Proses Produksi di Extrusion Plant

2.4.2. Proses Produksi di Extrusion Plant

Tahapan proses produksi profil aluminium mulai dari billet sampai menjadi profil aluminium, antara lain : 1. Ekstrusi, terdiri dari : a. Pemotongan billet b. Pemanasan billet c. Ekstruding d. Pendinginan profil e. Stretching f. Pemotongan Profil g. Aging 2. Anodizing, terdiri dari : a. Degreasing b. Etching c. Desmutting d. Anodizing e. Colouring f. Cool Sealing 3. Powder Coating, terdiri dari : a. Pre Treatment b. Pengecatan 4. Penyortiran 5. Packing Secara lebih jelas, uraian proses produksi profil Aluminium dijabarkan sebagai berikut. 1. Ekstrusi a. Pemotongan Billet Sebelum dibawa ke mesin ekstrusi, billet dipotong terlebih dahulu dengan menggunakan cut of machine sesuai dengan keperluan produksi. Biasanya billet dipotong dengan ukuran 28, 30, 35 dan 50 cm. b. Pemanasan Billet Pemanasan billet dilakukan di dalam oven dengan suhu 400-450 o C hingga billet melunak dan siap di-ekstrusi. Dari pintu belakang yang dirancang sedemikian rupa, billet dimasukkan ke dalam oven dan meluncur tepat di tengah-tengah oven. Setelah mencapai suhu 400- 450 o C, billet dikeluarkan dari pintu dengan menggunakan pengait billet dan kemudian dibawa ke mesin ekstrusi. c. Extruding Extruding adalah suatu proses yang terjadi di dalam mesin ekstrusi yaitu proses pengerjaan terhadap billet yang telah dipanaskan dimana billet ditekan dan dikeluarkan melalui frame dari cetakan menuju run out table sehingga diperoleh bentuk sesuai dengan lubang yang ada pada cetakan. Profil yang keluar dari cetakan dipotong ujungnya kemudian diatur sedemikian rupa pada run out table sehingga hasil yang dikeluarkan tidak bengkok. d. Pendinginan Profil Profil yang telah diekstrusi kemudian didinginkan selama 2 - 15 menit, tergantung jenis dan spesifikasi profil yang diproduksi. Pendinginan bertujuan untuk mengeraskan struktur profil agar lebih mudah ditarik. e. Stretching Profil yang telah dingin kemudian di-stretching penarikan dengan tujuan meluruskan bentuk profil agar sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan konsumen. f. Pemotongan Profil Setelah profil diluruskan dengan stretching, maka kemudian profil dipotong dengan mesin potong billet untuk mendapatkan ukuran profil yang diinginkan. g. Aging Aginghardening penyepuhan merupakan sebuah proses heat treatment yang bertujuan untuk mengeraskan dan menghilangkan tegangan sisa akibat gaya dan temperatur pada proses ekstrusi agar profil yang dihasilkan tidak mudah bengkok. Temperatur pada proses aging ini sebesar 190 - 200 o C dan proses berlangsung selama 4 jam. Setelah proses aging selesai, maka profil diuji kekerasan SI : 11 – 12 HRC dan kehalusan permukaannya. Selanjutnya, jika konsumen menginginkan profil yang diberi warna, maka profil langsung dibawa ke bagian anodizing dan powder coating. 2. Anodizing Anodizing adalah suatu proses pelapisan pada permukaan Aluminium atau dapat juga disebut pembentukkan film pada permukaan aluminium. Proses ini terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Degreasing Proses degreasing ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran lemak atau minyak yang menempel pada profil. Proses degreasing melalui tahapan- tahapan berikut ini. 1. Profil aluminium hasil ekstrusi terlebih dahulu diikat kedua ujungnya pada dua buah jig dan ditarik dengan electric carine hoist, kemudian dicelupkan ke dalam bak degreasing yang mengandung Alfifas 731 selama 1-5 menit dengan temperatur 55-75 o untuk menghilangkan minyak yang ada pada permukaan aluminium ekstrusi . 2. Selanjutnya profil tersebut dicuci dengan air bersih sebanyak 2 kali dan diteruskan ke etching tank. b. Etching Komposisi bahan yang digunakan dalam proses etching ini adalah : - Causstic Soda NaOH 5,0 - Sodium Heptonate 0,1 - Wetting Agent 0,2 Profil aluminium dicelupkan ke dalam etching tank yang bertujuan untuk menghaluskan permukaan profil. Waktu pencelupan untuk etching adalah 5 – 10 menit dan suhu 55 – 70 C. Setelah pencelupan maka profil dicuci dengan air yang bersih pada bak rinsing I dan bak rinsing II yang bertujuan untuk menjamin agar profil aluminium tersebut tetap bersih, kemudian diteruskan ke dalam desmutting tank. c. Desmutting Komposisi bahan yang digunakan dalam proses desmutting adalah: - Asam Sulfat H 2 SO 4 15 - Asam Cromic 5 - Asam Sulfur Proses desmutting ini bertujuan untuk membersihkan sisa bahan etching yang masih melekat pada profil, lamanya pencelupan adalah 1- 3 menit. Profil dicuci dengan air bersih sebanyak dua kali di bak rinsing I dan bak rinsing II yang bertujuan untuk menghilangkan larutan bahan kimia pada proses desmutting. Kemudian diteruskan ke dalam anodizing tank. d. Anodizing Proses berjalan melalui tahapan berikut ini.: 1. Asam sulfat H 2 SO 4 diisi ke dalam bak. Hal ini berguna untuk membentuk lapisan film aluminium agar tahan terhadap perubahan udara dan tahan terhadap karat serta keindahan dari profil tersebut. Lamanya pencelupan profil aluminium tergantung pada berapa mikron ketebalan film oksida yang diminta konsumen 1 mikron lamanya 3 menit. Semakin besar ketebalan mikronnya semakin tahan terhadap perubahan udara. 2. Profil kemudian dicuci dengan air sebanyak dua kali. Jika profil yang akan diproduksi berwarna Natural Anodizing NA, maka setelah proses anodizing, profil diproses menuju cool sealing. Sedangkan untuk profil Medium Bronze MB, Dark Bronze DB, Light Bronze LB, dan Black BL dilanjutkan dengan proses colouring. h. Colouring Jenis warna yang diperoleh terdiri 4 jenis, yaitu: Light Bronze LB, Medium Bronze MB, Dark Bronze DB, dan Black BL. Semakin lama waktu pencelupan dilakukanm, maka warna yang dihasilkan semakin gelap. Misalnya: - Light bronze lama pencelupan 1-2 menit - Medium bronze lama pencelupan 2-3 menit - Dark bronze lama pencelupan 3-5 menit - Black lama pencelupan 10-15 menit. Komposisi bahan yang digunakan dalam proses colouring adalah: - Stanal sulfat SnSO 4 sebanyak 15-18 grl - Nikel sulfat NiSO 4 sebanyak 10 grl - Asam sulfat H 2 SO 4 sebanyak 20 grl - Zat additive stannal stater sebanyak 20 mll i. Cool Sealing Adapun tahapan proses yang dilakukan, antara lain : 1. Profil yang tidak berwarna natural anodizing dan profil yang berwarna LB,MB,DB,BL dicelupkan ke dalam bak yang berisi bahan kimia nikel fluoride 5 – 8 grl, fluoride 500 – 900 mgl dengan suhu 25 o C dan pH 5,5 – 6 selama 5 – 10 menit. Proses ini bertujuan mengeraskan film oksida dengan menutupi pori-pori hasil proses anodizing, yang lamanya tergantung pada jumlah mikron 1 mikron lamanya 1 menit. 2. Profil kemudian dicuci dengan air bersih sebanyak 2 kali pada bak rinsing I dan bak rinsing II. 3. Terakhir profil dicelupkan ke dalam bak yang suhu airnya 60 o C yang berguna untuk mengeringkan aluminum. Kesamaan bak ini dipertahankan pada pH 5,5 – 6. Setelah itu profil dikeringkan dan dikirim ke bagian penyortiran. Block diagram yang menggambarkan proses anodizing dapat dilihat pada Gambar 2.3. DEGREASING RINSING 2 X ANODIZING COLOURING COOL SEALING RINSING 2 X DESMUTTING ETCHING RINSING 1 X Gambar 2.3. Block Diagram Proses Anodizing 3. Powder Coating Powder Coating adalah proses pelapisan permukaan aluminium dengan menggunakan cat bubuk Silicone Polyester – PVDF, dimana dengan ketebalan lapisan oksida film 50-80 micron. Tahapan yang dilakukan untuk proses powder coating, yaitu: a. Pre Treatment Tahapan proses pre-treatment, antara lain: a. Proses Desmuthing Proses desmuthing ini bertujuan untuk membersihkan kotoran yang masih melekat pada profil setelah di-ekstrusi. Lama pencelupan antara 5-10 menit dengan suhu kamar, dan dengan menggunakan larutan asam sulfat. b. Proses Rinsing I Kemudian profil dari proses desmuthing dicuci sebanyak satu kali di bak rinsing I dengan air bersih yang berfungsi untuk menghilangkan kotoran dan kontaminasi yang tersisa pada permukaan aluminium. c. Proses Pickling Proses pickling bertujuan untuk menghaluskan permukaan profil. Dimana profil dicelupkan ke dalam bak pickling yang berisi larutan seperti afdinal 270, alfisid 18 pada suhu 60 C selama ± 5-10 menit. d. Rinsing I dan II Kemudian profil dari proses pickling dicuci sebanyak dua kali di bak rinsing I dan rinsing II dengan air bersih yang berfungsi untuk menghilangkan kotoran dan kontaminasi yang tersisa pada permukaan aluminium. e. Proses desmutting Proses desmutting ini sama dengan yang dilakukan pada anodizing hanya saja larutan yang digunakan berbeda yaitu alfipas 731. Pencelupan ke dalam bak desmutting ini dilakukan selama ± 5-10 menit. f. Rinsing I dan II Kemudian profil dari proses pickling dicuci sebanyak dua kali di bak rinsing I dan rinsing II dengan air bersih yang berfungsi untuk menghilangkan kotoran dan kontaminasi yang tersisa pada permukaan aluminium. g. Chromating Proses chromating ini bertujuan utntuk melapisi permukaan profil aluminum dengan chrome powder yang melekat sangat kuat. Larutan yang digunakan adalah green chromate dan fluoride adjuster. Proses ini dilakukan selama kurang lebih 1-3 menit pada suhu kamar. h. Rinsing I Kemudian profil dari proses pickling dicuci sebanyak satu kali di bak rinsing I dengan air bersih yang berfungsi untuk menghilangkan kotoran dan kontaminasi yang tersisa pada permukaan aluminium. Kemudian dilakukan pencucian 1 kali ke dalam bak Rinsing. i. Dry Oven Pengeringan dilakukan di dalam oven yang bersuhu 60-70 C selama 20-30 menit, tetapi biasanya lama pengeringan tergantung dari jumlah, ketebalan, dan ukuran profil. b. Pengecatan Profil aluminium yang telah dikeringkan kemudian diikat pada hanging bar untuk selanjtnya dilakukan pengecatan selama ± 28 menit secara komputerisasi. Setelah pengecatan selesai maka profil tersebut secara dimasukkan ke dalam oven yang berada di bagian atas ruangan pengecatan dengan temperatur 240 o C selama ± 28 menit, hal ini dilakukan selain untuk mempercepat proses pengeringan juga untuk memperkuat daya lekat cat tersebut. Setelah keluar dari profil aluminium yang telah dicat tersebut akan didinginkan secara alamiah selama ± 15 menit dan kemudian siap untuk proses selanjutnya. Block diagram yang menggambarkan proses powder coating dapat dilihat pada Gambar 2.4. DESMUTHING PENGECATAN DESMUTTING CHROMATING RINSING 2 X RINSING 2 X DRY OVEN PICKLING RINSING RINSING 1 X Gambar 2.4. Block Diagram Proses Powder Coating 4. Penyortiran Tahapan-tahapan yang berlangsung saat melakukan kegiatan penyortiran, antara lain: a. Profil aluminium diperiksa apakah ada yang rusak atau tidak, dan dikelompokkan berdasarkan persyaratan mutu yang ada. b. Bila kerusakan disebabkan oleh bagian ekstrusi maka dikirim kembali ke bagian peleburan untuk dilebur kembali. c. Bila kerusakan disebabkan oleh bagian anodizing maka dikirim kebagian anodizing untuk diproses kembali. d. Hasil penyortiran selanjutnya dikirim ke bagian pengepakan. 5. Packing Tahapan-tahapan proses pengepakan adalah sebagai berikut: a. Profil aluminium diberi minyak supaya permukaannya licin dan tidak mudah lecet akibat goresan. b. Kedua ujungnya juga diberi kertas dan busa untuk menghindari gesekan selama transportasi. c. Kedua ujung diikat dengan selotip dan ditempel stiker kode dan terakhir dibungkus dengan plastik dan siap diangkut ke gudang.

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Jaringan Kerja

Jaringan kerja dan analisis jaringan kerja pada dasarnya digunakan dalam riset operasi untuk penggunaan aplikasi seperti jaringan kerja komputer, kabel televisi dan sistem komunikasi. Metodologi jaringan kerja yang efisien juga dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan di bidang industri seperti pergudangan dan distribusi produk, penjadwalan proyek, penggantian peralatan, pengendalian persediaan, keseimbangan lintasan dan lain-lain. Menurut Pritsker, jaringan kerja merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sistem operasional karena kemudahannya untuk digunakan saat akan mengadaptasi sistem ke dalam bentuk jaringan kerja. Sebuah jaringan kerja pada dasarnya terdiri dari satu set node logika dan sebuah busur yang menghubungkan node tersebut. Pada dasarnya, node logika dapat menggambarkan sebuah point atau keadaan dimana sebuah aktivitas berasal sedangkan busur yang sering disebut sebagai garis, link, atau cabang digunakan untuk menggambarkan hubungan antar node logika. Jaringan kerja direpresentasikan oleh notasi G = N,A dimana N adalah set node logika dan A merupakan busur penghubung dari jaringan kerja G. Keunggulan dari penggunaan jaringan kerja adalah kemampuannya untuk mengaplikasikan hampir seluruh masalah yang ada ke dalam bentuk jaringan kerja jika peneliti mempunyai kemampuan yang cukup baik untuk merepresentasikannya. Secara umum,