Pendahuluan Identitas Sosial Informan

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

6.1 Hasil Penelitian

Berikut adalah hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis sejak bulan Januari 2010 sampai dengan Juni 2010 di kelima kecamatan yang telah disebutkan sebelumnya.

6.1.1 Pendahuluan

Di kota Medan terdapat lebih kurang dua belas bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat kota Medan dalam percakapan sehari- hari yang dilakukan oleh sesama suku. Salah satu bahasa yang digunakan adalah bahasa India Tamil. Bahasa tersebut merupakan bahasa yang dipakai untuk berkomunkasi antarkeluarga dan antaranggota masyarakat. Bahasa Tamil ini merupakan alat pendukung kebudayaan daerah. Walaupun asalnya dari India namun, ini sudah menjadi budaya Indonesia juga karena keberadaan mereka yang sudah cukup lama di Indonesia bahkan mereka adalah warga negara Indonesia. Sama halnya seperti Cina. Namun, sayangnya sepertinya mereka agak diabaikan sehingga keberadaan mereka tidak begitu mendapat perhatian karena mereka sepertinya masih dianggap asing. Universitas Sumatera Utara Dalam upacara-upacara adat seperti pesta perkawinan, upacara meninggal, beribadah dan berbagai aspek kebudayaan lainnya, bahasa Tamil masih terus dipakai meskipun banyak juga yang tidak mengerti arti mantera atau do’a yang disampaikan oleh pemuka agama atau ketua adat maupun pendeta mereka. Begitu juga dengan lagu-lagu rohani yang mereka kumandangkan di Kuil dan Wihara, rata-rata do’a dan lagunya dalam bahasa Tamil.

6.1.2 Identitas Sosial Informan

Identitas sosial informan mengacu pada ciri-ciri yang berkenaan dengan masyarakat bahasa yang dijadikan pemercontoh sampling pada penelitian ini. Dengan demikian ciri-ciri sosial informan akan dihitung berdasarkan jumlah pemercontoh dengan identifikasi sebagai berikut : 1. Jumlah informan berdasarkan jenis kelamin 2. Jumlah informan berdasarkan usia 3. Jumlah informan berdasarkan pendidikan dan 4. Jumlah informan berdasarkan pekerjaan 6.1.2.1 Jumlah Informan Berdasarkan Jenis Kelamin Jumlah informan yang diteliti melalui angket yang diberikan adalah sebanyak 200 dua ratus orang dengan rincian 100 seratus orang Universitas Sumatera Utara laki-laki dan 100 seratus orang perempuan. Dari 200 dua ratus angket yang diisi peneliti hanya mewawancarai 20 dua puluh orang yaitu 10 sepuluh orang laki-laki dan 10 sepuluh orang perempuan. Awalnya peneliti ingin mewawancarai semuanya namun, setelah melakukan wawancara sebanyak 20 orang dan terjadi jawaban yang berulang redundan, maka peneliti hanya mewawancarai 20 orang saj. Dari hasil wawancara peneliti hanya mengambil 6 sampel informan saja yang disertakan pada lembar lampiran karena dianggap sudah representatif. Penetapan jumlah sampling yang sebanding antara informan laki- laki dan informan perempuan dilakukan dengan asumsi bahwa pemilihan bahasa laki-laki dengan perempuan mempunyai perbedaan. 6.1.2.2 Jumlah Informan Berdasarkan Usia Perbedaan tingkat usia merupakan salah satu faktor yang sangat berpenguruh terhadap sikap dan pilihan bahasa seseorang dalam berkomunikasi. Berdasarkan asumsi atau perkiraan ini maka data informan pada penelitian ini diklasifikasikan sebagai berikut : usia 15 sd 30 tahun dikategorikan Remaja, sebanyak 65 informan yaitu laki-laki 30 informan dan perempuan 35 informan. Usia 31 sd 50 Dewasa sebanyak 74 informan yaitu laki-laki 37 informan dan perempuan 37 informan. Usia di atas 50 tahun dikategorikan Orang Universitas Sumatera Utara tua sebanyak 61 informan terdiri atas 33 informan laki-laki dan 28 informan perempuan. Dari uraian di atas, jumlah informan berdasarkan usia dapat dilihat dari paparan tabel berikut : Tabel 7 Jumlah Informan Berdasarkan Usia Laki-laki Perempuan Usia Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 15 sd 30 30 30 35 35 31 sd 50 37 37 37 37 50 33 33 28 28 Total 100 100 100 100 6.1.2.3 Jumlah Informan Berdasarkan Pendidikan Pendidikan yang dikecap oleh suku Tamil sama dengan suku- suku lainnya. Dari 200 informan yang diteliti yang sampai ke jenjang sarjana sebanyak 27 orang, SMA sebanyak 98 orang, SMP sebanyak 47 orang, dan SD sebanyak 28 orang. Tabel 8 Jumlah Informan Berdasarkan Pendidikan Orang tua Dewasa Remaja Persentase Jenjang Pendidikan Lk Pr Lk Pr Lk Pr Jumlah SD 5 17 3 2 1 0 28 14 SMP 11 6 7 17 3 3 47 23,5 SMA 10 5 19 18 18 28 98 49 Sarjana 7 0 8 0 8 4 27 13,5 Total 33 28 37 37 30 35 200 100 Universitas Sumatera Utara Dilihat dari data di atas, jenjang pendidikan suku Tamil ini sudah ada perubahan dimana saat ini rata-rata mereka tamat SMA. Ini merupakan salah satu alasan mengapa para Remaja Tamil kurang bisa berbahasa Tamil karena mereka telah bersentuhan dengan bahasa di luar bahasa ibu mereka. Kebanyakan waktu mereka habis di sekolah dan di luar rumah atau di lingkungan yang berbaur dengan berbagai macam suku. 6.1.2.4 Jumlah Informan Berdasarkan Pekerjaan Dalam pengelompokan pekerjaan terhadap data yang diperoleh, pekerjaan tersebut dibagi atas 4 empat kelompok yaitu pegawai negeri sipil, pegawai swasta, wiraswasta dan berjualan, dan yang terakhir adalah pelajar dan lainnya. Lainnya yang dimaksud di sini adalah Ibu Rumah Tangga dan yang masih menganggur. Karena kebanyakan kelompok kategori Orang tua dan Dewasa untuk kaum Perempuan adalah Ibu Rumah Tangga sedang yang kaum Laki-laki adalah menganggur atau belum mendapat pekerjaan dan sudah Pensiunan. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa informan yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil hanya 2 orang, pegawai swasta Universitas Sumatera Utara sebanyak 39 orang, sedang wiraswastaberjualan sebanyak 78 orang dan yang terakhir pelajar dan lainnya sebanyak 81 orang. Tabel 9 Jumlah Informan Berdasarkan Pekerjaan Orang tua Dewasa Remaja Pekerjaan Lk Pr Lk Pr Lk Pr Jumlah Pegawai negeri sipil 2 2 1 Pegawai swasta 9 3 10 6 3 8 39 20 Wiraswastaberjualan 17 7 26 8 13 7 78 39 Pelajar dan lainnya 5 18 1 23 14 20 81 40 Jumlah 33 28 37 37 30 35 200 100 Dari tabel di atas dapat ditarik simpulan bahwa hanya sedikit suku Tamil yang bekerja sebagai pegawai negeri kebanyakan mereka adalah wiraswasta dan jualan.

6.1.3 Penggunaan Bahasa Berdasarkan Ranah