Sejarah Kedatangan Orang India ke Indonesia

BAB III MASYARAKATSUKU INDIA

3.1 Sejarah Kedatangan Orang India ke Indonesia

Kapan dan bagaimana pertama sekali orang India pindah ke Indonesia tidak diketahui dengan pasti. Hal ini telah disurvei oleh peneliti dengan menanyakan beberapa orang suku India Tamil. Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia, Narain Sami, SH mengatakan kemungkinan suku Tamil pertama sekali datang ke Sumatera Utara sekitar tahun 1602, tapi beliau juga tidak begitu pasti. Namun berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Sinar 2008, mereka sudah berada di Indonesia sejak tahun 717 M. Untuk lebih rincinya penulis akan menulis berdasarkan kutipan dari buku karangan beliau dan dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Pernyataan berikut ini yaitu halaman 30 sd 35 adalah hasil dari ringkasan yang dibuat peneliti yang diambil dari Sinar 2008 : 1-17, menyebutkan kedatangan berbagai etnis India ke pantai Timur Sumatera dan pantai Barat Sumatera Utara sudah lama sekali sebelum Masehi. Pada awalnya mereka membawa agama Hindu dan yang terakhir mereka membawa agama Budha, terutama masa arus angin dari India ke Barus pada bulan Nopember dan Desember. Coomalaswamy menulis bahwa Sumatera yang mula-mula sekali sejak sebelum Masehi menerima pendatang Hindu-India. Universitas Sumatera Utara Sejak abad ke-3 M, transportasi perdagangan di kepulauan Nusantara di tangan orang Cola. Pusat di Tamilakam yang awalnya diambil alih oleh orang Pallava akhirnya dapat direbut kembali oleh orang Cola pada abad ke-9 M. Orang Pallava dulunya beragama Budha, tetapi menjadi Hindu kembali. Asal mereka dari India Utara dan simbol mereka adalah “makara” dan “lembu Shiwa” dan mengganggap bahwa mereka bukan dari Matahari atau Bulan melainkan dari “Asswattaman” yaitu pahlawan dari cerita Mahabharata. Ibu Kota Cola direbut oleh mereka pada tahun 280 M dan lambang raja-raja Cola adalah Harimau yang dicap pada benderanya. Pendeta Tamil Wajabodhi membawa aliran Tantrisme Mahayana Budha ke Malayu pada tahun 717 M. Hal ini dapat dilihat dari candi yang terdapat di Padang Lawas dan patung Adytiawarman di Pagarruyung. Kedatangan mereka ini sangat berdampak terhadap perdagangan dan adat budaya masyarakat di pantai Barat Sumatera Utara dan mereka membawa aksara Pallawa. Peranan etnis India dari Malabar Malabari dapat ditelusuri dari hikayat tentang masuknya Islam ke Sumatera. Adapun Islam yang terdapat di Malabar adalah bermazhab Syafei.. Di Lobu Tua Barus pantai Barat Provinsi Sumatera Utara telah ditemukan Batu Bersurat, tetapi atas perintah pembesar Belanda kepada Raja Barus Sutan Mara Pangkat sebahagian telah dihancurkan. Adapun sisa-sisa dari pecahan batu prasasti itu ada disimpan di bagian Arkeologi Museum Pusat Jakarta. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap prasasti Universitas Sumatera Utara tersebut oleh Prof. Dr. K.A. Nilakanta Sastri dari Universitas Madras pada tahun 1931, diketahui bahwa prasasti itu dibuat di tahun Saka1010 =1088 M yaitu pada masa pemerintahan Raja Cola, Kerajaan yang diperintah oleh Kulotunggadewa-I yang menguasai wilayah Tamil di India Selatan. Memasuki abad ke-16 dari catatan Portugis misalnya orang “Benggali” dari provinsi Bengal, “Kling” dari kerajaan Kalingga = Tamil dan Gujarat ramai sekali berdagang ke Sumatera dan kawin mengawin dengan penduduk Sumatera. Di dalam prasasti Tanjore, ada ditulis negeri-negeri yang ditaklukkan oleh Indra Coladewa –I seperti Kerajaan Panai Pannai di Padang Lawas. Negeri itu dicatat sebagai “water in its bathing gats” bahasa Tamil ‘Pannai’ artinya lapangan yang diairi sungai-sungai. Di dalam penggalian yang dilakukan DR. Schnitger di tahun 1930-han, terdapat banyak biara sekte Budha Tantrik Bhairawa abad ke-11 sd 14 M dan bahasa dari inskripsi di sana bahasa Melayu Tua bercampur Sangsekerta, sebagai contohnya inskripsi Gunung Tua 1024 M ada kalimat : “Juru pandai Surya barbwat Bhatara Lokanantha”. Pedagang asal turunan Tamil-Batak itu banyak mendatangkan kuda- kuda dari pantai Barat untuk diekspor ke pantai Timur Sumatera. Marga “Kudadiri” mungkin sekali berasal dari nenek moyang mereka pedagang kuda. Kuda Batak sangat digemari karena badannya sangat kokoh. Universitas Sumatera Utara Tetapi kedatangan orang-orang India dalam jumlah besar dan hingga sekarang menetap dan membentuk suatu komunitas di berbagai bagian wilayah Sumatera timur dan khususnya Medan baru terjadi sejak pertengahan abad ke-19, yaitu sejak dibukanya industri perkebunan di Tanah Deli. Menurut catatan Sinar 2001 di dalam tahun 1874 sudah dibuka 22 perkebunan dengan memakai kuli bangsa Cina 4.476 orang, kuli Tamil 459 orang dan orang Jawa 316 orang. Perkembangan jumlah kuli semakin meningkat pada tahun-tahun berikutnya, yang terbanyak adalah kuli Cina 53.806 orang pada 1890 dan 58.516 orang pada 1900 dan kuli Jawa 14.847 orang pada 1890 dan 25.224 orang pada 1900; sementara kuli Tamil bertambah menjadi 2.460 orang pada 1890 dan 3.270 orang pada 1900. Dari berbagai riwayat kerajaan Melayu di pantai Timur Sumatera dan Malaya banyak sekali menceritakan mengenai hubungan dengan India Selatan Malabar seperti dalam “Hikayat Raja-Raja Pasai”, “Sejarah Melayu” dan lain-lain. Asal dari Raja Deli Tuanku Sri Paduka Gocah Pahlawan, juga panglima Sultan Iskandar Muda Aceh berasal dari India. Di dalam bahasa Melayu dan budaya Melayu umumnya, banyak sekali terdapat kata-kata asal Tamil dan makanan asal Tamil. Sebagai contoh bahasa Tamil yang sudah menjadi bahagian Bahasa Melayu adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Bahasa Melayu Bahasa Tamil - apem - onde - besi - talam - badai - bagai - belenggu - berniaga - dahaga - ragam - cerutu - santri - peti - pinggan - kawal - kedai - kendi - kodi - kuil - apam - undi - wesi - talam - badai - bagai - wilanggu - veniaga - dagam - iragam - suruttu - santiri - peti - pinggan - kaawal - kadai - kundi - kodi - koil Universitas Sumatera Utara - gurindam - logam - macam - materai - mempelai - nilam - tirai - segala - kapal - kuli - modal - nelayan - dan lain-lain - kirandam - ulogam - maccam - muttirai - marapilai - nilam - tirai - sagala - kappal - kuli - mudal - nulaiyan Bahasa Tamil memberikan banyak pengaruh kepada Bahasa setempat. Hubungan orang Tamil dengan Melayu sudah lebih 1000 tahun. Bahkan banyak orang Tamil yang keturunannya memeluk agama Islam, menjadi Raja Melayu atau menjadi Orang Besar Melayu seperti Manipurindam yang menjadi Bendahara Kerajaan Melaka turunannya antara lain adalah Bendahara Tun Sri Lanang, editor “Sejarah Melayu”. Juga nenek moyang Sultan Deli dan Sultan Serdang dan beberapa dinasti Raja Pasai, Asal India. Universitas Sumatera Utara Orang Tamil yang Islam di Malaysia disebut “Orang Mamak”. Nenek dari mantan Perdana Menteri Malaysia, Tun DR. Mahathir, juga keturunan Tamil. Masyarakat Tamil Islam di Sumatera Timur banyak yang kawin dengan wanita Indonesia Islam setempat sehingga berbaur menjadi masyarakat Melayu atau etnis Indonesia Islam lainnya di Sumatera. Mereka banyak yang berasal dari Uttar Pradesh dan Madras. Mesjid tua yang ada di Medan ialah Mesjid yang terletak di jalan Zainul Arifin dulu bernama jalan Calcutta Kampung Keling dulu namanya kampung Madras dan sekarang sudah diganti kembali namanya seperti dulu oleh Gubernur Sumatera Utara bapak H. Syamsul Arifin, SE. yaitu Kampung Madras dan satu lagi terletak di Jl. Gajah Medan.

3.2 Contoh Warga Indonesia Keturunan India