Uraian Proses Produksi Pengumpulan Data

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1 Pengumpulan Data

5.1.1 Uraian Proses Produksi

Proses produksi sparepart pada PT. Apindowaja Ampuh Persada berbeda- beda. Berikut ini adalah proses produksi Main Shaft: 1. Proses pengukuran dan pemotongan Pada proses ini, batangan baja jenis ASSAB 709 diukur sesuai dengan ukuran yang diinginkan dan diberi tanda. Batangan baja jenis ASSAB 709 dipotong dengan mesin potong. Batangan baja ASSAB 709 merupakan bahan baku pembuatan mainshaft. Batangan baja jenis ini dipilih karena memiliki tingkat keuletan yang tinggi dan tahan terhadap gesekan. Main shaft AP12 dan AP17 memiliki diameter yang sama yaitu sebesar 150 mm. Plat baja juga diukur dan diberi tanda sesuai ukuran yang diinginkan, plat baja merupakan bahan untuk pembuatan penahan bearing. Pemotongan plat baja dilakukan dengan api las asetilen sesuai dengan tanda yang diberikan pada saat pengukuran. Dalam hal ini digunakan meteran untuk mengukur panjang potongan besi. Batangan baja hasil pemotongan akan dibawa ke stasiun pengelasan, sedangkan plat baja dibawa ke stasiun pengerollan. 2. Proses pengerolan plat ring Pada proses ini, plat baja yang telah dipotong di roll untuk membentuk plat menjadi bulat dengan diameter 150 mm. Proses roll dilakukan secara Universitas Sumatera Utara bertahap dari diameter pengerolan yang besar hingga diperoleh diameter 150 mm. Ring merupakan part yang akan di satukan dengan batangan baja dengan proses las. Ring ini berfungsi sebagai penahan bearing agar tidak bergeser. Plat baja yang telahh menjadi ring akan dibawa ke stasiun pengelasan untuk disatukan dengan mainshaft. 3. Proses pengelasan Pada stasiun ini, batangan baja yang telah dipotong akan disatukan dengan ring melalui proses pengelasan. Ring dipasang pada batangan baja dan dimasukkan ke dalam mal cetakan agar ring tidak bergeser pada proses pengelasan. Pengelasan yang digunakan adalah las busur listrik dengan tujuan agar sambungan benar-benar kuat dan tidak mengubah struktur molekul pada baja sehingga mainshaft tetap kuat meski tidak melelui tahapan aging. Proses pengelasan dilakukan pada seluruh permukaan agar hasil yang diperoleh benar-benar kuat. Setelah pengelasan dilakukan, produk setengah jadi diangkut ke stasiun pembubutan dengan menggunakan crane. 4. Proses pembubutan Pada proses ini, main shaft setengah jadi di tumpuk di penyimpanan sementara untuk menunggu dikerjakan. Proses pembubutan dilakukan untuk memperoleh bentuk yang sesuai dengan spesifikasi main shaft. Proses pembubutan dilakukan untuk mengurangi diameter bagian main shaft yang berfungsi sebagai tempat dudukan spur gear, merapikan sisa las yang menempel pada mainshaft . Pada proses pembubutan dilakukan secara bertahap hingga diperoleh diameter yang diinginkan. Proses pengukuran Universitas Sumatera Utara dengan jangka sorong juga dilakukan secara bertahap untuk mengetahui hasil proses pembubutan. Sisa pembubutan scrap mesin ditumpukkan dilantai produksi. Mainshaft yang telah dibubut akan ditumpuk sementara sebelum dipindahkan ke stasiun milling. 5. Proses milling Mainshaft dari stasiun pembubutan tiba di penyimpanan sementara pada stasiun milling. Mainshaft akan dikerjakan satu persatu untuk untuk membuat alur pasak, alur pasak berfungsi sebagai tempat dudukan pasak yang akan menahan spur gear. Setiap main shaft memiliki tiga buah alur pasak yang dikerjakan secara bergantian. Proses milling dilakukan dengan mesin milling manual oleh seorang operator. 6. Proses pengecatan Setelah proses milling, main shaft akan di cat untuk melindungi main shaft dari korosi. Pengecatan dilakukan secara manual oleh seorang tenaga kerja. Proses pengecatan dan pengeringan dilakukan di stasiun yang sama, pengeringan dilakukan selama 6 jam agar cat benar-benar kering. Seteleh cat kering, main shaft dibawa ke stasiun pengepakan. 7. Proses pengepakan Main shaft yang sudah selesai dimasukkan dengan hati-hati kedalam kemasan kotak kayu. Pengemasan dilakukan untuk melindungi agar main shaft tidak rusak pada saat pengiriman akibat gesekan dengan produk lain. Main shaft yang telah dikemas dibawa ke penyimpanan semantara menunggu untuk dikirim. Universitas Sumatera Utara Flow Process Chart pembuatan Main Shaft secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 5.1. DITUMPUK DI GUDANG S-1 DIANGKUT KE MESIN POTONG DIUKUR DENGAN METERAN DIANGKUT KE STASIUN PENGELASAN POTONGAN BESI DIBUBUT POTONGAN BESI DIPOTONG DENGAN MESIN POTONG DIUKUR DENGAN JANGKA SORONG DIANGKUT KE STASIUN PENGECATAN DICAT T-3 O-5 T-11 O-7 POTONGAN BESI T-12 DIANGKUT KE STASIUN PENGEPAKAN PACKING DIANGKUT KE GUDANG PRODUK DISIMPAN O-8 S-7 SCRAP DIKELUARKAN DARI DAERAH KERJA MESIN T-2 SCRAP DITUMPUK DI LANTAI S-2 POTONGAN BESI DIANGKUT KE MESIN MILLING DI MILLING UNTUK MEMBUAT ALUR PASAK DENGAN MESIN MILLLING T-9 O-6 SCRAP DIKELUARKAN DARI DAERAH KERJA MESIN SCRAP DITUMPUK DI LANTAI T-10 T-14 S-5 I-1 I-3 O-1 PACKING S-6 DITUMPUK DI GUDANG T-13 DIANGKUT KE STASIUN PENGEPAKAN DITUMPUK DI GUDANG S-3 DIANGKUT KE MESIN ROLL DIANGKUT KE STASIUN PENGELASAN T-5 T-6 PLAT BESI O-3 DI ROLL MENJADI RING DENGAN MESIN ROLL DILAS MENGGUNAKAN MESIN LAS O-4 T-1 DIANGKUT KE MESIN BUBUT T-8 SCRAP DIKELUARKAN DARI DAERAH KERJA MESIN S-4 SCRAP DITUMPUK DILANTAI DIANGKUT KE MESIN POTONG DIUKUR DENGAN METERAN I-2 T-4 O-2 DIPOTONG DENGAN API LAS T-7 MENUNGGU UNTUK DIBUBUT D-1 D-2 MENUNGGU UNTUK DIPINDAHKAN D-3 MENUNGGU UNTUK DIMILLING D-4 MENUNGGU UNTUK DIPINDAHKAN Gambar 5.1 Flow Proses Chart

5.1.2 Waktu Proses Produksi