pendekatan kualitatif dan kuantitatif secara kombinasi akan dapat memperoleh pemahaman yang paling baik apabila dibandingkan dengan pemakaian
pendekatan tunggal Creswell, 2009: 17-28. Penerapkan kombinasi dua pendekatan sekaligus dalam satu proyek
penelitian dikenal sebagai pendekatan kombinasi. Pendekatan kombinasi merupakan sebuah pendekatan penelitian, dimana peneliti mengumpulkan dan
menganalisis data, mengintegrasikan temuan, dan menarik kesimpulan secara secara inferensial dengan menggunakan dua pendekatan atau metode penelitian
kualitatif dan kuantitatif dalam satu studi Sugiono. 2014: 42. Saat ini dikenal istilah-istilah lain yang berbeda tetapi mengacu pada pendekatan kombinasi ini,
seperti integrasi, sintetis, metode kuantitatif dan kualitatif, multimetode dan metodologi campuran Creswell, 2009: 307.
Membangun pengawasan dan keseimbangan dalam rancangan penelitian dengan menggunakan pendekatan ganda disebut dengan triangulasi Patton, 1991:
98. Denzin 1978 telah menengarai adanya empat tipe dasar triangulasi: 1 triangulasi data, yaitu penggunaan beragam sumber data dalam suatu kajian;
2 triangulasi investigator, apabila dalam sebuah penelitian menggunakan beberapa evaluator atau ilmuwan sosial yang berbeda; 3 triangulasi teori, yaitu
penggunaan sudut pandang ganda dalam menafsirkan seperangkat tunggal data; dan 4 triangulasi metodologis, ketika digunakan metode ganda untuk mengkaji
masalah atau program tunggal. Penelitian tesis ini dilakukan oleh satu orang peneliti dan tidak bertujuan
untuk menggunakan sebuah teori dari disiplin ilmu tertentu untuk menjelaskan
55 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebuah fenomena dalam disiplin ilmu yang lain. Oleh karena itu, penelitian ini hanya menerapkan trianggulasi data dan metodologi. Data penelitian ini
dikumpulkan dari sejumlah sumber yang berbeda dengan teknik pengumpulan data yang berbeda, termasuk dalam mengumpulkan arsip dokumentasi,
wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang, dan observasi langsung
dengan mengunjungi Kantor Panitia APP Keuskupan Agung Semarang baik di tingkat pusat, kevikepan maupun di tingkat paroki sampel penelitian.
Trianggulasi metodologi diterapkan dengan menggunakan metode kuantitatif dan metode kualitatif.
3.3. Strategi Penelitian Studi Kasus
Setelah memahami paradigma riset, langkah berikutnya adalah merancang strategi yang akan digunakan dalam penelitian . Strategi penelitian merupakan
rancangan penelitian yang mencakup langkah-langkah, proses-proses dan prosedur khusus yang akan dilakukan dalam mengerjakan penelitian Creswell,
2009: 17. Creswell menjelaskan ada berbagai jenis strategi penelitian yang bisa digunakan. Pilihan strategi penelitian yang akan dipakai ditentukan oleh jenis
penelitian yang dipilih. Strategi-strategi penelitian yang berkaitan dengan rancangan kuantitatif memiliki kecenderungan menggunakan asumsi-asumsi
pengetahuan post-positivis. Dalam skenario ini, peneliti kuantitatif menguji suatu teori dengan cara memerinci hipotesisi-hipotesis yang spesifik, lalu
mengumpulkan data-data untuk mendukung atau membantah hipotesis-hipotesis
56 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut. Strategi survai dan eksperimen merupakan varian yang dapat diterapkan dalam jenis penelitian ini. Selanjutnya, Strategi-strategi penelitian yang berkaitan
dengan rancangan kualitatif berkecenderungan menggunakan filosofis pengetahuan konstruktivisadvokasi partisipatoris. Varian strategi yang dapat
digunakan dalam penelitian jenis ini adalah fenomenologi, grounded theory, etnografi, naratif dan studi kasus Creswell, 2009: 18-28.
Seperti yang telah diuraikan dalam paragraf sebelumnya, studi kasus merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan dalam penelitan. Beberapa
pengertian mengenai penelitian studi kasus telah dikemukakan oleh para ahli. Secara umum, pengertian-pengertian tersebut mengarah pada pernyataan bahwa
penelitian studi kasus adalah penelitian yang menempatkan sesuatu atau obyek yang diteliti sebagai ‘kasus’. Namun, pandangan tentang batasan obyek yang
dapat disebut sebagai ‘kasus’ itu sendiri masih diperdebatkan . Perdebatan inilah yang menyebabkan perbedaan pengertian di antara para ahli tersebut.
Menurut Creswell 1998, suatu penelitian dapat disebut sebagai penelitian studi kasus apabila proses penelitiannya dilakukan secara mendalam
dan menyeluruh terhadap kasus yang diteliti, serta mengikuti struktur studi kasus seperti yang dikemukakan oleh Lincoln dan Guba 1985, yaitu: permasalahan,
konteks, isu, dan pelajaran yang dapat diambil. Banyak penelitian yang telah mengikuti struktur tersebut tetapi tidak layak disebut sebagai penelitian studi
kasus, karena tidak dilakukan secara menyeluruh dan mendalam. Penelitian- penelitian tersebut pada umumnya hanya menggunakan jenis sumber data yang
terbatas, tidak menggunakan berbagai sumber data seperti yang disyaratkan dalam
57 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian studi kasus, sehingga hasilnya tidak mampu mengangkat dan menjelaskan substansi dari kasus yang diteliti secara fundamental dan
menyeluruh. Pengertian yang kedua berkembang berdasarkan pendapat Yin 2014,
yang secara khusus menempatkan penelitian studi kasus sebagai sebuah metode penelitian. Creswell menyebut metode penelitian studi kasus sebagai salah satu
strategi penelitian kualitatif Creswell, 1998. Kebutuhan terhadap metode penelitian studi kasus dikarenakan adanya keinginan dan tujuan peneliti untuk
mengungkapkan secara terperinci dan menyeluruh terhadap obyek yang diteliti. Pengertian yang dikemukakanya Yin 2014 tidak secara eksplisit menyebut
obyek penelitian studi kasus sebagai kasus, tetapi ia menyebut ciri-ciri dari obyek tersebut, yang menggambarkan ciri-ciri suatu kasus. Berikut kutipan definisi
teknis yang diberikan oleh Yin . “The case study research method as an empirical inquiry that investigates
a cotemporary phenomenon within its real-life context; when the boundaries between phenomenon and context are not cleary evident; and
in which multiple sources of evidence are used”
Menurut pengertian di atas, penelitian studi kasus adalah sebuah metode penelitian yang secara khusus menyelidiki fenomena kontemporer yang terdapat
dalam konteks kehidupan nyata -yang dilaksanakan ketika batasan-batasan antara fenomena dan konteksnya belum jelas- dengan menggunakan berbagai sumber
data. Dalam kaitannya dengan waktu dan tempat, secara khusus Yin menjelaskan bahwa obyek yang dapat diangkat sebagai kasus bersifat kontemporer, yaitu yang
sedang berlangsung atau telah berlangsung tetapi masih menyisakan dampak dan pengaruh yang luas, kuat atau khusus pada saat penelitian tersebut dilakukan.
58 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Salah satu kekhususan penelitian studi kasus sebagai metode penelitian adalah pada tujuannya. Penelitian studi kasus sangat tepat digunakan pada
penelitian yang bertujuan menjawab pertanyaan ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’ terhadap sesuatu yang diteliti. Melalui pertanyaan penelitian yang demikian,
substansi mendasar yang terkandung di dalam kasus yang diteliti dapat digali dengan mendalam. Dengan kata lain, penelitian studi kasus tepat digunakan pada
penelitian yang bersifat eksplanatori, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk menggali penjelasan kasualitas, atau sebab dan akibat yang terkandung di dalam
obyek yang diteliti Yin, 2014. Selanjutnya, menurut Yin pendekatan studi kasus memiliki tempat
tersendiri dalam penelitian evaluasi Yin, 2014: 17. Kedalaman dan detail metode kualitatif khususnya yang berasal dari sejumlah kecil studi kasus, terlalu
terbatas untuk generalisasi yang meyakinkan. Pada posisi inilah strategi studi kasus untuk penelitian evaluasi menjadi penting Patton, 1991: 23. Setidaknya
ada empat aplikasi yang berbeda terkait strategi studi kasus yang digunakan dalam kerangka evaluasi. Aplikasi yang paling penting adalah menjelaskan keterkaitan
kausal dalam intervensi kehidupan nyata yang terlalu kompleks bagi strategi survai ataupun eksperimen. Aplikasi yang kedua adalah mendeskripsikan konteks
kehidupan nyata di mana intervensi telah terjadi. Ketiga, evaluasi bisa memberi keuntungan dalam bentuk deskriptif dari studi kasus ilustratif tentang intervensi
itu sendiri. Terakhir, studi kasus bisa digunakan untuk mengeksplorasi situasi- situasi di mana intervensi yang akan dievaluasi tidak memiliki stuktur hasil yang
tunggal dan jelas Yin, 2014: 20.
59 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti fenomena kompleks dari kinerja dan tingkat keberlanjutan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung
Semarang. Secara lebih spesifik, penelitian ini akan mengevaluasi koherensi Program Pemanfaatan Dana APP dengan kerangka Ajaran Sosial Gereja,
mengevaluasi kesesuaian pengelolaan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang dengan kategori-kategori yang terdapat dalam
konsep community empowerment, dan meneliti potensi keberlanjutan Program Pemanfaatan Dana APP di Keuskupan Agung Semarang. Mengingat fenomena
Program Pemanfaatan Dana APP dan konteks pelaksanaannya merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam situasi kehidupan sehari-hari maka penerapan
strategi studi kasus diharapkan sesuai untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian ini.
Selanjutnya, berdasarkan pendapat Yin 2014; VanWynsberghe dan Khan 2007; dan Creswell 1998 secara lebih terperinci, karakteristik penelitian studi
kasus dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut. Pertama, keunikan penelitian studi kasus adalah pada adanya cara pandang terhadap obyek
penelitiannya sebagai ’kasus’. Sebuah kasus adalah isu atau masalah yang harus dipelajari, yang akan mengungkapkan pemahaman mendalam tentang kasus
tersebut, sebagai suatu kesatuan sistem yang dibatasi, yang melibatkan pemahaman sebuah peristiwa, aktivitas, proses, satu atau lebih individu. Melalui
penelitian studi kasus, kasus yang diteliti dapat dijelaskan secara terperinci dan komprehensif, menyangkut tidak hanya penjelasan tentang karakteristiknya, tetapi
juga bagaimana dan mengapa karakteristik dari kasus tersebut dapat terbentuk.
60 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI