e. Eksekusi
Eksekusi yang dilakukan bank melalui berbagai cara, antara lain: 1
Menyerahkan kewajiban kepada BUPN Badan Usaha Piutang Negara.
2 Menyerahkan perkara ke pengadilan negeri perkara
perdata.
2.2.4.5. Analisa Kredit
Analisa kredit atau penilaian kredit adalah suatu proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit
yang diajukan oleh calon debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa proyek yang akan dibiayai dengan
kredit bank cukup layak. Pelaksanaan analisis kredit berpedoman pada UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang
perbankan, khususnya pasal 1 ayat 11, pasal 8, dan pasal 29 ayat 3. Sebelum melaksanakan prinsip-prinsip perkreditan dalam
pemberian suatu kredit, bank harus berdasarkan kebijaksanaan kredit memperhatikan dengan 3 azas pokok Muljono 1994 : 20, yaitu :
1. Azas likuiditas
Yaitu suatu azas yang mengharuskan bank untuk tetap menjaga tingkat likuiditasnya, karena suatu bank yang tidak likuid
akibatnya akan sangat parah yaitu hilangnya kepercayaan dari para nasabahnya atau dari masyarakat luas.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Azas solvabilitas
Usaha pokok perbankan yaitu menerima simpanan dana dari masyarakat dan disalurkan dalam bentuk kredit.
3. Azas rentabilitas
Dimana dalam setiap kegiatan usaha selalu mengharapkan untuk memperoleh laba, baik untuk mempertahankan eksistensinya
maupun untuk keperluan mengembangkan dirinya. Secara umum analisis kredit dilakukan berdasarkan dua prinsip
Dendawijaya, 2005 : 88, yaitu : 1.
Analisis kredit berdasarkan prinsip “6C” yang meliputi sebagai berikut :
a. Character C-1
Dalam melakukan analisis mengenai watak karakter berkaitan dengan integritas dari calon debitur.
Integritas ini sangat menentukan willingness to pay atau kemauan membayar kembali nasabah atas kredit yang
telah dinikmatinya. Penilaian terhadap itikad atau kemauan baik nasabah untuk memenuhi kewajibannya
memang agak sukar untuk dilaksanakan, khususnya terhadap calon nasabah yang baru dikenal oleh bank.
Penilaian lebih mudah dilakukan jika telah terjalin hubungan antara bank dengan calon debitur atau dapat
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dicairkan dari informasi yang mendukung, baik dari kalangan perbankan maupun dari kalangan bisnis.
Informasi dari kalangan perbankan diperoleh melalui surat menyurat korespondensi antar bank yang dikenal
dengan bank information, termasuk permohonan resmi ke Bank Indonesia untuk memproleh informasi tentang
calon debitur, baik mengenai pribadinya maupun perusahaan bisnis yang dimilikinya.
b. Capital C-2
Pembiayaan suatu proyek yang akan dijalankan debitur tidak seluruhnya berasal dari bank dan debitur.
Oleh karena itu pihak debitur wajib memiliki sejumlah dana guna dapat berpartisipasi dalam pembiayaan
proyeknya. Perbandingan antara besarnya pembiyaan dari bank dengan besarnya modal sendiri yang dapat
disediakan nasabah disebut debt to equity ratio. Penilaian terhadap pemodalan sangat erat hubungannya dengan
nilai modal yang dimiliki calon nasabah guna membiayai proyek yang akan dijalankan. Besarnya kemampuan
modal calon nasabah dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang dimiliki calon nasabah,
semakin mudah memproleh data tentang modal sendiri. Perusahaan-perusahaan kecil umumnya tidak memiliki
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
laporan keuangan yang dapat dianalisis yang dilakukan oleh bank.
c. Capacity C-3
Capacity adalah penilaian terhadap calon nasabah kredit dalam hal kemampuan memenuhi kewajiban yang
telah disepakati dalam perjanjian pinjaman atau akad kredit, yakni melunasi pokok pinjaman disertai bunga
sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diperjanjikan. Kemampuan-kemampuan calon nasabah
yang harus diukur adalah sebagai berikut : 1
Kemampuan calon nasabah menyediakan dana untuk pembiayaan.
2 Kemampuan calon nasabah untuk membangun
proyek. 3
Kemampuan nasabah untuk menghasilkan produk dari proyeknya.
4 Kemampuan nasabah untuk menjual hasil
produksinya. 5
Kemampuan nasabah untuk memproeh laba dari penjualan tersebut.
6 Kemampuan nasabah untuk menyediakan cash
yang memadai untuk membayar kewajiban- kewajibannya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hal-hal yang dianalisis adalah sebagai berikut : 1
Jadwal pembangunan proyek yang akan dibiayai bank dan nasabah.
2 Rencana produksi dan penjualan produk
maupun jasa. 3
Proyeksi laba rugi atau project income statement misalnya selama lima tahun atau
selama jangka waktu kredit. 4
Proyeksi arus kas project cash flow. 5
Kemampuan manajerial dari pimpinan perusahaan dalam mengelola bisnisnya kelak.
6 Kemampuan nasabah untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban pada pihak-pihak lainnya. d.
Condition Of Economy C-4 Suatu proyek yang akan dibiayai lebih bersama oleh
bank dan nasabah kredit tertentu memiliki berbagai ciri tertentu, misalnya jenis bisnis yang akan digeluti, jenis
produk atau jasa yang akan diproduksi, sasaran pasar yang akan dituju, harga yang akan ditawarkan, promosi
yang akan dijalankan, dan sebagainya. Dalam rangka proyeksi pemberian kredit, kondisi perekonomian harus
pula ikut dianalisis paling sedikit dalam jangka waktu kredit. Kondisi-kondisi tersebut antara lain meliputi :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1 Kondisi dari sektor industri dimana proyek akan
dibangun; 2
Ketergantungan terhadap bahan baku yang harus diimpor;
3 Nilai kurs valuta terhadap nilai uang domestik
rupiah; 4
Peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku; 5
Kondisi perekonomian secara nasional, regional, dan global;
6 Kemampuan untuk memperoleh sumber daya
bahan baku, tenaga kerja; 7
Tingkat bunga kredit yang berlaku, dan sebagainya.
e. Collateral C-5
Berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan pemerintah Bank Indonesia, setiap pembelian kredit oleh bank harus
didukung oleh adanya jaminan agunan yang memadai, kecuali untuk program-program pemerintah. Collateral
atau agunan kredit merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum permohonan kredit
disetujui atau dicairkan. Collateral atau agunan pada umumnya adalah barang-barang yang diserahkan
peminjam kepada bank sebagai jaminan atas kredit atau
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pinjaman yang diterimanya. Dengan demikian, collateral atau jaminan tersebut berfungsi sebagai :
1 Bagian dari pelaksanaan prinsip kehati-hatian yang
dilakukan bank; 2
Cara yang dilakukan bank untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kegagalan usaha atau proyek
yang dibiayai; 3
Cara untuk mendorong nasabah agar mau bersungguh- sungguh dalam melaksanakan mengelola proyeknya
yang ikut dibiayai bank; 4
Pengganti pembayaran apabila nasabah tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, misalnya dijual
melalui lelang umum dan berbagai cara lain sesuai dengan ketentuan serta perundang-undangan yang
berlaku. f.
Constrain C-6 Constrain
merupakan faktor hambatan atau rintangan berupa faktor-faktor sosial psikologis yang ada
pada suatu daerah atau wilayah tertentu yang menyebabkan suatu proyek tidak dapat dilaksanakan.
Misalnya, pendirian suatu pabrik farmasi yang akan memproduksi obat-obatan antibiotika dan vitarian, tetapi
merencanakan pula untuk mengelola ganja dan ekstasi,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
rasanya sulit untuk diberikan izin oleh instansi yang berwenang.
2. Analisis kredit berdasarkan “6A”
Metode analisis “6A” adalah metode analisis kredit yang lebih teliti, tepat, dan akurat. Berdasarkan ketentuan
Bank Indonesia, pihak bank pemberi kredit diharuskan untuk melakukan penelitian yang seksama terhadap
kesanggupan dan kemampuan nasabah debitur penerima kredit untuk melaksanakan proyeknya dan pengembalian
kredit yang diterimanya. Prinsip ini meliputi sebagai berikut : a.
Analisis aspek yuridis hukum Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan
untuk meneliti ketentuan-ketentuan legalitas dari perusahaan atau badan hukum yang akan memproleh
bantuan kredit atau pembiayaan dari bank. Analisis ini meliputi sub aspek sebagai berikut :
1. Badan usaha
1 Bentuk usaha
2 Nama badan usaha
3 Pemegang saham
4 Anggaran dasar perusahaan
5 Penanggung jawab perusahaan
6 Status usaha
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7 Bidang usaha
8 Domisili
2. Izin-izin yang harus dimiliki
1 Persetujuan prinsip
2 Izin penggunaan tanah
3 Izin gangguan
4 Izin bangunan
5 Izin usaha perdagangan
3. Perjanjian-perjanjian
1 Perjanjian dalam manajemen
2 Perjanjian lisensi produk
3 Perjanjian penyediaan bahan baku
4 Perjanjian pengalihan saham
b. Analisis aspek pasar dan pemasaran
Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk meneliti kemungkinan pangsa pasar yang dapat
diraih bagi produk atau jasa yang diproduksi dari proyek yang dibiayai dengan kredit bank serta meneliti strategi
pemasaran apa yang digunakan oleh investor atau pengelola proyek agar perusahaan dapat memenangkan
persaingan yang cukup kompetitif. Dengan demikian, analisis yang dilakukan meliputi berbagai sub aspek
sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Luas dan bentuk pasar
1 Kebutuhan demand
2 Penyediaan supply
3 Jumlah dan kepastian produsen
4 Jenis dan sifat konsumen
5 Cara menghitung besarnya pasar
6 Daftar skala prioritas BKPM
2. Pangsa pasar
1 Bagian pasar yang akan dikuasai
2 Segmen pasar dan jenis konsumen
3. Saingan usaha
1 Jumlah saingan
2 Data saingan
a. Lokasi usaha
b. Daerah pemasaran
c. Kualitas produk
d. Harga jual
e. Pelayanan pemasaran
f. Piutang dagang saingan
g. Teknologi yang digunakan
h. Purna jual
3 Saingan dari barang impor
4. Rencana pemasaran
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1 Rencana jenis produk yang akan dipasarkan
2 Rencana volume penjualan
3 Rencana harga
4 Rencana daerah penjualan
5 Sistem distribusi
6 Rencana diskon harga dan komisi
7 Rencana diskon
c. Analisis aspek teknis
Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk menilai seberapa jauh kemampuan pengelola
proyek dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembangunan proyek serta kesiapan teknis perusahaan
dalam melakukan operasinya nanti sebagai business entity. Untuk analisis dibidang teknis ini meliputi
berbagai sub aspek sebagai berikut : 1.
Lokasi pabrik pemilihan lokasi 1
Faktor bahan baku 2
Faktor pasar 3
Faktor tenaga kerja 4
Faktor angkutan 5
Faktor tanah soil 2.
Bangunan 1
Bangunan pabrik
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2 Bangunan gudang
3 Bangunan kantor
4 Bangunan prasarana
3. Sistem dan alat transportasi
1 Alat transportasi dan pabrik
a. Overhead crane
b. Fork lift
2 Alat transportasi di luar pabrik
a. Truk
b. Sedan, jepp, sepeda motor
4. Peralatan kantor
1 Mesin ketik, komputer, dan telepon
2 Faksimile, mesin fotocopy, mesin gambar
5. Layout bangunan
6. Bahan baku dan bahan penolong
1 Spesifikasi bahan baku
2 Sumber bahan baku
3 Syarat, harga, dan pengiriman
4 Syarat angkutan
5 Syarat penyimpanan
6 Kontinuitas bahan baku
7. Persediaan
1 Bahan baku dan penolong
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2 Barang setengah jadi
3 Barang jadi
8. Persediaan
1 Mesin produksi
2 Mesin pembantu
3 Peralatan pabrik
4 Tata letak mesin
5 Cara bekerja mesin
6 Kapasitas teknis design
7 Rencana produksi
8 Peralatan maintenance
9 Suku cadang
9. Proses produksi
10. Produksi percobaan
11. Pembuangan sisa proses
d. Analisis aspek manajemen
Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk menilai kemampauan dan kecakapan dari
manajemen pengelola proyek ataupun manajemen perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Penilaian
dilakukan terhadap jenis serta bentuk manajemen pada saat proyek sedang dibangun belum beroperasi dan pada
saat perusahaan sudah beroperasi. Analisis pada aspek
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
manajemen ini meliputi berbagai sub aspek sebagai berikut :
1. Struktur organisasi
1 Badan organisasi
2 Line dan staff function
3 Komite-komite
2. Uraian tugas job description
3. Sistem dan prosedur
4. Kebutuhan tenaga kerja penarikan dan penempatan
tenaga kerja 5.
Evaluasi pribadi penguasa e.
Analisis aspek keuangan Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan untuk
menilai kemampuan dan kecakapan dari manajemen pengelola proyek atau manajemen perusahaan dalam
bidang keuangan. Penilaian dilakukan terhadap proyek yang masih dalam pembangunan dan proyek yang sudah
berkembang menjadi perusahaan bisnis. Analisis yang dilakukan berbeda-beda tergantung kepada jenis proyek,
misalnya: proyek baru; proyek perluasan; proyek rehabilitasi; diversifikasi produk; dan lain-lain. Analisis
pada aspek ini meliputi berbagai sub aspek sebagai berikut:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Penilaian data keuangan proyek
1 Biaya investasi
2 Biaya modal kerja
3 Biaya prainvestasi
2. Sumber pembiayaan
1 Modal investor equity
2 Kredit bank debt
3. Kemampuan proyek
1 Proyeksi penjualan
2 Proyeksi arus kas
3 Proyeksi laba rugi
4 Proyeksi neraca
5 Payback period
6 Net present value
7 Internal rate of return IRR
8 Profitability index
4. Penilaian data keuangan perusahaan bisnis yang
sudah beroperasi. f.
Analisis aspek sosial ekonomi Analisis pada aspek ini pada dasarnya bertujuan
untuk menilai sejauh mana proyek yang akan dibangun dan dibiayai dengan kredit bank memiliki value added
yang tinggi dilihat dari sudut pandang sosial maupun
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
makro ekonomis, terutama dilihat dari pandangan pihak pemerintah dan masyarakat, seperti kesempatan kerja;
penerima devisa; penghematan devisa; penggunaan bahan baku lokal; pendapatan negara dari segi pajak; kelestarian
alam; dan lain sebagainya. Analisis pada aspek ini meliputi berbagai sub aspek sebagai berikut :
1. Kesempatan kerja employment
2. Penggunaan bahan baku lokal
3. Menghasilkan devisa
4. Penghematan devisa
5. Penerimaan pajak bagi negara
6. Subsidi dari negara
7. Tax holiday
8. Backward dan forward integration
9. Pemerataan usaha vs konglomerasi
10. Dampak lingkungan
2.2.5. Jaminan