Sebagai Alat Tranportasi Alat Tranportasi Perdagangan

29 kemudahan yang di dapat dari kapal motor yang telah memegang peranan yang sangat penting dalam sistem transportasi danau bagi masyarakat Onan Runggu.

3.3.1 Sebagai Alat Tranportasi

Sejak beralihnya masyarakat dari memakai solu menjadi memakai kapal motor sebagai alat transportasi, solu kemudian beralih fungsi hanya untuk mencari ikan, sebab untuk penyeberangan lebih aman memakai kapal motor dibanding solu. Sejauh penelitian penulis melalui wawancara dengan beberapa informan, tidak ditemukan konflik dengan para pemilik perahu. Karena pengalaman para pemilik perahu yang sudah hafal betul dengan jalur pelayaran di Danau Toba tetap dimanfaatkan oleh pemilik kapal motor, sehingga mereka dijadikan sebagai kapten kapal. Dengan demikian mereka tidak merasa tersingkirkan oleh keberadaan kapal motor tersebut. 29 Selain sebagai kapten kapal, ada juga beberapa diantaranya yang dijadikan sebagai pekerja di kapal motor. Yaitu orang yang membantu kapten kapal, biasanya tugas mereka adalah membantu membongkar muat barang-barang hasil pertanian yang diangkut dengan kapal. Daya angkut kapal motor pada masa itu dapat mencapai 300 orang. 30 Sebuah jumlah yang cukup banyak dalam menyeberangkan orang dari Onan Runggu keberbagai wilayah tujuan.

3.3.2 Alat Tranportasi Perdagangan

Kahadiran kapal motor ini sangat dirasakan masyarakat, sebab lebih efisien dibandingkan dengan perahu yang mereka andalkan selama ini, terutama para 29 Wawancara dengan Parlin Pakpahan anak pemilik solu pertama di Onan Runggu, tanggal 20 Juli 2010 30 Wawancara dengan Oppung Solo, Pemilik Kapal Nainggolan I, Tanggal 7 Desember 2010 Universitas Sumatera Utara 30 pedagang yang berdagang keluar daerah Samosir. Sebab tidak jarang mereka mengalami kerugian ketika harus bermalam di tengah danau dengan cuaca buruk ketika ingin menyeberang ke Ajibata ataupun Tiga Raja. Pengguna jasa kapal motor ini paling utamanya adalah pedagang atau yang lazim disebut di daerah Tapanuli adalah parrenge-rengge dan parjajo. Parrengge-rengge menetap di satu wilayah serta menjual hasil dagangannya ketika muncul pekan onan. Biasanya hanya 1-2 kali seminggu. Barang dagangan yang mereka bawa adalah hasil pertanian seperti kacang tanah, bawang, buah-buahan seperti mangga dan pisang, termasuk juga hewan ternak seperti kerbau, ayam dan babi yang d perdagangkan di pekan. Pedagang atau parrengge-rengge inilah yang rutin berangkat setiap pagi seperti ke Ajibata, Tiga Raja dan Balige. Parjajo adalah pedagang keliling antar huta, meninggalkan sanak saudaranya di huta-nya. Parjajo menjadi penghubung kebutuhan antar huta yang ada di pulau Samosir, anak isterinya mengumpulkan modal tambahan dari hasil pertaniannya. Parjajo ini hampir berasal dari setiap huta. Lamanya mereka menjajakan dagangannya tidak mempunyai batasan waktu yang jelas bahkan sampai bertahun- tahun tidak pulang ke desanya. Namun uang hasil pekerjaannya selalu dikirim kepada keluarganya. Mereka melakukan ini karena kondisi lingkungan yang tidak memungkinkan bagi mereka untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup serta dana bagi pendidikan anak. 31 Dalam setiap perjalanan para pedagang, mereka selalu membawa barang-barang keluar pulau seperti bawang, cabai, pisang, dan kacang tanah. Sedangkan para 31 Wawancara dengan Oppung Solo, Pemilik Kapal Nainggolan I, Tanggal 7 Desember 2010 Universitas Sumatera Utara 31 pedagang yang datang dari luar pulau sebaliknya membawa barang-barang keperluan rumah tangga seperti peralatan dapur yakni piring, gelas, peralatan kamar mandi dan lain-lain. Para pedagang dari luar pulau Samosir datang pada setiap pekan besar di Onan Runggu.

3.3.3 Sebagai Pendongkrak Status Sosial