pelestarian segmen khazanah bahasa yang dinilai sangat tinggi yang tidak dipelajari pertama kali, tetapi dipelajari lebih kemudian dan dipelajari
secara lebih sadar, biasanya melalui pendidikan formal dalam suatu masyarakat, untuk situasi-situasi yang dianggap sebagai lebih formal dan
terjaga, dan pelestarian segmen yang dinilai kurang tinggi yang dipelajari pertama kali dengan sedikit usaha atau tanpa usaha yang disadari, berapa
derajat pun hubungan kebahasaannya dengan segmen yang dinilai lebih tinggi, dari hanya sekedar perbedaan stilistik sampai perbedaan bahasa,
untuk situasi yang dianggap sebagai lebih resmi.
4.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Berkaitan dengan penelitian ini, Bahren 1995 dalam Language Choice telah melakukan penelitian terhadap bangsamasyarakat Indonesia
yang berada di Australia Mendeskripsikan kebertahanan bahasa Indonesia dalam konteks Multilingual. Tujuannya adalah Mendeskripsikan stabilitas
bilingual intrakelompok sesama masyaraat Indonesia yang berada di Australia tepatnya di kota Sydney dan Melbourne, karena di kedua kota besar inilah
kebanyakan masyarakat Indonesia berdomisili. Ternyata dari hasil penelitian yang dilakukan Bahren tersebut
ditemukan bahwa anak-anak cenderung menggunakan bahasa Inggris dari
Universitas Sumatera Utara
pada bahasa Indonesia pada saat mereka bertemu atau berkomunikasi. Sementara para orang tua lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia
pada saat berkomunikasi sesama bangsa pada kesempatan atau situasi apapun. Dari sisi jenis kelamin, wanita lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia
dibanding pria. Mukhamdanah 2005 juga telah melakukan penelitian terhadap
Pemertahanan dan Sikap Bahasa di kalangan mahasiswa WNI keturunan Cina di Medan. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa 80 mereka
mempunyai kemampuan berbahasa Hokkian dan mereka menggunakan bahasa tersebut hampir pada semua ranah maupun peristiwa bahasa. Adapun
kemampuan yang 80 tersebut adalah hanya sebatas kemampuan berbicara, berbeda dengan kemampuan membaca maupun menulis mereka dalam aksara
Cina yang berada cukup jahu perbedaan penguasaan maupun kemampuannya. Sehingga pada saat menulis surat atau pesan mereka lebih cenderung
menggunakan bahasa Indonesia. Dalam pemilihan lagu maupun film-film, mereka lebih suka yang
berbahasa Indonesia dengan perbandingan sebagai berikut ; berbahasa Indonesia 28, berbahasa Cina 23 dan berbahasa Inggris 33.
Maryani 1999 dalam penelitiannya yang berjudul Pemilihan Bahasa Masyarakat Bahasa Sunda di Kotamadya Bogor yang selanjutnya disingkat
MBSB, telah melakukan penelitian terhadap MBSB sebagai salah satu
Universitas Sumatera Utara
masyarakat dwibahasa Sunda-Indonesia.Mereka menggunakan kedua bahasa itu secara bergantian. Akan tetapi, tampaknya, ada kecenderungan
pemilihan bahasa Indonesia oleh MBSB, khususnya generasi muda. Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji masalah pemilihan bahasa MBSB dari segi
pola dan signifikansinya berdasarkan variabel sosial MBSB yang berupa jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, kelas ekonomi, dan jenis pekerjaan pada
ranah keluarga dan ranah pekerjaan. Dari penelitian tersebut beliau menyimpulkan sebagai berikut; 1
Variabel jenis kelamin berpengaruh pada pemilihan bahasa. Pernyataan bahwa penutur wanita lebih sering menggunakan bahasa Sunda terbukti pada ranah
keluarga, sedangkan pada ranah pekerjaan tidak terbukti. 2 Variabel generasi berpengaruh pada pemilihan bahasa MBSB, baik pada ranah keluarga maupun
pada ranah pekerjaan. Semakin muda usia MBSB, semakin jarang bahasa Sunda digunakan. Pernyataan itu dapat diterima, baik pada ranah keluarga
maupun pada ranah pekerjaan. 3 Variabel tingkat pendidikan berpengaruh pada pemilihan bahasa MBSB hanya pada ranah keluarga. Semakin tinggi
tingkat pendidikan, semakin jarang bahasa Sunda digunakan. Ketiga hipotesis itu diterima keberadaannya sampai derajat kepercayaannya 95. Sementara
itu, dua hipotesis yang lain, yakni yang menyatakan bahwa kelas ekonomi dan jenis pekerjaan pada pemilihan bahasa tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
Universitas Sumatera Utara
BAB V METODOLOGI PENELITIAN
5.1 Metodologi dan Langkah Kerja
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu dengan memberikan deskripsi atau gambaran tentang
pemilihan bahasa suku India Tamil di Kota Medan di kelima kecamatan yang telah disebutkan sebelumnya. Konteks penelitihan ini adalah kedwibahasaan
bilingualisme. Penelitian kualitatif bertujuan mempertahankan bentuk dan isi perilaku
manusia dan menganalisa kualitas-kualitasnya, memperoleh pemahaman yang otentik mengenai pengalaman orang-orang, sebagaimana dirasakan orang-
orang yang bersangkutan. Sementara penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat
gejala-gejala peristiwa dan memaparkan hal-hal yang terjadi selama penelitian. Subroto 2007:5 mengatakan bahwa pada umumnya untuk ilmu
pengetahuan alam lebih banyak dipakai metode kuantitatif, sedangkan untuk ilmu-ilmu kebudayaan atau ilmu-ilmu humaniora lebih banyak digunakan
metode kualitatif. Pengkajian untuk ilmu-ilmu humaniora terutama bertujuan membuat
deskripsi pemerian suatu situasi, kejadian atau peristiwa, menginterpretasikan kejadian atau peristiwa, serta berusaha menangkap
Universitas Sumatera Utara