yang berubah. Sebelum kita membahas tahapan-tahapan dalam upacara tersebut, baiknya kita mengetahui terlebih dahulu tahapan-tahapan pada
upacara kematian masyarakat Batak Toba pada dahulunya. Tahapan- tahapannya adalah setelah mayat dikemasi didalam rumah, peti matinya
akan dibuat dari hau tata kayu hidup. Untuk itu, pertama-tama yang harus dilakukan hasuhuton adalah : mangalap tukang memanggil tukang,
mangalap panggorsi yaitu pemalu gendang dan alat music lainya, pature pinahan yaitu seekor babi kecil lengkap dengan beras.
3.1.1 Mangalap Pande Dohot Panggorsi
Apabila semua sudah lengkap yaitu hasuhuton, pande hau, babi dan kelengkapannya sudah berada pada pohon kayu yang hendak
ditebang, biasanya kayu yang ada diporlak disekitar kampung, maka petugas kepercayaan lalu martonggo. Biasanya pada saat penebangan kayu
peti jenazah, panggorsi akan memulai pemotongan kayu tersebut dengan bunyi gendang yang terdiri dari tujuh gendang. Tetapi pada upacara
kematian ini, kebiasaan itu tidak pernah diadakan lagi terutama di kota Medan. Itu disebabkan oleh pengaruh jarangnya kayu yang dapat dibuat
menjadi peti jenazah disekitar daerah tempat meninggalnya orang tersebut dan juga untuk mempersingkat waktu dan juga materi untuk kualitas kayu
yang akan digunakan untuk peti jenazah orang yang meninggal tersebut.
Universitas Sumatera Utara
3.1.2 Tonggo Raja Pangarapotna
Apabila penduduk yang bertempat tinggal disekitar daerah tempat tinggal orang yang meninggal tersebut dan duduk diatas lage tiar tikar
dihalaman rumah sesuai dengan fungsi kekerabatan, mereka mengadakan siding musyawarah yang disebut tonggo raja digabung dengan
pangarapotna. Biasanya acara musyawarah ini dimulai dengan suara ogung ‘saparangguan’ sering dikatakan dengan soara nasungkot dilangit
jala natandol ditano, manjou sian nadonok, jala mangkirapi sian nadao. yang diartikan sebagai sapaan untuk arwah orang meninggal tersebut.
3.1.3 Mompo
Ruma-ruma peti jenazah dimasukkan ke dalalm rumah oleh pihak boru diiringi oleh gondang sabangunan dan disambut hasuhuton, hula-hula
boru dan petugas kepercayaan. Pada saat memasukkan peti jenazah dimasukkan kedalam rumah, pargocci akan memainkan gondang yang
cukup panjang. Panomboli menyerahkan peti jenazah kepada hasuhuton, hula-hula
boru dan petugas kepercayaan. Setelah panomboli mengucapkan kata- katanya, itu akan disambut oleh pihak suhut yang langsung meminta
gondang kepada panggorsi ‘Amang panggual panggorsi, alu-aluhon ma jolo tu Ompunta Mulajadi Na Bolon’. Setelah gondang alu-aluhon
diaminkan selesai, suhut langsung menyambut dengan ucapan ‘nunga
Universitas Sumatera Utara
dialu-aluhon ho panggorsi name tu Ompunta Mulajadi Na Bolon, bahen ma jo gondang Mulajadi I asa marsomba hami tu Mulajadi Na Bolon.
Semua yang hadir menari dengan sikap menyembah dalam suasana ritual. Setelah gondang selesai lalu pihak suhut meminta kepada kepada
pihak boru agar sama-sama memasukkan mayat orang yang meninggal tersebut kedalam ruma-ruma peti jenazah yang telah diantar pihak boru
tadinya. Dan pihak suhut juga meminta kepada panggorsi untuk memainkan musik Mula-Mula ‘asa marmula tu nauli marmula tu
nadenggan ulaon laos padomu ma tu gondang ‘mompo’. Nungga dibahen ho panggual name gondang mula-mula dohot
gondang mompo, asa bahen ma jolo gondang somba-somba asa marsomba hami tu hula-hula naro nasida rap dohot hami mamompohon natua-tua on
tu jabuna naimbaru huhut manjangkon nasida dibagasan adat “kata boru” dan sambil memulai manortor. Setelah mayat orang yang meninggal
tersebut dimasukkan kedalam peti jenazah, lalu suhut meminta gondang lagi kepada panggorsi “ Ima tutu panggual panggorsi panggual namoalo,
bahe ma gondang sampe tua, asa hupasahat hami ulos sampe tua kepada keturunan orang yang meninggal tersebut.
Universitas Sumatera Utara
3.1.4 Sanggul Marata