Teori Konsep Dan Teori

1.4.2. Teori

Teori dapat digunakan sebagai landasan kerangka berfikir dalam membahas permasalahan dalam tulisan ini dan juga menjadi pokok permasalahan yang akan dibahas adalah deskriptif gondang sabangunan dalam upacara kematian masyarakat Batak Toba di kota Medan. Seeger 1958:184 menyebutkan, penyampaian suatu objek dengan menerangkannya terhadap pembaca secara tulisan ataupun lisan dengan sedetail-detailnya. Dengan demikian deskriptif yang penulis maksudkan adalah menyampaikan dengan menggambarkannya melalui tulisan secara jelas mengenai peralatan gondang dalam upacara kematian masyarakat Batak Toba. Untuk memahami fungsi peralatan gondang dalam upacara masyarakat saurmatua pada masyarakat Batak Toba, penulis mengacu pada pendapat Alan P.Merriam 1964:120 mengenai penggunaan dan fungsi musik. Dimana diartikan bahwa use penggunaan menitik-beratkan pada masalah situasi atau cara yang bagaimana musik itu digunakan, sedangkan fungsion fungsi menitik beratkan pada alasan penggunaan atau tujuan pemakaian musik, terutama maksud yang lebih luas; sampai sejauh mana musik itu mampu memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri. Alan P. Merriam juga mengemukakan bahwa perubahan dapat juga dipandang sebagai permulaan dari sebuah kebudayaan yang disebabkan Universitas Sumatera Utara oleh adanya 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dalam hal ini faktor yang paling berpengaruh terhadap perubahan yang terjadi pada saat proses pembuatan taganing adalah faktor external. Faktor external yang dimaksud disini adalah difusi atau penyebaran agama. Sementara perubahan internal merupakan perubahan yang timbul dari dalam dan dilakukan oleh pelaku-pelaku kebudayaan itu sendiri. Perubahan internal penulis sebut dengan invensi. Invensi merupakan penemuan-penuan baru oleh pelaku budaya, sedangkan external ini penulis maksud dengan difusi atau penyebaran agama. Sumardjo,2002:107 kehidupan terdiri dari dua kutub pertentangan, antara “hidup” dan “mati”, yang menjadi paham dasar manusia sejak masa purba sebagai bentuk dualisme keberadaan hidup hingga masa kini. Perubahan terjadi karena usaha masyarakat untuk menyesuaiakan diri sesuai kebutuhan situasi dan kondisi yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat Soekanto 1992;21. Pada akhir ini masyarakat Batak Toba mengalami perubahan dan berkelanjutan secara refeleksi dimana masyarakat Batak Toba yang tidak menghilangkan adat dan ajaran agama yang dianut. Dalam hal ini mungkin mungkin sudah ada hipotesa-hipotesa, mungkin belum, tergantung dari sedikit banyaknya pengetahuan tentang masalah yang bersangkutan Koenjaraningrat, 1991:29. Sedangkan menurut R.M Soedarsono 1994:46 penelitian Universitas Sumatera Utara kualitatif adalah data-data hasil penelitian harus dicermati dengan cermat dan dianalisa. Ritual menurut Echols dan Sadily 2000:488 memiliki arti upacara keagamaan. Namun dalam tulisan ini, penulis mengasumsikan bahwa ritual adalah upacara yang berkaitan dengan adat istiadat yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Dalam hal ini peralatan gondang yang terdapat dalam upacara kematian masyarakat Batak Toba, penulis mengacu kepada apa yang dikemukakan Suparlan 1983:43-45, dimana seorang peneliti hendaknya memperlihatkan delapan hal sebagai berikut: 1 Ruang dan Tempat, 2 Pelaku, 3 Kegiatan, 4 Benda-benda atau alat, 5 Waktu, 6 Peristiwa, 7 Tujuan, 8 Perasaan. Seni sebagai presentasi estestis, dalam pertunjukan ini ada pesan moral yang disampaikan khususnya kepada generasi muda masyarakat Batak Toba. Nilai-nilai estesis ini meliputi rasa rindu terhadap kampung halaman, menjadi fantasi nostalgia akan kebiasaan-kebiasaan hidup dan rasa cinta akan budaya maupun adat-istiadat. Universitas Sumatera Utara

1.5 Metode Penelitian