53 yang berhak dalam waktu paling lama 60 enam puluh hari sejak tanggal
keputusan tersebut ditetapkan apabila bentuk ganti rugi berupa uang dan terhadap bentuk ganti rugi selain uang tenggang waktu sesuai dengan
kesepakatan para pihak. Untuk melindungi kepentingan yang berhak atas ganti rugi, seorang
penerima kuasa hanya dapat menerima kuasa dari 1 satu orang yang berhak atas ganti rugi. Surat kuasa untuk menerima ganti rugi harus dibuat
dalam bentuk notariil dan disaksikan oleh dua orang saksi atau bagi daerah terpencil surat kuasa dibuat secara tertulis dan diketahui oleh Kepala
DesaLurah atau yang setingkat dengan itu dan Camat. Bersamaan dengan pembayaran ganti rugi berupa uang, Instansi
Pemerintah yang memerlukan tanah membuat tanda terima pembayaran ganti rugi, ditindaklanjuti dengan Penandatanganan Pernyataan Pelepasan
Hak atas tanah danatau bangunan danatau tanaman, dan oleh Panitia Pengadaan Tanah dibuat Berita Acara pembayaran ganti rugi dan pelepasan
hak atas tanah. Pada saat penandatanganan pernyataan pelepasan hak atas tanah yang berhak atas ganti rugi wajib menyerahkan dokumen asli bukti
kepemilikan kepada Panitia Pengadaan Tanah.
13. Penitipan Ganti Rugi
Penitipan ganti rugi diajukan oleh instansi pemerintah yang memerlukan tanah kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat untuk
memperoleh penetapan, dengan melampirkan persyaratan : a. Berita Acara pembayaran ganti rugi
Universitas Sumatera Utara
54 b. Berita Acara hasil pelaksanaan musyawarah dan penetapan bentuk dan
besarnya ganti rugi. c. Keputusan Bupati Walikota Gubernur Mendagri terhadap adanya
keberatan; d. Keterangan dan alasan penitipan ganti rugi dan
e. Surat-surat lain terkait penitipan ganti rugi.
f. Penitipan ganti rugi dilakukan dalam hal :
1 Tidak ada kesepakatan nilai ganti rugi sedangkan musyawarah telah melewati jangka waktu 120 hari.
2 Yang berhak menerima ganti rugi tidak diketahui keberadaannya. 3 Obyek perkara dipengadilan dan belum memperoleh putusan yang
berkekuatan hukum tetap. 4 Masih dipersengketakan kepemilikannya
5 Sedang diletakan sita oleh pihak yang berwenang. 6 Terhadap tanah yang uang ganti ruginya dititipkan di Pengadilan,
belum dapat diajukan permohonan hak atas tanahnya.
14. Pemberkasan
Panitia Pengadaan Tanah KabupatenKota melakukan pemberkasan dokumen dan menyerahkannya kepada:
a. Instansi Pemerintah yang memerlukan tanah berupa dokumen asli. b. Pertanahan KabupatenKota berupa rekaman dokumen asli yang
dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang.
Universitas Sumatera Utara
55 c. Instansi induk yang memerlukan tanah berupa rekaman dokumen asli
yang dilegalisir oleh Pejabat yang berwenang. d. BupatiWalikota atau Gubernur untuk wilayah DKI Jakarta berupa
rekaman dokumen asli yang dilegalisir oleh Pejabat yang berwenang. e. Tugas dan tangung jawab Panitia Pengadan Tanah KabupatenKota
berakhir setelah penyerahan dokumen Pengadaan Tanah kepada Instansi Pemerintah yang memerlukan tanah dengan dibuat Berita Acara.
f. Permasalahan yang lahir setelah berakhirnya pelaksanaan Pengadaan Tanah tidak menghalangi pembangunan fisik sedangkan bentuk dan
tindak lanjut penyelesaian permasalahan tersebut sesuai dengan isi putusan penyelesaiannya
Pemerintah Aceh Timur sudah melakukan tahapan pengadaan tanah menurut ketentuan yang berlaku dimulai tahun 2006 sampai 2012 dengan memakai dana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Timur. Proses pelaksanaannya sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku, tetapi kendalanya dilapangan yang
menyebabkan proses tersebut belum selesai dilaksanakan. Panitia sudah bekerja maksimal dalam melakukan inventarisasi, pendataan dan penelitian dengan
melibatkan seluruh pemegang hak atas tanah. Proses musyawarah juga telah dilakukan dengan prinsip musyawarah, begitu juga dengan penyuluhan dan
penjelasan mengenai rencana pembangunan, walaupun ada sebahagian masyarakat yang tidak sepakat.
62
62
Marzaini, Kepala Bagian Administrasi Pertanahan Setdakab Aceh Timur, Wawancara, tanggal 10 April 2012.
Universitas Sumatera Utara
56
C. Proses Pelaksanaan Ganti Rugi Tanah Untuk Kepentingan Umum. 1. Proses Penetapan Lokasi Tanah untuk Kepentingan Umum.
Pengadaan tanah untuk Pembangunan Pusat Pemerintahan Kabupaten Aceh Timur merupakan Program Pemerintah Kabupaten Aceh Timur sebagaimana
tercantum dalam Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Aceh Timur. Sebagai Kabupaten yang mengalami pemekaran sudah seharusnya melaksanakan
Pembebasan Tanah dengan Ganti Rugi untuk pembangunan Pusat Pemerintahan Kabupaten Aceh Timur yang baru. Dasar pembebasan tanah untuk kepentingan
umum telah disusun dalam Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Aceh Timur. Dengan adanya RTRW maka terpenuhi persyaratan dalam pembebasan tanah
untuk kepentingan umum. Pasal 4 empat Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005, menyatakan :
“Pengadaan dan rencana pemenuhan kebutuhan tanah yang diperlukan bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum hanya dapat dilakukan
apabila berdasarkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah ditetapkan terlebih dahulu.”
63
Proses Penetapan lokasi tanah untuk Pembangunan Pusat pemerintahan Kabupaten Aceh Timur berbeda dengan Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah yang
biasanya dilakukan. Karena Pengadaan Tanah yang dilakukan mencakup seluruh Instansi Pemerintah Kabupaten Aceh Timur. Seluruh tahapan pengadaan tanahnya
terpusat pada Bagian Administrasi Pertanahan Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh
63
Lihat Pasal 4 Peraturan Presiden Nomor 36 tahun 2005 tentang pengadaan tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
Universitas Sumatera Utara
57 Timur. Penetapan Lokasi Pembangunan Perkantoran Pusat Pemerintahan Kabupaten
Aceh Timur berdasarkan Keputusan Bupati Aceh Timur adalah di Desa Titi Baro dan Seunebok Teungoh Kecamatan Idi Rayeuk yang mengacu kepada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2007 tentang pemindahan Ibukota Kabupaten Aceh Timur dari wilayah Kota Langsa ke Wilayah Idi Rayeuk Kabupaten
Aceh Timur. Sesuai dengan Pasal 5 Peraturan Kepala BPN Nomor 3 Tahun 2007, Setelah
menerima permohonan lokasi Bupati Aceh Timur dengan terlebih dahulu melakukan pengkajian kesesuaian rencana pembangunan dari aspek tata ruang, penatagunaan
tanah, sosial ekonomi dan penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan tanah yang didasarkan atas rekomendasi instansi terkait dan kantor Pertanahan Kabupaten Aceh
Timur. Pemerintah selaku pengayom masyarakat menyadari akan ada masalah dalam
pembebasan tanah untuk kepentingan umum, karena pembebasan tanah berada pada lokasi tempat tinggal penduduk dan daerah pertanian yaitu Kecamatan Idi rayeuk
yaitu di Gampong Seunebok Teungoh dan Titi Baro. Untuk memenuhi keperluan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum, maka dilakukan
pembebasan tanah masyarakat yang kebanyakan status penguasaan hak milik, penguasaan hak-hak milik adat dan status hak lain.
Pemerintah Kabupaten Aceh Timur menunjuk Panitia Pengadaan Tanah untuk melakukan pembebasan tanah masyarakat dengan memperhatikan secara cermat dan
bijaksana serta menghormati hak-hak yang mereka mililki. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesewenangan sehingga menimbulkan kerawanan sosial akibat tidak
Universitas Sumatera Utara
58 memperhatikan status tanah atau macam hak-hak atas tanah. Dalam keterkaitan ini
perlu diperhatikan karena penggunaan atas tanah menyangkut berbagai macam kepentingan pemilik yang mungkin tidak dapat dipisahkan, seperti adanya tempat
bersemayam leluhur atau tempat mereka berdiam dan mencari nafkah. Lokasi
pembebasan tanah
untuk Pembangunan
Pusat Pemerintahan
Kabupaten Aceh Timur terletak di Kecamatan Idi Rayeuk. Selama 6 enam tahun panitia pengadaan tanah telah melakukan lebih 80 pembebasan tanah dari luas 55
hektar. Pengadaaan tanah ini melibatkan sekitar 83 KK pemegang hak atas tanah dan tersebar di dua gampong yaitu gampong Seunebok Teungoh dan Titi Baro.
Berdasarkan letak, luas dan jumlah pemegang hak atas tanah yang terkena pembebasan tanah yang dapat dilihat pada tabel 1, berikut ini :
Tabel 1 : Letak, Luas dan Jumlah pemegang hak atas tanah dalam pembebasan tanah untuk Pembangunan Pusat Pemerintahan Kabupaten Aceh
Timur.
No. Nama Gampong
Jumlah Pemegang Hak Orang
Luas Tanah Ganti Rugi M²
1. 2.
Seunebok Teungoh Titi Baro
38 45
26.650 M² 28.350 M²
Jumlah 83
55.000 M²
Sumber : Bagian Administrasi Pertanahan setdakab Aceh Timur, 2012.
Bagian Administrasi Pertanahan Setdakab Aceh Timur merupakan pelaksana teknis yang melakukan koordinasi dengan Instansi terkait berkaitan dengan ganti rugi
tanah untuk pembangunan pusat pemerintahan Kabupaten Aceh Timur. Menurut Marzaini, pihaknya sebagai pelaksana teknis telah melakukan musyawarah dan
memberikan batas-batas pada gambarpeta situasi tanah dengan memuat keterangan
Universitas Sumatera Utara
59 yang diperlukan seperti tanda-tanda batas, dan mengenai benda-benda lain yang ada
di atas tanah. Ganti rugi yang diberikan hanya tanah dan bangunan. Untuk tanaman tidak dilakukan ganti rugi mengingat tanaman yang ada di atas tanah tersebut tidak
terlalu banyak.
64
2. Proses Pembebasan Tanah dilakukan Panitia Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum.