Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Unit analisisnya Pengurus PSE Paroki sampel. Sampel penelitian dengan menggunakan
sampling kuota 20 orang. Masing-masing kevikepan dipilih 5 paroki. Tahap ketiga penelitian digunakan untuk mencapai tujuan penelitian
nomor tiga, yaitu menganalisis potensi keberlanjutan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Tahap ini akan menggunakan hasil
penelitian pada tahap satu dan tahap dua untuk menganalisis potensi keberlanjutan program. Penelitian dalam tahap ini menggunakan Program Pemanfaatan Dana
APP di Keuskupan Agung Semarang sebagai unit analisis.
3.4.2. Data dan Metode Pengumpulan Data
Beberapa jenis metode pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini memanfaatkan dokumen-dokumen yang terkait dengan Program
Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan, membagikan kuesioner,
wawancara mendalam dan wawancara open-ended dengan pihak-pihak pemangku kepentingan dalam Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung
Semarang, observasi lapangan secara langsung di wilayah teritorial Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang sampel.
Data yang ingin diperoleh dalam penelitian ini mencakup data kuantitatif dan data kualitatif mengenai dua perihal. Pertama, data mengenai koherensi
Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang dengan kerangka kerja Ajaran Sosial Gereja. Kedua, data tentang kinerja tata kelola
66 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang berdasarkan kategori-kategori community empowerment dalam dimensi Corporate Social
Responbility. Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang yang terlibat dalam
pelaksanaan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Populasi pertama, semua orang yang terlibat pengelolaan Program Pemanfaatan
Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Populasi pengelola program akan mendeskripsikan kesesuaian atau ketidaksesuaian pengelolaan Program
Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang dengan parameter pemberdayaan masyarakat dan Ajaran Sosial Gereja. Populasi yang menjadi
responden terdiri dari: 1.
Ketua Panitia APP danatau Ketua Komisi PSE Keuskupan Agung Semarang 2.
Ketua Panitia APP danatau Ketua Komisi PSE Kevikepan Semarang 3.
Ketua Panitia APP danatau Ketua Komisi PSE Kevikepan Kedu 4.
Ketua Panitia APP danatau Ketua Komisi PSE Kevikepan Yogyakarta 5.
Ketua Panitia APP danatau Ketua Komisi PSE Kevikepan Surakarta 6.
Tim APP danatau Tim PSE Kevikepan Semarang 7.
Tim APP danatau Tim PSE Kevikepan Kedu 8.
Tim APP danatau Tim PSE Kevikepan Yogyakarta 9.
Tim APP danatau Tim PSE Kevikepan Surakarta 10.
Romo Paroki di wilayah teritorial Keuskupan Agung Semarang 11.
Tim APP danatau Tim PSE Paroki di wilayah teritorial Keuskupan Agung Semarang
67 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Populasi kedua, penerima manfaat Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Populasi penerima manfaat program akan
mendeskripsikan tingkat partisipasi penerima manfaat dalam tata kelola Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang.
Sebuah penelitian dengan populasi yang besar tidak selalu harus menganalisis populasi sebagai obyek penelitian Sugiyono, 2014:149. Berbagai
keterbatasan menjadi pertimbangan peneliti untuk menggunakan sampel sebagai representasi populasi, sehingga analisis penelitian akan didasarkan pada data
sampel dan bukan data populasi. Analisis penelitian dengan menggunakan data sampel mengasumsikan bahwa sampel benar-benar bisa mewakili populasi.
Dalam konteks ini, pemilihan sampel menjadi hal penting yang harus diperhatikan peneliti, dimana sejumlah syarat terkait dengan kriteria sampel yang baik,
kecukupan jumlah sampel dan prosedur pemilihan sampel secara benar harus diikuti oleh peneliti.
Penelitian tesis ini juga menggunakan sampel yang diambil dari masing- masing populasi yang ditentukan dengan mempertimbangkan tingkat
kehomogenen yang cukup tinggi berkaitan dengan keberadaan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Setiap anggota Gereja
yang terlibat dalam tata kelola Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang -baik kaum klerus maupun umat- telah mengetahui dan
memahami keberadaan program ini seperti yang telah dipaparkan pada bagian pendahuluan. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa setiap anggota tim
68 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengelola telah mempunyai pengetahuan, dan sampai tingkatan tertentu mempunyai pemahaman yang relatif sama mengenai Program Pemanfaatan Dana
APP di Keuskupan Agung Semarang. Sementara itu berkaitan dengan penerima manfaat program juga terdapat tingkat kehomogenan yang cukup tinggi,
mengingat program ini ditujukan untuk kelompok yang sama, yaitu kelompok rentan terhadap kemiskinan yang memerlukan bantuan finansial maupun
pendampingan. Adminitrasi pengajuan dan persyaratan yang ditentukan untuk mengakses dana dari program ini juga sama untuk di semua tingkatan program.
Data mengenai tingkat koherensi Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang dengan kerangka kerja ASG merupakan data
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diambil dari data laporan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Data yang digunakan
dalam penelitian ini mencakup data sampel laporan tahunan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang selama periode 2011-2012 sampai
dengan periode 2014-2015 yang dilaporkan secara berkala kepada seluruh Paroki yang terletak di wilayah teritorial Keuskupan Agung Semarang. Sampel dipilih
secara purposive sampling method dengan memperhatikan tingkat representasinya atas populasi. Sampel dipilih dengan mempertimbangkan jumlah paroki yang
mengakses dana dan prosentase serapan dana berdasarkan peruntukannya. Data kualitatif menggunakan sampel tokoh yang pendapatnya merepresentasikan
institusi pengelola program. Data kualitatif tentang faktor pemberdayaan masyarakat dalam
pengelolaan penerima manfaat Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan
69 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Agung Semarang menggunakan sampel penelitian yang ditentukan dengan menggunakan metode snowball sampling. Wawancara open-ended untuk
mendalami sejauh mana program telah membangun kondisi yang mendorong potensi masyarakat untuk berkembang; sejauh mana program telah memperkuat
kapasitas atau daya yang dimiliki masyarakat; dan sejauh mana keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pengembangan, pelaksanaan serta evaluasi
program. Tahap ini dilakukan sampai diperoleh informasi yang merepresentasikan institusi yang dikelola oleh informan terpilih sebagai sampel
penelitian. Jumlah sampel bukan merupakan penentu dalam penelitian kualitatif tetapi kemampuan dan kompetensi sampel dalam merepresentasikan pendapat
institusi yang berada dalam populasi. Penelitian lapangan field study difokuskan pada kegiatan observasi
langsung untuk mencari data kualitatif tentang bagaimana partisipasi penerima manfaat program diaplikasikan dalam kinerja Program Pemanfaatan Dana APP,
dan kegiatan indepth interview untuk mengukur tingkat partisipasi penerima manfaat baik dengan menggunakan indikator kuantitatif maupun indikator
kualitatif. Selain itu, penelitian lapangan juga digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yang relevan. Studi lapangan dilakukan pada dua sampel
kepanitiaan yang dipilih secara terencana purposive sampling berdasarkan perbedaan jumlah Paroki yang dikelola. Sampel penelitian adalah Program
Pemanfaatan Dana APP di Kevikepan Yogyakarta dengan jumlah Paroki yang dikelola 31 Paroki dan Program Pemanfaatan Dana APP di Kevikepan Kedu
dengan jumlah Paroki yang dikelola 10 Paroki.
70 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI