Siklus Perkreditan Pengertian Kredit

membutuhkan tenaga kerja sehingga, dapat pula mengurangi pengangguran. Disamping itu bagi masyarakat sekitar pabrik juga dapat meningkatkan pendapatannya seperti membuka warung atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya. h. Untuk meningkatkan hubungan internasional Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan dan saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama di bidang lainnya.

2.2.4.4. Siklus Perkreditan

Menurut Dendawijaya 2005 : 74, siklus perkreditan yang dimulai sejak permohonan kredit hingga akhirnya disetujui, dicairkan, diawasi, dan pelunasan kredit, akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Permohonan kredit Permohonan kredit yang diajukan oleh calon nasabah kepada bank, umumnya dilakukan dengan menyampaikan dokumen-dokumen sebagai berikut : a. Surat permohonan resmi. b. Akte pendirian perusahaan yang merupakan lembaga yang secara resmi memohon kredit, sekaligus menjelaskan siapa yang berwenang meminta kredit dan lembaga yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penerimaan kredit, termasuk kewajiban Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. nasabah kredit seperti melunasi utang angsuran beserta bunganya dalam jangka waktu yang telah disepakati. c. Penjelasan atau uraian singkat tentang rencana proyek atau bisnis yang akan dilakukan oleh nasabah. d. Untuk proyek yang cukup besar dan membutuhkan jumlah kredit yang besar, dilengkapi dengan suatu laporan kelayakan proyek feasibility study yang disusun oleh suatu lembaga konsultan yang ditunjuk oleh calon nasabah. e. Laporan keuangan perusahaan. f. Informasi-informasi lain yang biasanya selalu diminati oleh bank seperti: 1 Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP 2 Keterangan domisili dari perusahaan 3 Izin-izin yang telah diperoleh dalam rangka pembagunan proyek maupun bisnis yang telah berjalan. 4 Rekening perusahaan pada beberapa bank 2. Analisis kredit Secara umum, analisis kredit dilakukan berdasarkan dua metode, yaitu : a. Metode penilaian “6C” yang meliputi character, capital, capacity, condition of economy, collateral, constrain. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b. Metode penilaian “6A” yang meliputi aspek yuridis hukum, pasar dan pemasaran, teknis, manajemen, keuangan, dan social ekonomis. 3. Persetujuan kredit Analisis kredit yang dibuat oleh account officer atau wirakredit diperiksa review dahulu oleh atasannya, kepada bagian kredit, sebelum disampaikan ke direksi bank. Nama dari laporan analisis kredit bermacam-macam, tergantung pada sistem dan prosedur yang dimiliki bank, antara lain sebagai berikut : a. Laporan analisis kredit b. Laporan analisis permohonan kredit c. Laporan rekomendasi kredit d. Appraisal study e. Laporan kelayakan proyek Atas dasar laporan analisis kredit diatas, pembahasan atau persetujuan kredit dilakukan oleh lembaga yang mungkin berbeda- beda, tergantung pada sistem dan prosedur yang berlaku pada masing-masing bank. 4. Perjanjian kredit Perjanjian kredit akad kredit dipersiapkan oleh seorang notaries publik yang ditunjuk bank atau dipilih oleh calon nasabah. Bank mengirimkan ahli hukumnya untuk mendampingi wirakredit dalam membahas berbagai ketentuan yang harus dimuat dalam perjanjian Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kredit. Secara umum, isi perjanjian kredit yang dibuat oleh notaris publik berdasarkan masukan dari pihak bank adalah sebagai berikut : a. Pihak pemberi kredit bank yang bersangkutan b. Pihak penerima kredit perusahaan nasabah c. Tujuan pemberian kredit, dalam hal ini tergantung pada jenis proyek atau bisnis yang akan dibangun, diperluas, direhabilitasi, ditambah modal kerja dan lain-lain. d. Besarnya biaya proyek, termasuk investasi tetap, kebutuhan modal kerja, biaya pendahuluan, dan sebagainya. e. Besarnya kredit yang akan diberikan oleh bank. f. Tingkat bunga kredit. g. Biaya-biaya lain yang harus dibayar nasabah kredit, seperti appraisal fee, commitment fee, supervision fee, provisi kredit dan lain-lain. h. Jangka waktu pengembalian kredit angsuran i. Jadwal pembayaran angsuran kredit dan pembayaran bunga kredit yang dinyatakan secara terperinci pada pasal tertentu dalam perjanjian kredit yang dituangkan dalam lampiran perjanjian kredit. j. Jaminan kredit, yang meliputi jenis jaminan, pemiliknya, jumlah dan nilainya serta cara pengikatannya secara hukum yang dinyatakan secara hukum yang dinyatakan secara terperinci Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dalam pasal tertentu pada perjanjian kredit dan dituangkan pada lampiran perjanjian kredit. k. Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum kredit dicairkan. l. Kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan atau dipenuhi oleh nasabah kredit selama kredit belum dilunasi. m. Hak-hak yang dimiliki bank selama kredit belum dilunasi, misalnya memeriksa secara fisik keadaan proyek yang di biayai bank, memeriksa buku-buku dan laporan keuangan nasabah, dan lain-lain. 5. Pencairan kredit Pencairan kredit diminta debitur kredit hanya dapat dilakukan bank setelah debitur yang bersangkutan memenuhi berbagai persyaratan seperti dituangkan dalam perjanjian kredit yang ditandatangani kedua pihak bank dan debitur serta dicatat di hadapan notaris publik. Persyaratan untuk pencairan kredit tersebut umumnya meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Perjanjian kredit sudah ditandatangani b. Penarikan kredit sudah sesuai dengan kebutuhan proyek, misalnya untuk membayar kontraktor yang membangun pabrik. c. Penarikan kredit sudah sesuai dengan jadwal pembangunan proyek d. Permohonan pencairan kredit didukung oleh dokumen-dokumen yang sesuai dengan kebutuhan pencairan kredit Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. e. Besarnya kredit harus sesuai dengan perbandingan rasio yang disepakati antara dana yang bersumber dari nasabah debitur dan pembiayaan dari bank loan atau debt 6. Pengawasan kredit Pengawasan monitoring kredit meliputi berbagai aspek atau kegiatan, yakni sebagai berikut : a. Adanya administrasi kredit yang memadai dan menggunakan cara-cara mutahir, seperti penggunaan komputer on line system, dan sebagainya. b. Keharusan bagi nasabah kredit untuk menyampaikan laporan secara berkala atas jenis-jenis laporan yang telah disepakati dan dituangkan dalam perjanjian kredit. c. Keharusan bagi wirakredit account officer untuk melakukan kunjungan ke perusahaan ataupun proyek yang di biayai bank, baik selama berlangsungnya pembangunan proyek maupun setelah proyek tersebut berjalan sebagai suatu usaha bisnis. d. Adanya konsultasi yang terstruktur antara pihak bank dengan debitur, terutama jika debitur mulai mengalami kesulitan dalam bisnisnya atau telah menunjukkan tanda-tanda kemungkinan terjadinya kemacetan. e. Adanya suatu “sistem peringatan” pada administrasi bank umumnya dikelola oleh wirakredit yang menangani nasabah yang bersangkutan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 7. Perlunasan kredit Dalam kondisi yang ideal, nasabah akan selalu dapat memenuhi kewajibannya terhadap bank sesuai dengan kesepakatannya yang dimuat dalam perjajian kredit. Nasabah dapat membayar angsuran pokok pinjaman beserta bunganya sesuai dengan jadwal yang telah dibuat, sehingga kedit pinjaman bank akhirnya dinyatakan lunas. 8. Tambahan kredit Bagi nasabah yang berhasil dalam menjalankan usaha atau proyeknya, nasabah tersebut akan datang kembali ke bank untuk membicarakan kemungkinan memproleh penambahan kredit bagi perluasan usaha atau proyeknya. 9. Kredit bermasalah Perkembangan pemberian kredit yang paling tidak menggembirakan bagi pihak bank adalah apabila kredit yang diberikannya ternyata menjadi kredit bermasalah. Hal ini terutama disebabkan oleh kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran pokok beserta bunga yang telah disepakati kedua belah pihak dalam perjanjian kredit. 10. Penyelamatan kredit bermasalah Dalam usaha mengatasi timbulnya kredit bermasalah pihak bank dapat melakukan beberapa tindakan penyelamatan sebagai berikut : a. Rescheduling Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Rescheduling merupakan upaya pertama dari pihak bank untuk menyelamatkan kredit yang diberikan kepada debitur. Cara ini dilakukan jika ternyata pihak debitur tidak mampu untuk memenuhi kewajibannya dalam hal pembayaran kembali angsuran pokok maupun bunga kredit. b. Reconditioning Reconditioning merupakan usaha pihak bank untuk menyelamatkan kredit yang diberikannya dengan cara mengubah sebagian atau seluruh kondisi yang semula disepakati bersama pihak debitur dan dituangkan dalam perjanjian kredit. c. Restructuring Restructuring atau restrukturisasi adalah usaha penyelamatan kredit yang terpaksa harus dilakukan bank dengan cara mengubah komposisi pembiayaan yang mendasari pemberian kredit. Pembiayaan suatu proyek atau bisnis tidak seluruhnya berasal dari modal sendiri, tetapi sebagian besar dibiayai dengan kredit yang diperoleh dari bank. d. Kombinasi 3-R Dalam rangka penyelamatan kredit yang bermasalah bila dianggap perlu bank dapat melakukan berbagai kombinasi dari tindakan rescheduling, reconditioning, dan restructuring. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. e. Eksekusi Eksekusi yang dilakukan bank melalui berbagai cara, antara lain: 1 Menyerahkan kewajiban kepada BUPN Badan Usaha Piutang Negara. 2 Menyerahkan perkara ke pengadilan negeri perkara perdata.

2.2.4.5. Analisa Kredit