Kapal Motor Pribumi : Pedagang Cara Pembuatan Kapal Motor

25 Bertambahnya fungsi pelabuhan sebagai pekan onan serta jumlah masyarakat yang memakai kapal pastoran terus meningkat juga menjadi faktor lain yang mempengaruhi Raja Pandua membangun kapal. Dengan keberadaan kapal tersebut masyarakat merasa sangat senang dan menyambut dengan baik. Raja Pandua memiliki 2 buah kapal motor yaitu kapal Nainggolan I dan kapal Baho Raja yang keduanya digunakan untuk sarana angkutan penumpang dan juga hasil panen dari Onan Runggu untuk dipasarkan ke daerah lain. Raja Pandua memiliki kapal motor dengan cara membuat sendiri dengan bantuan para ahli dari Ajibata. Efisiensi waktu tempuh dari satu tempat ke tempat lain yang ditunjukkan oleh kapal motor menjadi salah satu alasan mengapa orang-orang pribumi ini memilih untuk memiliki kapal motor sendiri. Jika pihak zending memiliki kapal motor sebagai sarana transportasi untuk kepentingan penyebaran zending Katholik sebagai alasan utamanya, maka orang-orang pribumi yang memiliki kapal motor adalah untuk mengangkut hasil panen mereka agar dapat dipasarkan ke onan sebagai alasan utamanya.

3.2.2 Kapal Motor Pribumi : Pedagang

Selain Raja Pandua, ada juga seorang pedagang dari Desa Pangaloan Kecamatan Onan Runggu bernama Hardianus Rumapea yang juga memiliki sebuah kapal motor yang diberi nama Kapal Tani. Fungsi kapal ini juga sama seperti kapal motor milik Raja Pandua, yaitu untuk mengangkut penumpang dan juga hasil panen dari Onan Runggu. Hardianus Rumapea juga mempunyai posisi yang sama dengan Raja Pandua yaitu sebagai tokke. Beliau merupakan tokke padi dari Desa Pangaloan Universitas Sumatera Utara 26 Kecamatan Onan Runggu. Masyarakat banyak yang menjual padinya kepada Hardianus Rumapea. Disamping itu ada juga masyarakat yang menggilingkan padi di tempat Hardianus Rumapea ini. Pada saat itu beliau satu-satunya pemilik mesin penggiling padi di Desa Pangaloan. Ketertarikan beliau memiliki kapal motor karena melihat kemajuan yang dialami oleh Raja Pandua semakin pesat dalam menjalankan usahanya. Hardianus Rumapea ini juga dapat memiliki kapal motor dengan cara membuat sendiri dibantu oleh para ahli dari Ajibata tetapi bukan orang-orang yang sama dengan yang membuat kapal Raja Pandua. 25 Untuk selanjutnya kapal yang dimiliki Hardianus Rumapea ini beroperasi bersamaan dengan kapal milik Raja Pandua yang diatur trayek dan jadwal pelayarannya.

3.2.3 Cara Pembuatan Kapal Motor

Dalam membuat sebuah kapal dibutuhkan ketelitian dalam memilih kayu. Hal ini dilakukan agar kapal dapat bertahan sampai 20 tahun lamanya. Sehingga modal dapat kembali dan ditambah dengan keuntungan dari hasil kapal tersebut. Kayu yang dipakai dalam pembuatan kapal yaitu kayu igul karena kualitasnya yang bagus dan harus berumur minimal 70 tahun. Kayu igul ini didapatkan dari daerah itu juga. Dalam proses pembuatan kapal selalu diawali dengan upacara adat yang diyakini akan melindungi kapal dari bahaya ketika berlayar. Upacara adat ini diikuti oleh pemilik kapal, natua-tua nihutaraja adat yang menjadi pemimpin jalannya 25 Wawancara dengan Ibu Dame Boru Pakpahan, Pemilik Kapal Tani, Tanggal 10 Desember 2010 Universitas Sumatera Utara 27 prosesi upacara tersebut dan masyarakat setempat. Prosesi upacara ini berupa penyembelihan seekor kerbau yang nantinya akan dinikmati oleh masyarakat satu kampung. Setelah menikmati sajian sebagai prosesi puncak mereka akan turun ke pinggir danau di mana kerangka kapal sudah dibuat dan di sanalah prosesi mendoakan kapal dengan ritual yang disebut dalam masyarakat Toba mangitaki. 26 Dalam membangun sebuah kapal yang paling utama dibutuhkan di samping bahan-bahan adalah para tukang pembuat kapal. Dalam hal ini Raja Pandua mengupah orang-orang dari Ajibata yang sudah berpengalaman untuk membangun sebuah kapal. Mereka inilah yang membantu Raja Pandua untuk membangun kapal Nainggolan I. Sedangkan mesin kapal pada saat itu dibeli dari Siantar. Jenis mesin yang digunakan untuk kapal motor di Onan Runggu pada masa itu adalah jenis ford. 27 Dinas perhubungan yang berada di Sibolga pada masa itu akan datang satu kali dalam satu tahun yakni di bulan Juni untuk memeriksa ketahanan dan kelayakan kapal ke Samosir sebab pada tahun 1940 belum ada dinas perhubungan air di Sebab pada masa itu pihak zending mempunyai akses dengan pemilik toko mesin tersebut di Siantar. Proses pembuatan kapal, upacara dan jenis mesin yang digunakan dalam kapal Hardianus Rumapea sama halnya dengan kapal milik Raja Pandua. Sedangkan posisi mesin pada kapal diletakkan tepat di lambung kapal dan tempat duduk penumpang berjejer di samping kiri kanan kapal sehingga bagian tengah kapal yang kosong dijadikan tempat menaruh barang-barang angkutan. 26 Wawancara dengan Oppung Solo, Pemilik Kapal Nainggolan I, Tanggal 7 Desember 2010 27 Wawancara dengan Oppung Solo, Pemilik Kapal Nainggolan I, Tanggal 7 Desember 2010 Universitas Sumatera Utara 28 Samosir. Mereka melakukan pemeriksaan dengan cara memukulkan palu berukuran 10 kg ke badan kapal. Apabila badan kapal masih utuh ketika dipukul maka kapal tersebut masih layak pakai dan hal yang sama juga dilakukan pada mesin kapal. 28 Pemeriksaan tersebut dilakukan supaya keselamatan ketika menyeberang terjamin sebab terkadang berat beban kapal melebihi beban yang seharusnya dimuat dalam kapal, karena dalam satu hari hanya satu kapal yang beroperasi untuk melayani para penumpang yang ingin berpegian keluar pulau.

3.3 Fungsi Kapal Motor Pribumi