55
Keadaan ini tentu menambah variasi bagi para pembeli walaupun barang yang dijual masih sama jenisnya dengan onan yang ada di Onan Runggu. Selain itu
kegiatan ekonomi yang ada tidak menjadi terpusat pada satu tempat saja. Hal inilah yang menjadi tolak ukur perkembangan perekonomian suatu masyarakat.
Bertambahnya jumlah pedagang tentu diimbangi dengan bertambahnya jumlah pembeli. Ini menunjukkan bahwa tingkat ekonomi masyarakat di Onan Runggu
semenjak adanya kapal motor mengalami perubahan. Taraf hidup mereka menjadi lebih maju dari sebelumnya. Dalam perkembangan perdagangan pasar muncul orang-
orang yang berperan untuk menghubungkan barang dagangan antar huta ataupun keluar pulau yang disebut dengan istilah tokke. Mereka bekerja memanfaatkan waktu
dan potensi onan yang ada dalam suatu huta dan menjadi penghubung keperluan masyarakat antar onan tersebut. Mereka ini juga menjadi pelopor dalam usaha
menyekolahkan anak sampai tingkat tertinggi. Sebab diantara masyarakat, tokke tergolong orang yang memiliki kemampuan ekonomi yang lebih dan mampu
membiayai pendidikan anak-anaknya ke tingkat yang tertinggi.
4.3.2 Pendidikan
Kondisi perekonomian yang lebih maju dapat dilihat dari taraf hidup masyarakat yang semakin meningkat. Dengan adanya penghasilan yang cukup,
masyarakat dapat memenuhi pendidikan bagi anak-anaknya, yang dulunya mereka hanya mampu menyekolahkan anak-anaknya hanya sampai tingkat SMP Sekolah
Menengah Pertama kini dapat melanjutkan ketingkat yang lebih tinggi yaitu SMA Sekolah Menengah Atas bahkan sampai pada tingkat universitas. Sistem pendidikan
Universitas Sumatera Utara
56
pribumi yang terpokus pada pengetahuan praktis itu mulai terdesak oleh sistem pendidikan Barat. Pengetahuan praktis yang sering dipercaya masyarkat pada masa
itu adalah bahwa anak-anak mereka mendapatkan pelajaran hidup dari orang tuanya saja. Lakai-laki tugasnya sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah sedangkan
perempuan hanya bertugas di rumah mengurus keluarga serta melayani suami. Pengetahuan yang ada pada perempuan adalah pengetahuan yang diajarkan secara
turun temurun yaitu berupa keterampilan menenun. Hal inilah yang lambat laun mulai ditinggalkan masyarakat, mereka ingin memberikan lebih kepada anak-anaknya.
Bahwa pengetahuan itu sangat luas dan harus dicapai. Ketika adanya sarana pendidikan maka semakin memperkuat tekad para orangtua untuk memberikan
pengetahuan yang lebih kepada anak-anaknya dengan cara menyekolahkan mereka. Sekolah tersebut ada berupa sekolah umum ataupun kejuruan.
Pada tahun 1962 pendidikan kejuruan juga semakin diminati masyarakat seperti pertanian dan peternakan.
61
61
Wawancara dengan S. Pakpahan, Pensiunan Guru. Tanggal 12 Juli 2010
Berdirinya sekolah kejuruan juga berpengaruh untuk menahan arus keluar tenaga-tenaga muda tersebut untuk merantau. Sebab
setelah menamatkan pendidikan kejuruannya maka mereka lebih antusias untuk melakoni usaha pertanian dan berternak di kampung halaman dengan cara yang lebih
modern. Mereka dapat mempraktekkan apa yang di dapatnya selama di bangku sekolah. Mereka tak perlu bersusah-susah mengikuti persaingan kerja yang ada di
kota sebab di kampung halaman sendiri mereka dapat bekerja dengan kemampuan yang ada. Namun demikian tetap ada juga beberapa diantaranya yang keluar dari
kampung halamannya untuk mengadu nasib di kota.
Universitas Sumatera Utara
57
Tabel VII Jumlah Penduduk Menurut Sekolah Yang Di Tamatkan
Di Pulau Samosir 1960
No Kecamatan
Jumlah penduduk berdasarkan sekolah yang ditamatkan Tidak
Sekolah SD
SMP SMA
Univ Jlh
1 Onan Runggu
13.866 11.273
2.033 1.189
53 28.414
2 Palipi
7.042 10.238
3.620 1974
87 22.961
3 Pangururan
18.895 12.267
1.819 758
82 33.821
4 Simanindo
10.555 6.874
1.482 1.942
62 20.915
Sumber : Pemda Tk II Tapanuli Utara, Tapanuli Utara Dalam Angka 1980, Tarutung : Kantor Statistik Kabupaten Tapanuli Utara hlm 43
Dari tabel diatas juga terlihat perbandingan jumlah tamatan sekolah dibandingkan jumlah seluruh penduduk diatas umur 10 tahun. Untuk kecamatan
Onan Runggu terdapat sebanyak 2033 orang jumlah siswa tamatan SMP dibandingkan seluruh penduduk usia diatas 10 tahun, untuk tingkatan SMA sebanyak
1.189 orang dan untuk tamatan perguruan tinggi sebanyak 53 orang. Kecamatan Palipi jumlah penduduk tamatan SMP adalah 3.620 orang, tamatan SMA sebanyak
1.974 orang dan tamatan perguruan tinggi sebanyak 87 orang dari jumlah penduduk usia diatas 10 tahun. Untuk kecamatn Pangururan jumlah penduduk yang menamatka
sekolah pada tingkat SMP sebanyak 1.819 orang dan untuk tingkat SMA sebanyak 758 otang dan untuk tingkat universitas sebanyak 82 orang. Kecamatan Simanindo
Universitas Sumatera Utara
58
usia di atas sepuluh tahun yang menamatkan Sekolah Menengah Pertama sebanyak 1.482 orang dan tingkat Sekolah Menengah Atas sebanyak 1.942 orang dan tingkat
universitas sebanyak 62 orang. Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bagaimana jumlah anak-anak yang
mengenyam pendidikan sekolah. Hal ini juga berkaitan dengan kemampuan orangtua masing-masing ataupun lebih tepatnya kemampuan masyarakat Onan Runggu untuk
menyekolahkan anak-anak mereka. Walaupun tidak semua dari anak-anak tersebut yang berhasil sampai jenjang universitas, tetapi hal tersebut bukan menjadi masalah.
Diantara mereka yang tidak melanjutkan pendidikannya sampai jenjang universitas bisa jadi disebabkan karena memang mereka ingin langsung mempraktekkan apa
yang didapatnya dari bangku sekolah ke kehidupan sehari-hari ataupun langsung bekerja membantu orangtua. Namun demikian jumlah anak-anak yang duduk di
bangku sekolah sudah dapat menggambarkan bagaimana tingkat kesadaran masyarakat akan pendidikan anak dan juga menggambarkan bagaimana kehidupan
masyarakat yang semakin meningkat dalam hal perekonomian kebutuhan pendidikan, dalam hal perkembangan pola pikir dan juga dalam hal pengembangan kwalitas
sumber daya manusia masyarakat Onan Runggu itu sendiri. Di Onan Runggu, dalam keluarga yang sudah mencapai tingkat ekonomi yang
mapan dapat menyekolahkan anaknya ke tingkat sarjana. Sedangkan bagi keluarga yang tingkat ekonominya kurang hanya mampu sampai tingkat SMA saja. Setelah itu
anak-anak mereka akan merantau untuk mencari uang yang kemudian diperuntukkan untuk melanjutkan pendidikannya ketingkat yang lebih tinggi yaitu tingkat
universitas. Ada beberapa anak dari daerah Onan Runggu yang sudah berhasil meraih
Universitas Sumatera Utara
59
gelar sarjana pada tahun 1965. Namun demikian setelah meraih gelar sarjana mereka tidak kembali ke daerah asal melainkan lebih memilih hidup di perantauan dan
bidang pekerjaan yang digeluti rata-rata di kantor pemerintahan.
62
4.3.3 Cakrawala Pemikiran