5.2.4 Present State Value Stream Mapping
Pembuatan peta setiap kategori proses Door-to-Door Flow memerlukan informasi yang akan direkapitulasi dalam satu process box. Untuk itu perlu
dipahami urutan proses produksi. Urutan proses yang diperhatikan adalah:
1. Proses pengukuran dan pemotongan Pada proses ini, batangan baja jenis ASSAB 709 diukur sesuai dengan ukuran
yang diinginkan dan diberi tanda. Batangan baja jenis ASSAB 709 dipotong dengan mesin potong. Batangan baja ASSAB 709 merupakan bahan baku
pembuatan mainshaft. Batangan baja jenis ini dipilih karena memiliki tingkat keuletan yang tinggi dan tahan terhadap gesekan. Main shaft AP12 dan AP17
memiliki diameter yang sama yaitu sebesar 150 mm. Plat baja juga diukur dan diberi tanda sesuai ukuran yang diinginkan, plat baja merupakan bahan
untuk pembuatan penahan bearing. Pemotongan plat baja dilakukan dengan api las asetilen sesuai dengan tanda yang diberikan pada saat pengukuran.
Dalam hal ini digunakan meteran untuk mengukur panjang potongan besi. Batangan baja hasil pemotongan akan dibawa ke stasiun pengelasan,
sedangkan plat baja dibawa ke stasiun pengerollan. 2. Proses pengerolan plat ring
Pada proses ini, plat baja yang telah dipotong di roll untuk membentuk plat menjadi bulat dengan diameter 150 mm. Proses roll dilakukan secara
bertahap dari diameter pengerolan yang besar hingga diperoleh diameter 150 mm. Ring merupakan part yang akan di satukan dengan batangan baja dengan
proses las. Ring ini berfungsi sebagai penahan bearing agar tidak bergeser.
Universitas Sumatera Utara
Plat baja yang telahh menjadi ring akan dibawa ke stasiun pengelasan untuk disatukan dengan mainshaft.
3. Proses pengelasan Pada stasiun ini, batangan baja yang telah dipotong akan disatukan dengan
ring melalui proses pengelasan. Ring dipasang pada batangan baja dan dimasukkan ke dalam mal cetakan agar ring tidak bergeser pada proses
pengelasan. Pengelasan yang digunakan adalah las busur listrik dengan tujuan agar sambungan benar-benar kuat dan tidak mengubah struktur molekul pada
baja sehingga mainshaft tetap kuat meski tidak melelui tahapan aging. Proses pengelasan dilakukan pada seluruh permukaan agar hasil yang diperoleh
benar-benar kuat. Setelah pengelasan dilakukan, produk setengah jadi diangkut ke stasiun pembubutan dengan menggunakan crane.
4. Proses pembubutan Pada proses ini, main shaft setengah jadi di tumpuk di penyimpanan
sementara untuk menunggu dikerjakan. Proses pembubutan dilakukan untuk memperoleh bentuk yang sesuai dengan spesifikasi main shaft. Proses
pembubutan dilakukan untuk mengurangi diameter bagian main shaft yang berfungsi sebagai tempat dudukan spur gear, merapikan sisa las yang
menempel pada mainshaft . Pada proses pembubutan dilakukan secara bertahap hingga diperoleh diameter yang diinginkan. Proses pengukuran
dengan jangka sorong juga dilakukan secara bertahap untuk mengetahui hasil
Universitas Sumatera Utara
proses pembubutan. Sisa pembubutan scrap mesin ditumpukkan dilantai produksi. Mainshaft yang telah dibubut akan ditumpuk sementara sebelum
dipindahkan ke stasiun milling. 5. Proses milling
Mainshaft dari stasiun pembubutan tiba di penyimpanan sementara pada stasiun milling. Mainshaft akan dikerjakan satu persatu untuk untuk membuat
alur pasak, alur pasak berfungsi sebagai tempat dudukan pasak yang akan menahan spur gear. Setiap main shaft memiliki tiga buah alur pasak yang
dikerjakan secara bergantian. Proses milling dilakukan dengan mesin milling manual oleh seorang operator.
6. Proses pengecatan Setelah proses milling, main shaft akan di cat untuk melindungi main shaft
dari korosi. Pengecatan dilakukan secara manual oleh seorang tenaga kerja. Proses pengecatan dan pengeringan dilakukan di stasiun yang sama,
pengeringan dilakukan selama 6 jam agar cat benar-benar kering. Seteleh cat kering, main shaft dibawa ke stasiun pengepakan.
7. Proses pengepakan Main shaft yang sudah selesai dimasukkan dengan hati-hati kedalam kemasan
kotak kayu. Pengemasan dilakukan untuk melindungi agar main shaft tidak rusak pada saat pengiriman akibat gesekan dengan produk lain. Main shaft
yang telah dikemas dibawa ke penyimpanan semantara menunggu untuk dikirim.
Universitas Sumatera Utara
Informasi yang terkumpul dari setiap stasiun kerja dimasukkan dalam process box. Current State Map yang menggambarkan kondisi nyata seluruh
proses yang terjadi di lantai pabrik dalam process box dan gambaran inventory serta WIP yang menunggu pada masing-masing proses dapat dilihat pada Gambar
5.3.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.3 Current State Map
Universitas Sumatera Utara
5.2.5 Value Added Activity dan Non-Value Added Activity