Tes Prestasi Teori-teori yang Mendukung
18
2 Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar
dan dari materi yang dicakup oleh program instruksional atau pengajaran. Sampel belajar maksudnya adalah perwujudan soal tes dalam bentuk
aitem-aitem keseluruhan pertanyaan mengenai materi pelajaran. Suatu tes tidak mungkin memuat seluruh permasalahan dalam suatu materi
pembelajaran, hal ini menyebabkan penyajian tes hanya terbatas pada sebagian dari keseluruhan pertanyaan. Sampel pertanyaan yang termuat harus
representatif, maksudnya harus menanyakan semua bagian materi. 3
Tes prestasi harus berisi aitem-aitem dengan tipe yang paling cocok guna mengukur hasil belajar yang diinginkan.
Hasil belajar hendaknya diukur menggunakan aitem yang sesuai dengan tujuan pengukuran.
4 Tes prestasi dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaan
hasilnya. Hal ini berkaitan dengan fungsi evaluasi, untuk tes yang digunakan
sebagai dasar penempatan, biasanya aitem tidak terlalu tinggi tingkat kesukarannya dan cakupannya tidak terlalu luas. Untuk tes sumatif guna
mengukur kemajuan belajar, aitem harus mencakup bagian penting tertentu dari keseluruhan materi pelajaran. Tes sumatif yang mengacu pada kriteria
penguasaan materi harus berisi aitem yang mengungkap seluruh bagian materi dengan tingkat kesukuran yang rendah. Sedangkan, tes sumatif untuk melihat
19
posisi relatif siswa dalam kelompok hendaknya terdiri dari aitem yang memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Tes yang berfungsi untuk
diagnostik akan berisi aitem dalam jumlah besar dari setiap materi pelajaran. Karena tes ini bertujuan untuk mendeteksi masalah kesukaran belajar maka
tingkat kesukaran aitemnya dibuat rendah. 5
Realibilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin
= 1,00
dan hasil ukurnya harus ditafsirkan dengan hati-hati.
Reliabilitas hasil ukur merupakan salah satu ciri kualitas tes yang tidak dapat diabaikan. Sejauhmana pengukuran tersebut dapat dipercaya, dapat
dilihat dari keajegan reliabel tes tersebut. 6
Tes prestasi belajar harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar para anak didik.
Manfaat inilah yang sebenarnya lebih penting dibanding menggunakan hasil tes prestasi hanya untuk mengisi rapor siswa. Tujuan utama dari
pengukuran prestasi belajar, baik formatif maupun sumatif adalah untuk membantu siswa dalam belajar haruslah dikomunikasikan kepada para siswa.
Tes pretasi merupakan jenis tes berdasarkan tujuanan penggunaannya. Tes prestasi adalah suatu tes baku yang digunakan untuk mengukur tingkat
kemampuan seseorang dalam bidang studi tertentu Basuki Hariyanto, 2014: 30. Basuki dan Hariyanto 2014: 32-33 juga membagi tes berdasarkan
keruntutan pelaksanaannya, yaitu tes formatif dan tes sumatif. Dalam penelitian
20
ini menggunakan soal UAS yang merupakan jenis tes sumatif sesuai dengan pernyataan dari Basuki dan Hariyanto 2014: 32-33 bahwa tes atau ulangan
sumatif adalah suatu proses dari bagian final evaluasi untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran terpenuhi. Tes ini biasanya digunakan pada akhir semester
atau akhir tahun pembelajaran. Tes sumatif identik dengan ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas Basuki Hariyanto, 2014: 32-33. Berdasarkan
pernyataan tesebut dapat disimpulkan bahwa UAS merupakan tes yang digunakan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran pada akhir pada akhir
semester.