Rute Perjalanan Kapal Pola Pelayaran dan Perdagangan

35 TABEL III Jadwal Keberangkatan Kapal Motor Sebelum 1965 No. Hari Nama Kapal Tujuan Jadwal Keberangkatan 1. Senin Nainggolan I Ajibata 9.00 WIB 2. Selasa Baho Raja Balige 9.30 WIB 3. Rabu Kapal Tani Ajibata 9.00 WIB 4. Kamis Nainggolan I Balige 9.30 WIB 5. Jumat Baho Raja Ajibata 9.00 WIB 6. Sabtu Kapal Tani Balige 9.30 WIB 7. Minggu Nainggolan I Ajibata 9.00 WIB 8. Senin Dst. Dst. Dst. Sumber : Arsip pribadi Oppung Solo

3.5.1 Rute Perjalanan Kapal

Dalam pelayaran ada istilah yang disebut dengan trip yakni perjalanan dan rute perjalanan yaitu jalur lintas. Pelabuhan Onan Runggu sejak tahun 1951 sudah memiliki peraturan pelabuhan yang dikontrol oleh dinas perhubungan yang berpusat di Sibolga. Sehingga beberapa peraturan seperti jadwal keberangkatan dan rute yang harus dilewati sudah tertera dalam peraturan. 34 34 Wawancara dengan Oppung Solo, Pemilik kapal Ninggolan I, Tanggal 7 Desember 2010 Dalam hal ini rute kapal dari Onan Runggu sebenarnya tidak terlalu banyak. Ada 2 rute yang selalu dilewati kapal yaitu rute Balige dan rute Ajibata. Kapal-kapal yang berjumlah 3 unit tersebut sudah diatur untuk bergantian setiap hari melewati satu rute tersebut. Ketiga kapal tersebut adalah milik Raja Pandua dan pedagang yang bermarga Rumapea dari Desa Pangaloan Kecamatan Onan Runggu. Universitas Sumatera Utara 36 Ketiga kapal tersebut beroperasi pada hari yang berbeda. Dalam satu hari hanya ada satu kapal saja yang beroperasi ke pelabuhan Ajibata dan Balige. Sedangkan dua kapal lainnya beroperasi ke tempat lain di luar dari trayek yang ditetapkan. Tujuan mereka antara lain Porsea dan Muara. Ini disebabkan oleh adanya penumpang yang bertujuan ke wilayah tersebut. Pemilik kapal memanfaatkan kapal mereka untuk melayani trayek ini untuk mengisi kekosongan trayek karena menunggu giliran melayani trayek yang sudah ditetapkan dan sistem yang dipakai adalah sitem carter yaitu sewa borong. Sistem ini ditetapkan agar tidak mengganggu kapal yang beroperasi sehingga kapal yang mengisi kekosongan tersebut dilarang mengambil sewa sepanjang trayek operasi kapal yang sudah ditetapkan. Wilayah Balige dan Ajibata ditetapkan sebagai rute perjalanan kapal dari Onan Runggu karena memang pada saat itu bukan hanya dari Onan Runggu saja kapal yang menyeberang dari Samosir, melainkan dari daerah lain seperti dari Simanindo. Pembagian rute ini salah satunya dimaksudkan agar tidak terjadi penyerobotan trayek atau rute diantara kapal-kapal yang beroperasi di Samosir. Selain itu juga karena jarak dari letak pelabuhan-pelabuhan yang ada di Samosir juga menjadi alasan pembagian rute tersebut. Seperti di Onan Runggu yang memiliki rute ke Balige, dikarenakan memang jaraknya yang tidak begitu jauh. Disamping itu juga karena banyaknya penumpang yang bertujuan ke Balige dari Onan Runggu. Mereka lebih memilih berbelanja ke onan yang ada di Balige. Sedangkan para pedagang yang berasal dari Onan Runggu tujuan mereka adalah Ajibata dan juga Balige sebagai tempat untuk memasarkan barang dagangannya. Universitas Sumatera Utara 37

3.5.2 Tarif Angkutan