Letak dan Fungsi Pelabuhan

32 melambangkan kekayaan dan status sosial mereka. Mendongkrak status sosial desa mereka diantara desa-desa lainnya.

3.3.4 Transportasi Sebagai Keperluan Adat

Selain membawa pedagang, tidak jarang kapal motor digunakan juga oleh masyarakat sebagai keperluan adat, misalnya untuk membawa rombongan pernikahan keluar pulau. Pihak keluarga yang sedang mengadakan acara pernikahan akan menyewa kapal tersebut untuk mengangkut rombongan ke tempat diadakannya acara yang berada di luar Samosir. Selain acara pernikahan, ada juga acara-acara adat lainnya yang melibatkan kapal motor sebagai sarana penunjangnya. Seperti pemakaman orang yang meninggal. Kapal motor dijadikan alat untuk mengangkut peti jenajah beserta keluarga duka yang hendak memakamkan kerabatnya di Samosir. Hal ini biasanya dilakukan oleh mereka yang tinggal di luar Samosir khususnya Onan Runggu. Ada beberapa orang yang memag menginginkan dimakamkan di kampung halamannya yaitu di Onan Runggu apabila meninggal kelak. Mereka adalah orang-orang yang berasal dari Onan Runggu yang kemudian merantau keluar.

3.4 Letak dan Fungsi Pelabuhan

Pelabuhan didefinisikan sebagai tempat yang terdiri atas daratan dan perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan pedagangan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan atau bongkar muat barang berupa terminal dan tempat berlabuh Universitas Sumatera Utara 33 kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan kegiatan penunjang pelabuhan. 32 Dalam membangun sebuah pelabuhan dibutuhkan letak geografis yang strategis untuk menunjang perkembangannya. Pelabuhan yang ada di Kecamatan Onan Runggu terletak di tempat yang strategis yaitu di Desa Onan Runggu. Pada awalnya memang pelabuhan ini dibangun oleh pihak zending Katholik pada tahun 1934 sebagai pelabuhan kapal Pastoran yaitu kapal yang pertama di Pulau Samosir di tahun 1933 yang dipergunakan untuk kepentingan pelayanan umat. Kemudian pelabuhan ini beralih fungsi menjadi pelabuhan untuk semua kapal di Kecamatan Onan Runggu. Onan Runggu disebut sebagai tempat strategis untuk pelabuhan karena selain sebagai kecamatan, Onan Runggu merupakan titik tengah ke desa-desa lain sehingga jarak desa yang berada di sebelah barat dan timur menempuh jarak yang sama ke Desa Onan Runggu. Dalam perkembangannya sebagai pelabuhan, pelabuhan ini juga bertambah fungsinya sebagai pekan atau dalam masyarakat Toba disebut onan sehingga pusat perekonomian masyarakat di Onan Runggu ini terpusat di pelabuhan. Keberadaan pelabuhan Onan Runggu menjadi lahan mencari nafkah bagi sebagian orang yang mempunyai modal. Pada akhir tahun 1950-an pelabuhan bertambah fungsi lagi selain sebagai onan yaitu berfungsi sebagai terminal, sehingga para penumpang yang baru turun dari kapal langsung dapat menggunakan jasa becak dayung dan angkot. Walaupun angkot pada masa itu hanya ada 2 unit tetapi kegunaannya sangat membantu masyarakat dalam berpergian. Angkot pada masa itu 32 Abbas Salim, Manajemen Pelayaran Niaga dan Pelabuhan, Jakarta: Pustaka Jaya, 1995, hlm. 40 Universitas Sumatera Utara 34 berbentuk mobil truck kecil yang atapnya hanya terpal. 33 Pertumbuhan pelabuhan sebagai terminal turut mendorong lahirnya para pedagang makanan seperti pedagang mie dan kedai kopi.

3.5 Pola Pelayaran dan Perdagangan