Pendidikan Kondisi Ekonomi Masuknya Kapal Motor Dari Luar Samosir 1965

55 Keadaan ini tentu menambah variasi bagi para pembeli walaupun barang yang dijual masih sama jenisnya dengan onan yang ada di Onan Runggu. Selain itu kegiatan ekonomi yang ada tidak menjadi terpusat pada satu tempat saja. Hal inilah yang menjadi tolak ukur perkembangan perekonomian suatu masyarakat. Bertambahnya jumlah pedagang tentu diimbangi dengan bertambahnya jumlah pembeli. Ini menunjukkan bahwa tingkat ekonomi masyarakat di Onan Runggu semenjak adanya kapal motor mengalami perubahan. Taraf hidup mereka menjadi lebih maju dari sebelumnya. Dalam perkembangan perdagangan pasar muncul orang- orang yang berperan untuk menghubungkan barang dagangan antar huta ataupun keluar pulau yang disebut dengan istilah tokke. Mereka bekerja memanfaatkan waktu dan potensi onan yang ada dalam suatu huta dan menjadi penghubung keperluan masyarakat antar onan tersebut. Mereka ini juga menjadi pelopor dalam usaha menyekolahkan anak sampai tingkat tertinggi. Sebab diantara masyarakat, tokke tergolong orang yang memiliki kemampuan ekonomi yang lebih dan mampu membiayai pendidikan anak-anaknya ke tingkat yang tertinggi.

4.3.2 Pendidikan

Kondisi perekonomian yang lebih maju dapat dilihat dari taraf hidup masyarakat yang semakin meningkat. Dengan adanya penghasilan yang cukup, masyarakat dapat memenuhi pendidikan bagi anak-anaknya, yang dulunya mereka hanya mampu menyekolahkan anak-anaknya hanya sampai tingkat SMP Sekolah Menengah Pertama kini dapat melanjutkan ketingkat yang lebih tinggi yaitu SMA Sekolah Menengah Atas bahkan sampai pada tingkat universitas. Sistem pendidikan Universitas Sumatera Utara 56 pribumi yang terpokus pada pengetahuan praktis itu mulai terdesak oleh sistem pendidikan Barat. Pengetahuan praktis yang sering dipercaya masyarkat pada masa itu adalah bahwa anak-anak mereka mendapatkan pelajaran hidup dari orang tuanya saja. Lakai-laki tugasnya sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah sedangkan perempuan hanya bertugas di rumah mengurus keluarga serta melayani suami. Pengetahuan yang ada pada perempuan adalah pengetahuan yang diajarkan secara turun temurun yaitu berupa keterampilan menenun. Hal inilah yang lambat laun mulai ditinggalkan masyarakat, mereka ingin memberikan lebih kepada anak-anaknya. Bahwa pengetahuan itu sangat luas dan harus dicapai. Ketika adanya sarana pendidikan maka semakin memperkuat tekad para orangtua untuk memberikan pengetahuan yang lebih kepada anak-anaknya dengan cara menyekolahkan mereka. Sekolah tersebut ada berupa sekolah umum ataupun kejuruan. Pada tahun 1962 pendidikan kejuruan juga semakin diminati masyarakat seperti pertanian dan peternakan. 61 61 Wawancara dengan S. Pakpahan, Pensiunan Guru. Tanggal 12 Juli 2010 Berdirinya sekolah kejuruan juga berpengaruh untuk menahan arus keluar tenaga-tenaga muda tersebut untuk merantau. Sebab setelah menamatkan pendidikan kejuruannya maka mereka lebih antusias untuk melakoni usaha pertanian dan berternak di kampung halaman dengan cara yang lebih modern. Mereka dapat mempraktekkan apa yang di dapatnya selama di bangku sekolah. Mereka tak perlu bersusah-susah mengikuti persaingan kerja yang ada di kota sebab di kampung halaman sendiri mereka dapat bekerja dengan kemampuan yang ada. Namun demikian tetap ada juga beberapa diantaranya yang keluar dari kampung halamannya untuk mengadu nasib di kota. Universitas Sumatera Utara 57 Tabel VII Jumlah Penduduk Menurut Sekolah Yang Di Tamatkan Di Pulau Samosir 1960 No Kecamatan Jumlah penduduk berdasarkan sekolah yang ditamatkan Tidak Sekolah SD SMP SMA Univ Jlh 1 Onan Runggu 13.866 11.273 2.033 1.189 53 28.414 2 Palipi 7.042 10.238 3.620 1974 87 22.961 3 Pangururan 18.895 12.267 1.819 758 82 33.821 4 Simanindo 10.555 6.874 1.482 1.942 62 20.915 Sumber : Pemda Tk II Tapanuli Utara, Tapanuli Utara Dalam Angka 1980, Tarutung : Kantor Statistik Kabupaten Tapanuli Utara hlm 43 Dari tabel diatas juga terlihat perbandingan jumlah tamatan sekolah dibandingkan jumlah seluruh penduduk diatas umur 10 tahun. Untuk kecamatan Onan Runggu terdapat sebanyak 2033 orang jumlah siswa tamatan SMP dibandingkan seluruh penduduk usia diatas 10 tahun, untuk tingkatan SMA sebanyak 1.189 orang dan untuk tamatan perguruan tinggi sebanyak 53 orang. Kecamatan Palipi jumlah penduduk tamatan SMP adalah 3.620 orang, tamatan SMA sebanyak 1.974 orang dan tamatan perguruan tinggi sebanyak 87 orang dari jumlah penduduk usia diatas 10 tahun. Untuk kecamatn Pangururan jumlah penduduk yang menamatka sekolah pada tingkat SMP sebanyak 1.819 orang dan untuk tingkat SMA sebanyak 758 otang dan untuk tingkat universitas sebanyak 82 orang. Kecamatan Simanindo Universitas Sumatera Utara 58 usia di atas sepuluh tahun yang menamatkan Sekolah Menengah Pertama sebanyak 1.482 orang dan tingkat Sekolah Menengah Atas sebanyak 1.942 orang dan tingkat universitas sebanyak 62 orang. Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bagaimana jumlah anak-anak yang mengenyam pendidikan sekolah. Hal ini juga berkaitan dengan kemampuan orangtua masing-masing ataupun lebih tepatnya kemampuan masyarakat Onan Runggu untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Walaupun tidak semua dari anak-anak tersebut yang berhasil sampai jenjang universitas, tetapi hal tersebut bukan menjadi masalah. Diantara mereka yang tidak melanjutkan pendidikannya sampai jenjang universitas bisa jadi disebabkan karena memang mereka ingin langsung mempraktekkan apa yang didapatnya dari bangku sekolah ke kehidupan sehari-hari ataupun langsung bekerja membantu orangtua. Namun demikian jumlah anak-anak yang duduk di bangku sekolah sudah dapat menggambarkan bagaimana tingkat kesadaran masyarakat akan pendidikan anak dan juga menggambarkan bagaimana kehidupan masyarakat yang semakin meningkat dalam hal perekonomian kebutuhan pendidikan, dalam hal perkembangan pola pikir dan juga dalam hal pengembangan kwalitas sumber daya manusia masyarakat Onan Runggu itu sendiri. Di Onan Runggu, dalam keluarga yang sudah mencapai tingkat ekonomi yang mapan dapat menyekolahkan anaknya ke tingkat sarjana. Sedangkan bagi keluarga yang tingkat ekonominya kurang hanya mampu sampai tingkat SMA saja. Setelah itu anak-anak mereka akan merantau untuk mencari uang yang kemudian diperuntukkan untuk melanjutkan pendidikannya ketingkat yang lebih tinggi yaitu tingkat universitas. Ada beberapa anak dari daerah Onan Runggu yang sudah berhasil meraih Universitas Sumatera Utara 59 gelar sarjana pada tahun 1965. Namun demikian setelah meraih gelar sarjana mereka tidak kembali ke daerah asal melainkan lebih memilih hidup di perantauan dan bidang pekerjaan yang digeluti rata-rata di kantor pemerintahan. 62

4.3.3 Cakrawala Pemikiran