Peranan Perahu Solu Kondisi Ekonomi Sebelum Adanya Kapal Motor 1933

45 kampung halaman adalah mereka yang tidak dapat bersaing di masyarakat untuk pencapaian satu status sosial yang lebih tinggi.

4.1.1 Peranan Perahu Solu

Dalam pergerakan sektor ekonomi dalam satu wilayah dibutuhkan beberapa sarana pendukung diantaranya sumber daya manusia, sumber daya alam dan sarana transportasi baik yang bersifat tradisonal dan bersifat modern yang ditambah dengan prasarana pendukung seperti jalur-jalur transportasi. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Onan Runggu yang rata-rata bertani dan nelayan, perahu solu merupakan kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari masyarakat ini. Hal ini disebabkan perahu merupakan satu-satunya alat transportasi pada masa sebelum tahun 1930-an. Perahu solu ini terbuat dari kayu igul yang berukuran raksasa yang tengahnya dikeruk dan dapat memuat 15 sampai 30 orang di dalamnya. Dalam pemilihan kayu untuk membuat perahu ini tidak sembarangan sebab kayu harus berusia 50 tahun agar tidak mudah retak dan tidak bocor saat digunakan dan masa pemakaian perahu ini dapat mencapai usia 20 tahun lamanya. 56 Peranan perahu ini sangat vital sebagai penunjang perekonomian masyarakat setempat. Fungsi utama dari solu ini adalah mengangkut hasil pertanian masyarakat keluar dari Onan Runggu seperti pisang, bawang, kacang tanah, cabai dan hewan ternak seperti kerbau, ayam dan babi ke pekan yakni ke Balige, Ajibata dan Tiga Raja. Perahu ini rutin berangkat 3 kali dalam 1 minggu membawa para pedagang dan 56 Wawancara dengan Oppung Solo, Pemilik Kapal Nainggolan I, Tanggal 7 Desember 2010 Universitas Sumatera Utara 46 masyarakat yang akan berbelanja ke pekan onan. Selin itu perahu juga digunakan untuk mengunjungi sanak saudara yang jauh dari Onan Runggu atau berpergian untuk menghadiri upacara adat di kampung lain. Masyarakat pada masa ini sangat sulit untuk mencapai kesejahteraan ekonomi akibat oleh susahnya alat transportasi untuk keluar dari pulau. Bahkan para pedagang yang menggunakan perahu untuk mencapai onan di luar pulau Samosir butuh waktu berhari-hari. Misalkan ke Balige dibutuhkan waktu 6 jam perjalanan dari Onan Runggu sehingga para pedagang harus berangkat pukul 1 malam supaya tidak terlalu siang untuk berdagang di onan Balige. Sementara untuk pedagang yang akan berangkat ke Ajibata dan Tiga Raja jarak tempuhnya selama 1 hari 1 malam agar mencapai tujuan tepat waktu. Sehingga tidak jarang para pedagang harus merugi apabila mereka harus bermalam sampai 2 hari karena cuaca buruk di tengah danau, karena barang-barang yang mereka bawa seperti bawang, pisang, dan cabai sangat mudah busuk dan tidak dapat dijual lagi. Kesulitan dalam bidang transportasi bagaimanapun menjadi hal penting dalam perkembangan peradaban sebuah kelompok masyarakat. Perahu solu yang menjadi satu-satunya alat transportasi air pada waktu itu dirasa masyarakat masih kurang dan diperlukan sebuah pembaharuan agar kehidupan mereka menjadi lebih baik.

4.1.2 Perputaran Ekonomi Yang Lambat