGKUT KE STASIUN PENGECATAN
DICAT T-3
O-5
T-11 O-7
POTONGAN BESI
T-12 DIANGKUT KE STASIUN PENGEPAKAN
PACKING
DIANGKUT KE GUDANG PRODUK DISIMPAN
O-8 S-7
SCRAP DIKELUARKAN DARI DAERAH KERJA MESIN
T-2 SCRAP DITUMPUK DI LANTAI
S-2
POTONGAN BESI DIANGKUT KE MESIN MILLING
DI MILLING UNTUK MEMBUAT ALUR PASAK DENGAN MESIN MILLLING
T-10 O-6
SCRAP DIKELUARKAN DARI DAERAH KERJA MESIN
SCRAP DITUMPUK DI LANTAI T-6
T-14 S-5
I-1
I-3 O-1
PACKING
S-6 DITUMPUK DI GUDANG
T-13 DIANGKUT KE STASIUN
PENGEPAKAN DITUMPUK DI GUDANG
S-3
DIANGKUT KE MESIN ROLL DIANGKUT KE STASIUN
PENGELASAN T-5
T-6 PLAT BESI
O-3 DI ROLL MENJADI RING
DENGAN MESIN ROLL DILAS MENGGUNAKAN
MESIN LAS O-4
T-1
DIANGKUT KE MESIN BUBUT
T-8 SCRAP DIKELUARKAN DARI DAERAH
KERJA MESIN S-4
SCRAP DITUMPUK DILANTAI DIANGKUT KE MESIN POTONG
DIUKUR DENGAN METERAN I-2
T-4 O-2
DIPOTONG DENGAN API LAS
T-7
Gambar 2.2 Flow Process Chart Main Shaft
Universitas Sumatera Utara
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Lean Manufacturing
Lean adalah sejumlah teknik yang luas yang ketika di kombinasikan dan berjalan dengan baik, akan mereduksi dan mengeliminasi tujuh pemborosan.
Sistem ini tidak hanya akan membuat perusahaan akan menjadi lebih ramping, tetapi juga menjadi lebih fleksibel dan juga lebih responsif dengan eliminasi
pemborosan.
1
Sistem ini disebut lean karena pada akhirnya proses dapat berjalan dengan: 1. Menggunakan material yang lebih sedikit
2. Membutuhkan investasi yang lebih sedikit 3. Menggunakan persediaan yang lebih sedikit
4. Membutuhkan ruang yang lebih sedikit
5.
Dan membutuhkan tenaga kerja yang lebih sedikit
Terdapat lima prinsip dasar Lean, yaitu: 1. Mengidentifikasi nilai produk barang danatau jasa berdasarkan perspektif
pelanggan, dimana pelanggan menginginkan produk barang danatau jasa berkualitas superior, dengan harga yang kompetitif dan penyerahan yang tepat
waktu.
1
Wilson, Lonnie. 2010. How to Implement Lean Manufacturing. USA: McGraw-Hill Company. Hal:9
Universitas Sumatera Utara