81
Tabel 5.8
menunjukkan bahwa
prestasi belajar
siswa yang
dikategorikan sangat
tinggi sebanyak
5 siswa
atau 1,08,
dikategorikan tinggi sebanyak 408 siswa atau 87,93, dikategorikan cukup tinggi sebanyak 51 siswa atau 10,99, dan tidak ada siswa atau
0 dikategorikan mempunyai prestasi belajar yang rendah dan sangat rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
memiliki prestasi belajar yang tinggi. Hal ini didukung hasil perhitungan mean = 72,30, median = 72,49, modus = 72,87,
dan standar deviasi = 4,61.
B. Analisis Data
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data
a. Pengujian Normalitas Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui normal atau
tidaknya distribusi variabel tingkat pendapatan orang tua, tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, kecerdasan emosional
dan prestasi belajar. Berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas berdasarkan uji satu sampel dari Kolmogorov Smirnov.
82
Tabel 5.9 Hasil Pengujian Normalitas Variabel Kecerdasan Emosional
Tingkat Pendapatan Orang Tua Ayah
Ibu I
II III
I II
III N
Normal Parameter a,b Mean Std. Deviation
Most Extreme Absolute
Differences Positive
Negative Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. 2-tailed 151
90,05 7,365
,080 ,080
-,050 ,983
,288 76
89,80 8,121
,088 ,088
-,047 ,768
,597 237
88,70 7,203
,069 ,060
-,069 1,064
,208 233
89,72 7,431
,067 ,067
-,029 1,016
,253 74
89,05 7,363
,092 ,092
-,051 ,788
,564 157
88,93 7,653
,089 ,048
-,089 1,110
,170
Keterangan : I
= Kurang dari Rp. 500.000 II
= Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 III
= Lebih dari Rp. 1.000.000
Tingkat Pendidikan Orang Tua Ayah
I II
III IV
V N
Normal Parameter a,b Mean Std. Deviation
Most Extreme Absolute
Differences Positive
Negative Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. 2-tailed 23
87,52 6,423
,205 ,192
-,205 ,982
,290 67
89,73 7,049
,054 ,054
-,038 ,443
,990 80
90,89 7,943
,102 ,057
-,102 ,916
,371 147
89,30 7,557
,064 ,043
-,064 ,781
,576 147
88,62 7,264
,073 ,073
-,052 ,884
,415 Tingkat Pendidikan Orang Tua
Ibu I
II III
IV V
N Normal Parameter a,b Mean
Std. Deviation Most Extreme
Absolute Differences
Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed
29 87,17
8,177 ,142
,123 -,142
,765 ,601
108 90,29
7,120 ,051
,051 -,049
,525 ,946
80 89,79
7,496 ,100
,043 -,100
,898 ,395
165 88,65
7,647 ,070
,062 -,070
,893 ,402
82 89,88
6,891 ,091
,091 -,088
,820 ,513
83
Keterangan : I
= Tidak Tamat SD II
= SD atau sederajat III
= SMP atau sederajat IV
= SMA atau sederajat V
= D1,D2,D3,D4,S1,S2,S3
Jenis Pekerjaan Orang Tua Ayah
I II
III IV
N Normal Parameter a,b Mean
Std. Deviation Most Extreme
Absolute Differences
Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed
11 87,64
6,120 ,178
,178 -,126
,590 ,878
185 89,89
7,267 ,062
,062 -,042
,848 ,468
40 89,95
8,452 ,104
,104 -,077
,659 ,778
228 88,70
7,297 ,071
,056 -,071
1,077 ,196
Jenis Pekerjaan Orang Tua Ibu
I II
III IV
N Normal Parameter a,b Mean
Std. Deviation Most Extreme
Absolute Differences
Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed
74 88,72
6,618 ,105
,105 -,040
,899 ,394
169 89,87
7,500 ,052
,046 -,052
,680 ,744
78 88,97
7,958 ,055
,055 -,054
,482 ,974
143 89,07
7,340 ,089
,055 -,089
1,063 ,209
Keterangan: I
= Lain-lain II
= Petani, Buruh, Pedagang, Wiraswasta III
= Pegawai Swasta, Guru Swasta, Karyawan Swasta IV
= Pegawai Negeri pemda, guru, ABRI, POLRI
Dari tabel 5.9 di atas, dapat diketahui nilai asymptotic significance asym.sig. untuk distribusi data variabel kecerdasan emosional: pada
tingkat pendapatan ayah kurang dari Rp. 500.000 sebesar 0,288; pada tingkat pendapatan ayah antara Rp.500.000-Rp.1.000.000 sebesar
0,597; pada tingkat pendapatan ayah lebih dari Rp. 1.000.000 sebesar
84
0,208; pada tingkat pendapatan ibu kurang dari Rp. 500.000 sebesar 0,253; pada tingkat pendapatan ibu antara Rp.500.000-Rp.1.000.000
sebesar 0,564; pada tingkat pendapatan ibu lebih dari Rp.1.000.000 sebesar 0,170. Nilai asymptotic significance asym.sig. untuk
distribusi data variabel kecerdasan emosional pada tingkat pendidikan ayah tidak tamat SD sebesar 0,290; pada tingkat pendidikan ayah SD
atau sederajat sebesar 0,990; pada tingkat pendidikan ayah SMP atau sederajat sebesar 0,371; pada tingkat pendidikan ayah SMA atau
sederajat sebesar
0,576; pada
tingkat pendidikan
ayah D1,D2,D3,D4,S1,S2,S3 sebesar 0,415; pada tingkat pendidikan ibu
tidak tamat SD sebesar 0,601; pada tingkat pendidikan ibu SD atau sederajat sebesar 0,946; pada tingkat pendidikan ibu SMP atau
sederajat sebesar 0,395; pada tingkat pendidikan ibu SMA atau sederajat
sebesar 0,402;
pada tingkat
pendidikan ibu
D1,D2,D3,D4,S1,S2,S3 sebesar 0,513. Nilai asymptotic significance asym.sig. untuk distribusi data variabel kecerdasan emosional pada
jenis pekerjaaan ayah lain-lain sebesar 0,878; pada jenis pekerjaan ayah petani, buruh, pedagang, wiraswasta sebesar 0,468; pada jenis
pekerjaan ayah pegawai swasta, guru swasta, karyawan swasta sebesar 0,778; pada jenis pekerjaan ayah pegawai negeri, ABRI, POLRI
sebesar 0.196; pada jenis pekerjaan ibu lain-lain sebesar 0,394; pada jenis pekerjaan ibu petani, buruh, pedagang, wiraswasta sebesar 0,744;
85
pada jenis pekerjaan ibu pegawai swasta, guru swasta, karyawan swasta sebesar 0,974; pada jenis pekerjaan ibu pegawai negeri, ABRI,
POLRI sebesar 0,209; yang berarti lebih besar dari alpha
= 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi data kecerdasan
emosional ditinjau tingkat pendapatan orang tua, tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua adalah normal.
Tabel 5.10 Hasil Pengujian Normalitas Variabel Prestasi Belajar
Tingkat Pendapatan Orang Tua Ayah
I II
III N
Normal Parameter a,b Mean Std. Deviation
Most Extreme Absolute
Differences Positive
Negative Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. 2-tailed 151
69,7569 3,55667
,076 ,076
-,053 ,937
,344 76
72,6914 4,44134
,148 ,099
-,148 1,287
,073 237
73,7608 4,60586
,146 ,070
-,146 2,248
,423 Tingkat Pendapatan Orang Tua
Ibu I
II III
N Normal Parameter a,b Mean
Std. Deviation Most Extreme
Absolute Differences
Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed
233 70,6591
4,11771 ,054
,054 -,044
,819 ,514
74 73,3864
4,60579 ,093
,074 -,093
,801 ,542
157 74,0862
4,58729 ,167
,086 -,167
2,093 ,760
Keterangan : I
= Kurang dari Rp. 500.000 II
= Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 III
= Lebih dari Rp. 1.000.000
86
Tingkat Pendidikan Orang Tua Ayah
I II
III IV
V N
Normal Parameter a,b Mean Std. Deviation
Most Extreme Absolute
Differences Positive
Negative Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. 2-tailed 23
69,940 3,1599
,118 ,117
-,118 ,566
,905 67
70,783 3,8620
,075 ,075
-,065 ,612
,848 80
70,397 4,2178
,091 ,091
-,060 ,811
,526 147
72,464 4,827
,092 ,068
-,092 1,117
,165 147
74,325 4,2462
,148 ,078
-,148 1,796
,063 Tingkat Pendidikan Orang Tua
Ibu I
II III
IV V
N Normal Parameter a,b Mean
Std. Deviation Most Extreme
Absolute Differences
Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed
29 70,066
3,3093 ,132
,132 -,096
,710 ,695
108 70,792
4,2812 ,054
,054 -,050
,562 ,910
80 71,172
4,3382 ,126
,126 -,095
1,123 ,161
165 73,151
4,7325 ,104
,072 -,104
1,338 ,065
82 74,432
4,2648 ,189
,109 -,189
1,709 ,060
Keterangan : I
= Tidak Tamat SD II
= SD atau sederajat III
= SMP atau sederajat IV
= SMA atau sederajat V
= D1,D2,D3,D4,S1,S2,S3
Jenis Pekerjaan Orang Tua Ayah
I II
III IV
N Normal Parameter a,b Mean
Std. Deviation Most Extreme
Absolute Differences
Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed
11 70,9782
2,34218 ,100
,091 -,100
,333 1,000
185 70,6141
4,04682 ,070
,070 -,044
,952 ,325
40 71,4690
4,71416 ,098
,085 -,098
,622 ,834
228 73,8654
4,57732 ,146
,072 -,146
2,201 ,076
87
Jenis Pekerjaan Orang Tua Ibu
I II
III IV
N Normal Parameter a,b Mean
Std. Deviation Most Extreme
Absolute Differences
Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed
74 71,3489
4,69393 ,102
,066 -,102
,876 ,427
169 70,5595
3,89600 ,064
,064 -,053
,829 ,498
78 73,7585
4,54706 ,092
,050 -,092
,815 ,521
143 73,9372
4,58714 ,154
,085 -,154
1,844 ,062
Keterangan: I
= Lain-lain II
= Petani, Buruh, Pedagang, Wiraswasta III
= Pegawai Swasta, Guru Swasta, Karyawan Swasta IV
= Pegawai Negeri pemda, guru, ABRI, POLRI
Dari tabel 5.10 di atas, dapat diketahui nilai asymptotic significance asym.sig. untuk distribusi data variabel prestasi belajar pada tingkat
pendapatan ayah kurang dari Rp. 500.000 sebesar 0,344; pada tingkat pendapatan ayah antara Rp.500.000-Rp.1.000.000 sebesar 0,073; pada
tingkat pendapatan ayah lebih dari Rp. 1.000.000 sebesar 0,423; pada tingkat pendapatan ibu kurang dari Rp. 500.000 sebesar 0,514; pada
tingkat pendapatan ibu antara Rp.500.000-Rp.1.000.000 sebesar 0,542; pada tingkat pendapatan ibu lebih dari Rp.1.000.000 sebesar
0,760. Nilai asymptotic significance asym.sig. untuk distribusi data variabel kecerdasan emosional pada tingkat pendidikan ayah tidak
tamat SD sebesar 0,905; pada tingkat pendidikan ayah SD atau sederajat sebesar 0,848; pada tingkat pendidikan
ayah SMP atau
88
sederajat sebesar 0,526; pada tingkat pendidikan ayah SMA atau sederajat
sebesar 0,165;
pada tingkat
pendidikan ayah
D1,D2,D3,D4,S1,S2,S3 sebesar 0,063; pada tingkat pendidikan ibu tidak tamat SD sebesar 0,695; pada tingkat pendidikan ibu SD atau
sederajat sebesar 0,910; pada tingkat pendidikan ibu SMP atau sederajat sebesar 0,161; pada tingkat pendidikan ibu SMA atau
sederajat sebesar
0,065; pada
tingkat pendidikan
ibu D1,D2,D3,D4,S1,S2,S3 sebesar 0,060. Nilai asymptotic significance
asym.sig. untuk distribusi data variabel kecerdasan emosional pada jenis pekerjaaan ayah lain-lain sebesar 1,000; pada jenis pekerjaan
ayah petani,buruh,pedagang,wiraswasta sebesar 0,325; pada jenis pekerjaan ayah pegawai swasta, guru swasta, karyawan swasta sebesar
0,834; pada jenis pekerjaan ayah pegawai negeri, ABRI, POLRI sebesar 0.076; pada jenis pekerjaan ibu lain-lain sebesar 0,427; pada
jenis pekerjaan ibu petani,buruh,pedagang,wiraswasta sebesar 0,498; pada jenis pekerjaan ibu pegawai swasta, guru swasta, karyawan
swasta sebesar 0,521; pada jenis pekerjaan ibu pegawai negeri, ABRI, POLRI sebesar 0,062; yang berarti lebih besar dari alpha
= 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan distribusi data prestasi belajar
pada tingkat pendapatan orang tua, tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua adalah normal
89
b. Pengujian Linearitas Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang
linier antara variabel kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian linieritas:
Tabel 5.10 Tabel Linearitas
ANOVA
Prestasi Belajar Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. Between
Groups Combined
1176,908 38
30,971 1,524
,027 Linear
Term Weighted
269,818 1
269,818 13,275
,000 Deviation
907,090 37
24,516 1,206
,195 Within Groups
8638,285 425
20,325 Total
9815,193 463
Tabel 5.10 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel kecerdasan emosional X1 dengan prestasi belajar
i
pada taraf signifikansi 5 dan derajat kebebasan db pembilang 38 dan derajat kebebasan
penyebut 425 adalah linier F
hitung
= 1,206 F
tabel
= 1,404. 2.
Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model persamaan yang
dikembangkan oleh Chow Gujarati, 1995:512. a. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari
tingkat pendapatan orang tua
90
1. Rumusan Hipotesis 1
Ho = Tidak ada pengaruh antara kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua
Ha = Ada pengaruh antara kecerdasan emosional dengan
prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua
2. Pengujian Hipotesis 1
a. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar
ditinjau dari tingkat pendapatan ayah. Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan
regresi dapat disajikan sebagai berikut :
i
= 77,197 + 1,383 X
1
+ 0,0974 X
2
+ 0,0717 X
1
X
2
Keterangan:
i
=
Prestasi belajar
1
=
Variabel kecerdasan emosional
2
=
Variabel tingkat pendapatan ayah
2 1
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan
emosional dengan variabel tingkat
pendapatan ayah Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel prestasi belajar siswa adalah
0,0717 lampiran 8, hal 224. Nilai tersebut menunjukkan
91
bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat pengaruh kecerdasan emosional dengan variabel prestasi
belajar siswa. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel
tingkat pendapatan ayah terhadap prestasi belajar siswa menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan
dalam penelitian ini 050
, 021
,
lampiran 8, hal 224. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendapatan ayah adalah
signifikan. Artinya, semakin tinggi tingkat pendapatan ayah semakin kuat derajat pengaruh kecerdasan emosional
terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini juga dibuktikan dengan angka koefisien determinasi dari pengaruh variabel
kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar berturut- turut pada tingkat pendapatan ayah kurang dari Rp.
500.000 sebesar 0,000; pada tingkat pendapatan ayah Rp 500.000-Rp.1.000.000 sebesar 0,028; dan pada tingkat
pendapatan ayah lebih dari Rp 1.000.000 sebesar 0,087 lampiran 9, hal 232-233. Hasil ini secara umum sejalan
dengan dugaan awal penelitian ini bahwa ada pengaruh
92
kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan ayah.
b. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendapatan ibu.
Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut :
i
= 78,871 + 0,485 X
1
+ 0,110 X
2
+ 0,0167 X
1
X
2
Keterangan:
i
=
Prestasi belajar
1
=
Variabel kecerdasan emosional
2
=
Variabel tingkat pendapatan ibu
2 1
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan
emosional dengan variabel tingkat
pendapatan ibu Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel prestasi belajar siswa adalah
0,0167lampiran 8,hal 225. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat
pengaruh kecerdasan emosional dengan variabel prestasi belajar siswa. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel
tingkat pendapatan ayah terhadap prestasi belajar siswa menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan
93
dalam penelitian ini 050
, 023
,
lampiran 8, hal 225. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa
ditinjau dari
tingkat pendapatan
ibu adalah
signifikan. Artinya, semakin tinggi tingkat pendapatan ibu semakin kuat derajat pengaruh kecerdasan emosional
terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini juga dibuktikan dengan angka koefisien determinasi dari pengaruh variabel
kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar berturut- turut pada tingkat pendapatan ibu kurang dari Rp. 500.000
sebesar 0,001; pada tingkat pendapatan ibu Rp 500.000- Rp.1.000.000 sebesar 0,026; dan pada tingkat pendapatan
ibu lebih dari Rp 1.000.000 sebesar 0,153lampiran 9,hal 234-236. Hasil ini secara umum sejalan dengan dugaan
awal penelitian ini bahwa ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat
pendapatan ibu. Dari hasil pengujian regresi untuk tingkat pendapatan ayah
dan tingkat pendapatan ibu dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
positif dan signifikan variabel kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari
94
tingkat pendapatan orang tua. Artinya semakin tinggi tingkat pendapatan orang tua, maka semakin kuat derajat
pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa. Begitu juga sebaliknya semakin rendah tingkat
pendapatan orang tua, maka semakin lemah derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar
siswa. b. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa
ditinjau tingkat pendidikan orang tua. 1.
Rumusan Hipotesis 2 Ho
= Tidak ada pengaruh antara kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
Ha = Ada pengaruh antara kecerdasan emosional dengan
prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
2. Pengujian Hipotesis 2
a. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar
ditinjau dari tingkat pendidikan ayah. Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan
regresi dapat disajikan sebagai berikut :
95
i
= 73,778 + 1,953 X
1
+ 0,0624 X
2
+ 0,00927 X
1
X
2
Keterangan:
i
=
Prestasi belajar
1
=
Variabel kecerdasan emosional
2
=
Variabel tingkat pendidikan ayah
2 1
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan
emosional dengan variabel tingkat
pendidikan ayah Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel prestasi belajar siswa adalah
0,00927 lampiran 8, hal 226. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat pengaruh
kecerdasan emosional dengan variabel prestasi belajar siswa. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel
tingkat pendidikan ayah terhadap prestasi belajar siswa menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan
dalam penelitian ini 050
, 041
,
lampiran 8, hal 226. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendidikan ayah adalah
signifikan. Artinya, semakin tinggi tingkat pendidikan ayah
96
semakin tinggi derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini juga dibuktikan
dengan angka koefisien determinasi dari pengaruh variabel kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar berturut-
turut pada tingkat pendidikan ayah tidak tamat SD sebesar 0,017; pada tingkat pendidikan ayah SD atau sederajat
sebesar 0,020; pada tingkat pendidikan ayah SMP atau sederajat sebesar 0,022; pada tingkat pendidikan ayah
SMA atau sederajat sebesar 0,042; dan pada tingkat pendidikan ayah D1,D2,D3,D4,S1,S2,S3 sebesar 0,043
lampiran 9, hal 236-240. Hasil ini secara umum sejalan dengan dugaan awal penelitian ini bahwa ada pengaruh
kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan ayah.
b. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendidikan ibu.
Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut :
i
= 83,467 – 0,749 X
1
– 0,168 X
2
+ 0,0214 X
1
X
2
Keterangan:
i
=
Prestasi belajar
1
=
Variabel kecerdasan emosional
97
2
=
Variabel tingkat pendidikan ibu
2 1
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan
emosional dengan variabel tingkat
pendidikan ibu Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel prestasi belajar siswa adalah
0,0214 lampiran 8, hal 227. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat
pengaruh kecerdasan emosional dengan variabel prestasi belajar siswa. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel
tingkat pendidikan ibu terhadap prestasi belajar siswa menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan
dalam penelitian ini 050
, 034
,
lampiran 8, hal 227. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa
ditinjau dari
tingkat pendidikan
ibu adalah
signifikan. Artinya, semakin tinggi tingkat pendidikan ibu semakin kuat derajat pengaruh kecerdasan emosional
terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini juga dibuktikan dengan angka koefisien determinasi dari pengaruh variabel
98
kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar berturut- turut pada tingkat pendidikan ibu tidak tamat SD sebesar
0,001; pada tingkat pendidikan ibu SD atau sederajat sebesar 0,010; pada tingkat pendidikan ibu SMP atau
sederajat sebesar 0,014; pada tingkat pendidikan ibu SMA atau sederajat sebesar 0,158; dan pada tingkat pendidikan
ibu D1,D2,D3,D4,S1,S2,S3 sebesar 0,197 lampiran 9, hal 241-244.. Hasil ini secara umum sejalan dengan dugaan
awal penelitian ini bahwa ada pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari tingkat
pendidikan ibu. Dari hasil pengujian regresi untuk tingkat pendidikan ayah
dan tingkat pendidikan ibu dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
positif dan signifikan variabel kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari
tingkat pendidikan orang tua. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, maka semakin kuat derajat
pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa. Begitu juga sebaliknya semakin rendah tingkat
pendidikan orang tua, maka semakin lemah derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar
siswa.
99
c. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dan jenis pekerjaan orang tua
1. Rumusan Hipotesis 3
Ho = Tidak ada pengaruh antara kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.
Ha = Ada pengaruh antara kecerdasan emosional dengan
prestasi belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua. 2.
Pengujian Hipotesis 3 a.
Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari jenis pekerjaan ayah.
Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut :
i
= 79,735 + 0,328 X
1
– 0,128 X
2
+ 0,0128 X
1
X
2
Keterangan:
i
=
Prestasi belajar
1
=
Variabel kecerdasan emosional
2
=
Variabel jenis pekerjaan ayah
2 1
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan
emosional dengan variabel jenis pekerjaan
ayah Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel prestasi belajar siswa adalah
100
0,0128 lampiran 8, hal 228. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat pengaruh
kecerdasan emosional dengan variabel prestasi belajar siswa. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel
jenis pekerjaan ayah terhadap prestasi belajar siswa menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan
dalam penelitian ini 050
, 026
,
lampiran 8, hal 228. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari jenis pendidikan ayah adalah signifikan.
Artinya, semakin tinggi jenis pekerjaan ayah semakin kuat derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi
belajar siswa. Hal ini juga dibuktikan dengan angka koefisien determinasi dari pengaruh variabel kecerdasan
emosional terhadap prestasi belajar berturut-turut pada jenis pekerjaan ayah lain-lain sebesar 0,005; pada jenis
pekerjaan ayah petani, buruh, pedagang, wiraswasta sebesar 0,015; pada jenis ayah pekerjaan pegawai swasta,
guru swasta, karyawan swasta sebesar 0,031; pada jenis pekerjaan ayah pegawai negeri, ABRI, POLRI sebesar
101
0,065 lampiran 9, hal 245-248. Hasil ini secara umum sejalan dengan dugaan awal penelitian ini bahwa ada
pengaruh positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari jenis pekerjaan ayah.
b. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari jenis pekerjaan ibu.
Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut :
i
= 88,660 – 3,264 X
1
– 0,217 X
2
+ 0,0501 X
1
X
2
Keterangan:
i
=
Prestasi belajar
1
=
Variabel kecerdasan emosional
2
=
Variabel jenis pekerjaan ibu
2 1
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan
emosional dengan variabel jenis pekerjaan
ibu Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel prestasi belajar siswa adalah
0,0501 lampiran 8, hal 229. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat derajat
pengaruh kecerdasan emosional dengan variabel prestasi belajar siswa. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel
102
jenis pekerjaan ibu terhadap prestasi belajar siswa menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan
dalam penelitian ini 050
, 029
,
lampiran 8, hal 229.. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari jenis pekerjaan ibu adalah signifikan.
Artinya, semakin tinggi jenis pekerjaan ibu semakin kuat derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi
belajar siswa. Hal ini juga dibuktikan dengan angka koefisien determinasi dari pengaruh variabel kecerdasan
emosional terhadap prestasi belajar berturut-turut pada jenis pekerjaan ibu lain-lain sebesar 0,005; pada jenis
pekerjaan ibu petani, buruh, pedagang, wiraswasta sebesar 0,023; pada jenis ibu pekerjaan pegawai swasta, guru
swasta, karyawan swasta sebesar 0.023; pada jenis pekerjaan ibu pegawai negeri, ABRI, POLRI sebesar 0,102
lampiran 9, hal 248-250. Hasil ini secara umum sejalan dengan dugaan awal penelitian ini bahwa ada pengaruh
positif kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar
ditinjau dari jenis pekerjaan ibu.
103
Dari hasil pengujian regresi untuk jenis pekerjaan ayah dan jenis pekerjaan ibu dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
positif dan signifikan variabel kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari jenis pekerjaan
orang tua. Artinya semakin tinggi jenis pekerjaan orang tua, maka semakin kuat derajat pengaruh kecerdasan
emosional terhadap prestasi belajar siswa. Begitu juga sebaliknya semakin rendah jenis pekerjaan orang tua, maka
semakin lemah derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa.
d. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari status sekolah.
1 Rumusan Hipotesis 4
Ho = Tidak ada pengaruh antara kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar ditinjau dari status sekolah.. Ha
= Ada pengaruh antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar ditinjau dari status sekolah.
2. Pengujian Hipotesis 4
Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat disajikan sebagai berikut :
i
= 59,875 + 11,161 X
1
+ 0,048 X
2
+ 0,069 X
1
X
2
104
Keterangan:
i
=
Prestasi belajar
1
=
Variabel kecerdasan emosional
2
=
Variabel status sekolah
2 1
= Nilai interaksi antara variabel kecerdasan emosional
dengan variabel status sekolah Hasil pengujian regresi di atas menunjukkan bahwa nilai
koefisien regresi
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel prestasi belajar siswa adalah 0,069
lampiran 8, hal 230. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel memperkuat pengaruh kecerdasan
emosional dengan
variabel prestasi
belajar siswa.
Nilai signifikansi koefisien regresi
3
dari interaksi variabel kecerdasan emosional dengan variabel status sekolah terhadap
prestasi belajar siswa menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang
digunakan dalam
penelitian ini
050 ,
017 ,
lampiran 8, hal 230. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari status sekolah adalah
signifikan. Hal ini juga dibuktikan dengan angka keofisien determinasi dari pengaruh kecerdasan emosional terhadap
prestasi belajar berturut-turut pada siswa yang bersekolah di sekolah negeri sebesar 0,025 dan pada siswa yang bersekolah di
105
sekolah di sekolah swasta sebesar 0,002 lampiran 9, hal 251- 252. Hal ini secara umum sejalan dengan dugaan awal
penelitian ini bahwa ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari status sekolah siswa.
C. Pembahasan Hasil Penelitian