5.1.5. Probabilitas Kegagalan Tiap Tahapan Proses
Data probabilitas kegagalan tiap tahapan proses diperoleh melalui diskusi dengan kepala bagian QC untuk produk profil Aluminium section 8407 dengan
mempertimbangkan pencatatan data di bagian Quality Control. Data yang menjadi patokan merupakan data kegagalan proses untuk profil Aluminium Section 8407
selama bulan Mei-September 2010. Probabilitas kegagalan yang dapat terjadi pada setiap tahapan proses dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut.
Tabel 5.4. Probabilitas Kegagalan Tiap Tahapan Proses Proses
Jumlah Proses yang Dikerjakan
Jumlah Kegagalan Probabilitas Kegagalan
W1 1211
32 0,026
W2 1179
- -
W3 1179
194 0,165
W4 985
- -
W5 985
23 0,023
W6 962
16 0,016
W7 18
4 0,222
W8 4
1 0,25
W9 949
- -
Sumber: Pengumpulan Data
Proses produksi profil Aluminium memiliki probabilitas kegagalan yang cukup tinggi di setiap tahapannya. Kegagalan yang terjadi berupa
kerusakankecacatan profil akibat proses yang terjadi sehingga tidak dapat memenuhi spesifikasi yang diinginkan pelanggan. Profil yang mengalami
kegagalan proses akan langsung dinyatakan reject dan perusahaan diharuskan untuk mengulang proses produksi profil tersebut. Kegagalan yang dapat di-rework
hanya pada kegiatan aging profil dimana perusahaan dapat melakukan perbaikan dengan mengulangi proses aging.
5.1.6. Rating Factor dan Allowance
Ketidakwajaran pada suatu pengukuran kerja merupakan hal yang tidak diinginkan, karena proses pencarian waktu baku, harus dilakukan dalam kondisi
dan cara kerja yang wajar sehingga dihasilkan waktu baku yang adil bagi pihak manajemen maupun operatorpekerja. Penyesuaian dapat dilakukan dengan
menilai rating factor dan menambahkan kelonggaran pada waktu siklus pekerja. Penilaian rating factor dilakukan dengan metode Westinghouse yang
mempertimbangkan faktor keterampilan skill, usaha effort, kondisi condition dan konsistensi kerja consistency. Pada proses yang dikerjakan oleh 1 orang
operator, operator tersebut langsung dinyatakan sebagai operator normal rating factor = 1, sedangkan pada proses yang dikerjakan oleh lebih dari 1 orang
operator, penilaian rating factor dilakukan untuk semua operator dan kemudian memilih operator dengan nilai rating factor yang paling mendekati 1 sebagai
operator normal. Pada proses pembuatan profil Aluminium section 8407, proses yang memiliki lebih dari 1 orang operator adalah proses stretching 2 orang dan
packing 2 orang. Sebagai contoh, penilaian rating factor dengan metode Westinghouse untuk operator 1 proses stretching dapat dilihat sebagai berikut.
1. Keterampilan Skill
Untuk keperluan penyesuaian keterampilan dibagi menjadi enam kelas dengan ciri-ciri setiap kelas sebagai berikut:
a. SUPER SKILL :
1 Bekerja dengan sempurna
2 Tampak seperti telah terlatih dengan sangat baik.
3 Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaannya
4 Gerakan-gerakannya halus tetapi sangat cepat sehingga sulit untuk
diikuti. 5
Kadang-kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakan-gerakan mesin 6
Perpindahan dari satu elemen pekerjaan ke elemen lainnya tidak terlampau terlihat karena lancarnya.
7 Tidak terkesan adanya gerakan-gerakan berpikir dan merencana
tentang apa yang dikerjakan sudah sangat otomatis. 8
Secara umum dapat dikatakan bahwa pekerjaan yang bersangkutan adalah pekerjaan terbaik.
b. EXCELLENT SKILL :
1 Percaya pada diri sendiri.
2 Tampak cocok dengan pekerjaannya.
3 Terlihat telah terlatih baik.
4 Bekerjanya teliti dengan tidak banyak meakukan pengukuran-
pengukuran atau pemeriksaan-pemeriksaan. 5
Gerakan-gerakan kerjanya beserta urutan-urutannya tanpa kesalahan. 6
Mengunakan peralatan dengan baik. 7
Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutu. 8
Bekerjanya cepat tapi halus. 9
Bekerjanya berirama dan terkoordinasi. c.
GOOD SKILL : 1
Kualitas hasil baik.
2 Bekerjanya tampak lebih baik daripada kebanyakan pekerja
umumnya. 3
Dapat memberi petunjuk-petunjuk pada pekerja lain yang keterampilannya lebih rendah.
4 Tampak jelas sebagai pekerja yang cakap.
5 Tidak memerlukan banyak pengawasan.
6 Tiada keragu-raguan.
7 Bekerjanya stabil.
8 Gerakan-gerakannya terkoordinasi dengan baik.
9 Gerakan-gerakannya cepat.
d. AVERAGE SKILL:
1 Tampak adanya kepercayaan pada diri sendiri.
2 Gerakan-gerakannya tidak cepat tetapi tidak lambat.
3 Terlihat adanya pekerjaan-pekerjaan perencanaan.
4 Tampak sebagai pekerja yang cakap.
5 Gerakan-gerakannya cukup menunjukkan tidak banyak keragu-
raguan. 6
Mengkoordinasi tangan dan pikiran dengan cukup baik. 7
Tampak cukup terlatih dan karenanya mengetahui seluk beluk pekerjaannya.
8 Bekerjanya cukup teliti.
9 Secara keseluruhan cukup memuaskan.
e. FAIR SKILL :
1 Tampak terlatih tetapi belum cukup baik.
2 Mengenal peralatan dan lingkungan secukupnya.
3 Terlihat perancangan-perancangan sebelum melakukan gerakan.
4 Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup.
5 Tampak seperti tidak cocok dengan pekerjaannya tetapi telah
ditempatkan dipekerjaan itu sejak lama. 6
Mengetahui apa yang dilakukan dan harus dilakukan tetapi tampak tidak selalu yakin.
7 Sebagian waktu terbuang karena kesalahan-kesalahan sendiri.
8 Jika tidak bekerja sungguh-sungguh outputnya akan sangat rendah.
9 Biasanya tidak ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakannya.
f. POOR SKILL :
1 Tidak dapat mengkoordinasikan tangan dan pikiran.
2 Gerakan-gerakannya kaku.
3 Kelihatan ketidakyakinannya pada urutan-urutan gerakan.
4 Seperti yang tidak terlatih untuk pekerjaan yang bersangkutan.
5 Tidak terlihat adanya kecocokan dengan pekerjaannya.
6 Ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakan kerja.
7 Sering melakukan kesalahan-kesalahan.
8 Tidak ada kepercayaan pada diri sendiri.
9 Tidak dapat mengambil inisiatif sendiri.
Pemilihan kelas dilakukan dengan memilih kelas yang memiliki persentase pemenuhan kriteria terbesar. Secara lebih jelas, penilaian rating factor untuk
faktor Keterampilan dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Penilaian Rating Factor untuk Keterampilan Kelas
Jumlah Kriteria
Jumlah Kriteria yang Terpenuhi
Persentase
Super skill 8
- -
Excellent Skill 9
1 11,1
Good skill 9
2 22,2
Average Skill 9
4 44,4
Fair skill 9
- -
Poor skill 9
- -
Sumber: Pengumpulan Data
Dari tabel di atas dapat dilihat penilaian rating factor untuk keterampilan pada operator proses stretching adalah average skill D dengan persentase
sebesar 44,4.
2. Usaha Effort Berikut ini adalah enam kelas usaha dengan ciri-cirinya:
a. EXCESSIVE EFFORT:
1 Kecepatannya sangat berlebihan.
2 Usahanya sangat sungguh-sungguh tetapi dapat membahayakan
kesehatannya. 3
Kecepatan yang ditimbulkannya tidak dapat dipertahankan sepanjang hari kerja.
b. EXCELLENT EFFORT :
1 Jelas terlihat kecepatan kerjanya yang tinggi.
2 Gerakan-gerakannya lebih ekonomis daripada pekerja-pekerja biasa.
3 Penuh perhatian pada pekerjaannya.
4 Banyak memberi saran-saran.
5 Menerima saran-saran dan petunjuk-petunjuk dengan senang.
6 Percaya kepada kebaikan maksud pengukuran waktu kerja.
7 Tidak dapat bertahan lebih dari beberapa hari.
8 Bangga atas kelebihannya.
9 Gerakan-gerakan yang salah terjadi sangat jarang sekali.
10 Bekerjanya sistematis.
11 Karena lancarnya, perpindahan dari suatu elemen ke elemen lain tidak
terlihat. c.
GOOD EFFORT : 1
Bekerja berirama. 2
Saat-saat menganggur sangat sedikit,bahkan kadang-kadang tidak ada. 3
Penuh perhatian pada pekerjaannya. 4
Senang pada pekerjaannya. 5
Kecepatannya baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari. 6
Percaya pada kebaikan maksud pengukuran waktu kerja. 7
Menerima saran-saran dan petunjuk-petunjuk dengan senang. 8
Dapat memberi saran-saran untuk perbaikan kerja. 9
Tempat kerjanya diatur baik dan rapi. 10
Menggunakan alat-alat yang tepat dengan baik. 11
Memelihara dengan baik kondisi peralatan.
d. AVERAGE EFFORT :
1 Tidak sebaik good, tetapi lebih baik dari poor.
2 Bekerja dengan stabil.
3 Menerima saran-saran tetapi tidak melaksanakannya.
4 Set up dilaksanakan dengan baik.
5 Melakukan kegiatan-kegiatan Perencanaan.
e. FAIR EFFORT :
1 Saran-saran perbaikan diterima dengan kesal.
2 Kadang-kadang perhatian tidak ditujukan pada pekerjaannya.
3 Kurang sungguh- sungguh.
4 Tidak mengeluarkan tenaga dengan secukupnya
5 Terjadi sedikit penyimpangan dari cara kerja baku.
6 Alat-alat yang dipakainya tidak selalu yang terbaik.
7 Terlihat adanya kecenderungan kurang perhatian pada pekerjaannya.
8 Terlampau hati-hati.
9 Sistematika kerjanya sedang-sedang saja.
10 Gerakan-gerakannya tidak terencana.
f. POOR EFFORT :
1 Banyak membuang-buang waktu.
2 Tidak memperlihatkan adanya minat kerja.
3 Tidak mau menerima saran-saran.
4 Tampak malas dan bekerja lambat.
5 Melakukan gerakan-gerakan yang tidak perlu untuk mengambil alat-
alat dan bahan-bahan. 6
Tempat kerjanya tidak diatur rapi. 7
Tidak peduli pada cocokbaik tidaknya peralatan yang dipakai. 8
Mengubah-ubah tata letak tempat kerja yang telah diatur. 9
Set up kerjanya terlihat tidak baik. Pemilihan kelas dilakukan dengan memilih kelas yang memiliki persentase
pemenuhan kriteria terbesar. Secara lebih jelas, penilaian rating factor untuk faktor Usaha dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6. Penilaian Rating Factor untuk Usaha Kelas
Jumlah Kriteria
Jumlah Kriteria yang Terpenuhi
Persentase
Excessive effort 3
- Excellent effort
11 1
9,09 Good effort
11 1
9,09 Average effort
5 3
60 Fair effort
10 -
Poor effort 9
-
Sumber: Pengumpulan Data
Dari tabel di atas dapat dilihat penilaian rating factor untuk usaha pada operator proses stretching adalah average effort D dengan persentase sebesar
60.
3. Kondisi Kerja Condition
Kondisi kerja dibagi menjadi enam kelas yaitu Ideal, Excellent, Good, Average, Fair dan Poor. Kondisi kerja yang dipilih adalah good karena kondisi
kerja dianggap baik dalam mendukung kegiatan operator saat bekerja.
4. Konsistensi Consistensy
Konsistensi dibagi menjadi enam kelas yaitu Perfect, Excellent, Good, Average, Fair dan Poor. Konsistensi yang dipilih adalah good karena waktu
yang dibutuhkan operator untuk menyelesaikan pekerjaan relatif sama dari hari ke hari.
Data rating factor keseluruhan pekerja dapat dilihat pada Tabel 5.7 berikut.
Tabel 5.7. Rating Factor Proses
Faktor Kelas
Lambang Penyesuaian Total Rating Factor
Pemotongan Billet
Keterampilan Average
D 1
Usaha Average
D Kondisi Kerja
Average D
Konsistensi Average
D Pemanasan
Billet Keterampilan
Average D
1 Usaha
Average D
Kondisi Kerja Average
D Konsistensi
Average D
Ekstrusi Aluminium
Keterampilan Average
D 1
Usaha Average
D Kondisi Kerja
Average D
Konsistensi Average
D Pendinginan
Profil Keterampilan
Average D
1 Usaha
Average D
Kondisi Kerja Average
D Konsistensi
Average D
Stretching Operator 1
Keterampilan Average
D 0,01
1,01 Usaha
Average D
Kondisi Kerja Average
D Konsistensi
Good C
+0,01 Stretching
Operator 2 Keterampilan
Good C2
+0,03 0,04
1,04 Usaha
Average D
Kondisi Kerja Average
D Konsistensi
Good C
+0,01 Pemotongan
Profil Keterampilan
Average D
1 Usaha
Average D
Kondisi Kerja Average
D Konsistensi
Average D
Sumber: Pengumpulan Data
Tabel 5.7. Rating Factor Lanjutan Proses
Faktor Kelas
Lambang Penyesuaian Total Rating Factor
Aging Profil Keterampilan
Average D
1 Usaha
Average D
Kondisi Kerja Average
D Konsistensi
Average D
Aging Ulang Keterampilan
Average D
1 Usaha
Average D
Kondisi Kerja Average
D Konsistensi
Average D
Packing Op.1
Keterampilan Average
D 0,01
1,01 Usaha
Average D
Kondisi Kerja Average
D Konsistensi
Good C
0,01 Packing
Op.2 Keterampilan
Good C2
0,03 0,03
1,03 Usaha
Average D
Kondisi Kerja Average
D Konsistensi
Average D
Sumber: Pengumpulan Data
Selanjutnya, penilaian allowance pekerja bagian pemotongan billet dapat dilihat pada Tabel 5.8 berikut.
Tabel 5.8. Allowance Operator Faktor
Keterangan Allowance
Kebutuhan pribadi Pria
1,5 Tenaga yang dikeluarkan
Sangat ringan 6
Sikap kerja Berdiri di atas dua kaki
1,5 Gerakan kerja
Normal Kelelahan mata
Pandangan yang terputus-putus 3
Keadaan temperatur Normal
2 Keadaan atmosfer
Baik, Ruang berventilasi Keadaan lingkungan yang baik
Kebisingan cukup tinggi 2
Hambatan yang tak terhindarkan -
5
Jumlah 21
Sumber: Pengumpulan Data
Selanjutnya, penilaian allowance untuk operator pembuatan profil Aluminium pada proses lain dapat dilihat pada Tabel 5.9.
Tabel 5.9. Allowance No
Proses Faktor
Kelonggaran Total
1. Pemanasan
Billet Kebutuhan Pribadi
1,5
19,5
Tenaga yang dikeluarkan 1
Sikap kerja 1
Gerakan kerja Kelelahan mata
5 Keadaan temperatur
Keadaan atmosfer 5
Keadaan lingkungan 5
Hambatan yang tak terhindarkan 5
2 Extruding
Kebutuhan Pribadi 1,5
24,5
Tenaga yang dikeluarkan 6
Sikap kerja 1
Gerakan kerja Kelelahan mata
1
Keadaan temperatur 5
Keadaan atmosfer Keadaan lingkungan
5
Hambatan yang tak terhindarkan 5
3 Pendinginan
Profil Kebutuhan Pribadi
1,5
8,5
Tenaga yang dikeluarkan Sikap kerja
1
Gerakan kerja Kelelahan mata
Keadaan temperatur Keadaan atmosfer
Keadaan lingkungan 1
Hambatan yang tak terhindarkan 5
4 Stretching
Kebutuhan Pribadi 1,5
16,5 Tenaga yang dikeluarkan
2 Sikap kerja
1 Gerakan kerja
Kelelahan mata 6
Keadaan temperatur Keadaan atmosfer
Keadaan lingkungan 1
Hambatan yang tak terhindarkan 5
Sumber: Pengumpulan Data
Tabel 5.9. Allowance Lanjutan No
Proses Faktor
Kelonggaran Total
5 Pemotongan
Profil Kebutuhan Pribadi
1,5
11,5 Tenaga yang dikeluarkan
1 Sikap kerja
1 Gerakan kerja
Kelelahan mata 1
Keadaan temperatur Keadaan atmosfer
Keadaan lingkungan 2
Hambatan yang tak terhindarkan 5
6 Aging
Kebutuhan Pribadi 1,5
18,5 Tenaga yang dikeluarkan
1 Sikap kerja
1 Gerakan kerja
Kelelahan mata Keadaan temperatur
5 Keadaan atmosfer
Keadaan lingkungan 5
Hambatan yang tak terhindarkan 5
7 Aging Ulang
Kebutuhan Pribadi 1,5
18,5
Tenaga yang dikeluarkan 1
Sikap kerja 1
Gerakan kerja Kelelahan mata
Keadaan temperatur 5
Keadaan atmosfer Keadaan lingkungan
5 Hambatan yang tak terhindarkan
5
8 Packing
Kebutuhan Pribadi 1,5
13,5 Tenaga yang dikeluarkan
6 Sikap kerja
1 Gerakan kerja
Kelelahan mata Keadaan temperatur
Keadaan atmosfer Keadaan lingkungan
Hambatan yang tak terhindarkan 5
Sumber: Pengumpulan Data
5.2. Pengolahan Data