1. Pengerollan 2. Pengelasan
3. Packing Waktu siklus proses produksi yang lebih lama dari takt time menunjukkan
proses berjalan lebih lebih lambat dari waktu proses yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan, sehingga terjadi bottle neck dalam proses penyelesaian
produk. Proses tersebut adalah: 1. Pengukuran dan Pemotongan
2. Pembubutan 3. Milling
4. Pengecatan
6.1.3 Analisis Time Study
Studi waktu menunjukkan distribusi waktu proses dari setiap proses
produksi secara kontiniu. Distribusi waktu kerja pada menunjukkan bahwa adanya perbedaan waktu proses yang sangat signifikan. Proses pengelasan dan proses
pengerollan menunjukkan proses yang sangat singkat bila dibandingkan dengan proses pengecatan. Proses pengerollan membutuhkan waktu 29,77 menit dan
proses pengelasan membutuhkan waktu 38,82 menit, sedangkan pada proses pengecatan membutuhkan waktu sebesar 483,55 menit. Perbedaan waktu yang
sangat signifikan ini menunjukkan beban kerja yang tidak seimbang.
Universitas Sumatera Utara
6.1.4 Analisis Process Cycle Efficiency
Nilai persentase process cycle efficiency untuk proses produksi main shaft adalah 11,89. Nilai process cycle efficiency diperoleh dari waktu value added
activity sebesar 1.295,08 menit dengan total lead time sebesar 10.804,59 menit. Dari hasil perhitungan di atas, maka proses produksi main shaft belum memasuki
konsep Lean. Hal ini disebabkan karena non value added activity 9.509,51 menit lebih besar dibandingkan dengan value added activity 1.295,08 menit. Non value
added activity sebesar 88,01 dari total lead time. Non value added activity pada proses produksi main shaft sangat
signifikan, hal ini berpengaruh langsung terhadap efisiensi sehingga perlu dicari pemecahan untuk mereduksi dan mengeliminasi kegiatan tersebut. Reduksi dan
eliminasi non value added activity dapat menghemat waktu pengerjaan main shaft sehingga terjadi penghematan jam kerja karyawan. Penghematan jam kerja akan
secara langsung meningkatkan kapasitas produksi tanpa harus menambah input yang digunakan dalam proses produksi sehingga terjadi peningkatan
produktivitas. Melalui penghematan tersebut akan tercapai keinginan perusahaan untuk melakukan produksi secara efektif, dan efisien dalam menggunakan
sumberdaya untuk meningkatkan produktivitas.
6.1.5 Analisis Process Lead Time dan Process Velocity
Perhitungan process lead time menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan jumlah permintaan main shaft pada bulan
Februari tahun 2013 dari awal hingga akhir adalah sekitar 21,11 hari. Hal tersebut
Universitas Sumatera Utara
masih dibawah jumlah hari kerja pada bulan Februari sebanyak 24 hari kerja, sehingga perusahaan masih mampu memenuhi permintaan konsumen pada bulan
Februari. Pada perhitungan process velocity, kecepatan proses yang diperoleh untuk
menyelesaikan jumlah permintaan main shaft pada bulan Februari tahun 2013 ini adalah 0,331 proseshari 0,047 prosesjam. Nilai proses velocity diperoleh dari
hasil perbandingan jumlah aktivitas pada proses produksi main shaft yaitu sebanyak 7 kegiatan proses dengan process lead time. Process velocity ini
menunjukkan kecepatan proses produksi untuk memenuhi seluruh permintaan main shaft pada bulan Februari tahun 2013, sehingga process velocity pada suatu
produksi harus ditingkatkan secara terus-menerus agar dapat meningkatkan hasil produksi serta mengurangi biaya produksi. Process velocity dapat ditingkatkan
dengan mengurangi pemoborosan waste pada lantai produksi seperti WIP, transportasi, penyimpanan, dan waktu tunggu.
6.1.6 Diagram Five Why