17
3. Jenis Pekerjaan
Menurut Biro Pengembangan Sosial Budaya, pekerjaan dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a. Pekerjaan pokok
Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh
seseorang sebagai sumber ukuran dan penghasilannya, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat
pekerjaan ini adalah tetap, apabila penghasilan dari pekerjaan pokok ini tidak atau belum mencukupi untuk keperluan hidupnya, maka
perlu diusahakan adanya penghasilan lain diluar penghasilan pokok. b.
Pekerjaan sampingan atau tambahan Pekerjaan sampingan atau tambahan adalah pekerjaan yang dimiliki
atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan tambahan untuk memperoleh penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok.
D. Status Sekolah
Sekolah merupakan lembaga formal yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Tahun 1993 pasal 1 ayat 4,5, dan 6 yaitu : a.
SMU Negeri adalah SMU yang diselenggarakan oleh pemerintah
18
b. SMU Swasta adalah SMU yang diselenggarakan oleh masyarakat
c. Madrasah Aliyah adalah SMU yang berciri khas agama Islam yang
diselenggarakan oleh Departemen Agama Untuk menilai kelayakan suatu sekolah perlu diadakan akreditasi sekolah.
Menurut Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Istimewa Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 11 Tahun 2003 menyatakan akreditasi sekolah adalah suatu
kegiatan penilaian kelayakan suatu sekolah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh Badan Akreditasi Sekolah yang hasilnya
diwujudkan dalam bentuk pangakuan kelayakan.
E. Kerangka Teoritik
1. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Siswa ditinjau
dari Tingkat Pendapatan Orang Tua Prestasi belajar merupakan nilai yang tercantum dalam rapor dan
merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemajuan atau prestasi siswa selama masa tertentu Sumadi Suryabrata, 1984:324.
Ada banyak faktor yang berhubungan dengan tinggi rendahnya prestasi belajar.
Salah satunya
adalah kecerdasan
emosional. Kecerdasan
emosional dalam belajar berkaitan dengan kestabilan emosi untuk bisa tekun, konsentrasi, tenang, teliti dan sabar dalam memahami materi yang
dipelajari http:www.duniaguru.com
. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Muhibbin Syah 1995:141-145 bahwa prestasi belajar
19
yang optimal dapat diperoleh bila siswa mempunyai konsentrasi belajar yang tinggi, karena evaluasi belajar didasarkan pada materi pelajaran yang
telah diberikan sebelumnya. Juga hasil penelitian Diah Wulan Arum 2005:48 dan Mudjijana 2004:10 yang menunjukkan bahwa semakin
tinggi tingkat kecerdasan emosi maka semakin tinggi pula prestasi belajarnya, begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat kecerdasan
emosi maka semakin rendah pula prestasi belajarnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tadius Sudarna 2007:92, juga menunjukkan hasil
yang sama bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional seseorang, maka semakin tinggi tingkat keberhasilan seseorang dalam belajar.
Derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar diduga berbeda pada siswa yang berasal dari orang tua dengan tingkat
pendapatan yang berbeda. Dalam kaitan dengan tingkat pendapatan ada dugaan bahwa orang tua dengan pendapatan tinggi akan lebih mudah
untuk memenuhi kebutuhan hidup anaknya terutama dalam penyediaan fasilitas belajar seperti menyediakan tempat belajar yang sesuai, cukup
penerangan, tenang dan menyenangkan. Dengan keadaan seperti ini siswa diharapkan akan mendapatkan rangsangan mental bagi perkembangan
kecerdasan emosionalnya, sehingga siswa mempunyai kestabilan emosi untuk bisa tekun dan konsentrasi dalam belajar. Hal ini menyebabkan
prestasi belajar siswa meningkat. Pada siswa yang berasal dari orang tua dengan tingkat pendapatan rendah diduga akan merasa sulit dalam
20
memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya seperti penyediaan fasilitas belajar. Hal ini menyebabkan siswa menghadapi problem-problem
finansial, sehingga siswa menjadi kurang percaya diri dan kurang termotivasi untuk belajar, tentunya dengan keadaan yang seperti ini
prestasi belajar siswa menjadi tidak optimal. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yosef Haryadi Aribowo 2003:88, yang
menyatakan bahwa anak yang mempunyai orang tua yang berpenghasilan tinggi akan mencapai prestasi belajar yang baik, sedangkan anak yang
mempunyai orang tua yang berpenghasilan rendah akan mencapai prestasi belajar yang kurang baik.
2. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Siswa ditinjau
dari Tingkat Pendidikan Orang Tua Prestasi belajar merupakan nilai yang tercantum dalam rapor dan
merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemajuan atau prestasi siswa selama masa tertentu Sumadi Suryabrata, 1984:324.
Ada banyak faktor yang berhubungan dengan tinggi rendahnya prestasi belajar.
Salah satunya
adalah kecerdasan
emosional. Kecerdasan
emosional dalam belajar berkaitan dengan kestabilan emosi untuk bisa tekun, konsentrasi, tenang, teliti dan sabar dalam memahami materi yang
dipelajari http:www.duniaguru.com
. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Muhibbin Syah 1995:141-145 bahwa prestasi belajar
yang optimal dapat diperoleh bila siswa mempunyai konsentrasi belajar
21
yang tinggi, karena evaluasi belajar didasarkan pada materi pelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Juga hasil penelitian Diah Wulan Arum
2005:48 dan Mudjijana 2004:10 yang menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kecerdasan emosi maka semakin tinggi pula prestasi
belajarnya, begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat kecerdasan emosi maka semakin rendah pula prestasi belajarnya. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Tadius Sudarna 2007:92, juga menunjukkan hasil yang sama bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional seseorang, maka
semakin tinggi tingkat keberhasilan seseorang dalam belajar. Derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar
diduga berbeda pada siswa yang bersal dari orang tua dengan tingkat pendidikan yang berbeda. Dalam kaitannya dengan tingkat pendidikan ada
dugaan bahwa siswa yang berasal dari orang tua yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah membantu anak-anaknya jika mengalami
kesulitan dalam materi pelajaran tertentu, karena orang tua memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. Hal ini menyebabkan siswa
termotivasi untuk belajar, sehingga prestasi belajarnya meningkat. Pada siswa yang berasal dari orang tua yang berpendidikan rendah tentu saja
kemampuannya terbatas dikarenakan pendidikan formal yang diterimanya juga rendah, sehingga orang tua akan mengalami kesulitan dalam
membantu anaknya memahami materi pelajaran. Kondisi demikian menyebabkan
anak kurang
termotivasi untuk
belajar, karena
22
ketidakmampuannya memahami materi pelajaran, tentu saja hal ini akan berdampak pada prestasi belajarnya yang tidak maksimal. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Yosef Haryadi Aribowo 2003:87, yang menyatakan bahwa anak yang mampunyai orang tua yang
berpendidikan tinggi akan berprestasi dengan baik, sedangkan anak yang mempunyai orang tua yang berpendidikan rendah akan berprestasi kurang
baik. 3.
Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Siswa ditinjau dari Jenis Pekerjaan Orang Tua
Prestasi belajar merupakan nilai yang tercantum dalam rapor dan merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemajuan
atau prestasi siswa selama masa tertentu Sumadi Suryabrata, 1984:324. Ada banyak faktor yang berhubungan dengan tinggi rendahnya prestasi
belajar. Salah
satunya adalah
kecerdasan emosional.
Kecerdasan emosional dalam belajar berkaitan dengan kestabilan emosi untuk bisa
tekun, konsentrasi, tenang, teliti dan sabar dalam memahami materi yang dipelajari
http:www.duniaguru.com . Hal ini sejalan dengan yang
diungkapkan oleh Muhibbin Syah 1995:141-145 bahwa prestasi belajar yang optimal dapat diperoleh bila siswa mempunyai konsentrasi belajar
yang tinggi, karena evaluasi belajar didasarkan pada materi pelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Juga hasil penelitian Diah Wulan Arum
2005:48 dan Mudjijana 2004:10 yang menunjukkan bahwa semakin
23
tinggi tingkat kecerdasan emosi maka semakin tinggi pula prestasi belajarnya, begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat kecerdasan
emosi maka semakin rendah pula prestasi belajarnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tadius Sudarna 2007:92, juga menunjukkan hasil
yang sama bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional seseorang, maka semakin tinggi tingkat keberhasilan seseorang dalam belajar.
Derajat pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar diduga berbeda pada siswa yang berasal dari jenis pekerjaan yang
berbeda. Pada siswa yang mempunyai orang tua dengan jenis pekerjaan tetap dapat membiayai keperluan anaknya dalam hal bersekolah. Keadaan
ini mendukung anak untuk lebih giat belajar tanpa harus memikirkan masalah biaya untuk sekolah dan anak tidak merasa ‘minder’ apabila
bergaul dengan teman-temannya sehingga diharapkan prestasi belajarnya tinggi. Sedangkan pada siswa yang mempunyai orang tua dengan jenis
pekerjaan tidak tetap tentunya akan sulit untuk membiayai keperluan anaknya, hal ini membuat anak menghadapi masalah finansial. Siswa akan
merasa kurang percaya diri apabila bergaul dengan teman-temannya dan dalam keadaan seperti ini prestasi belajar siswa menjadi tidak maksimal.
Hal ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Neli Sri Rejeki, yang menyatakan bahwa semakin tinggi jenis pekerjaan orang tua,
maka semakin tinggi pula prestasi belajar siswa 2004:60.
24
3. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Siswa ditinjau
dari Status Sekolah Prestasi belajar merupakan nilai yang tercantum dalam rapor dan
merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemajuan atau prestasi siswa selama masa tertentu Sumadi Suryabrata, 1984:324.
Ada banyak faktor yang berhubungan dengan tinggi rendahnya prestasi belajar.
Salah satunya
adalah kecerdasan
emosional. Kecerdasan
emosional dalam belajar berkaitan dengan kestabilan emosi untuk bisa tekun, konsentrasi, tenang, teliti dan sabar dalam memahami materi yang
dipelajari http:www.duniaguru.com
. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Muhibbin Syah 1995:141-145 bahwa prestasi belajar
yang optimal dapat diperoleh bila siswa mempunyai konsentrasi belajar yang tinggi, karena evaluasi belajar didasarkan pada materi pelajaran yang
telah diberikan sebelumnya. Juga hasil penelitian Diah Wulan Arum 2005:48 dan Mudjijana 2004:10 yang menunjukkan bahwa semakin
tinggi tingkat kecerdasan emosi maka semakin tinggi pula prestasi belajarnya, begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat kecerdasan
emosi maka semakin rendah pula prestasi belajarnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tadius Sudarna 2007:92, juga menunjukkan hasil
yang sama bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional seseorang, maka semakin tinggi tingkat keberhasilan seseorang dalam belajar.
25
Kemudian peneliti juga menduga bahwa prestasi belajar tersebut juga
dipengaruhi oleh status sekolah. Ada persepsi dalam masyarakat bahwa sekolah negeri adalah sekolah yang memiliki tingkat disiplin tinggi, guru
yang profesioal, serta memiliki sarana dan prasarana yang lengkap juga didukung lingkungan yang nyaman untuk belajar. Dengan kondisi yang
demikian sekolah diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas dsertai dengan prestasi belajar tinggi. Pandangan ini diberikan oleh
masyarakat lebih didasarkan pada hal-hal yang teramati oleh masyarakat, tanpa memperhatikan aspek yang tidak tampak. Menurut Robert M.Gagne
http:www.duniaguru.com , keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor
dari dalam diri siswa yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa dan faktor dari luar diri siswa yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa.
Bobbi De
Porter 2001:81
dalam http:www.bpkpenabur.or.idjurnal02082-100.pdf
. berpendapat bahwa hasil belajar siswa lebih ditentukan oleh lingkungan belajar yang
menyenangkan, suasana aman dan penuh kepercayaan antara siswa dengan instruktur. Semakin tinggi intensitas seseorang berinteraksi
dengan lingkungan, maka semakin mahir seseorang mengatasi situasi yang menantang dan semakin mudah manusia mempelajari informasi
baru. Dengan adanya lingkungan belajar yang seperti itu harapannya siswa mudah untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul di
sekolah. Kondisi seperti itu akan berdampak pada kecerdasan emosional
26
siswa yang semakin baik. Hal ini selanjutnya juga akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Berbeda dengan menyekolahkan anaknya di sekolah swasta. Orang tua identik menganggap sekolah swasta adalah
sekolah yang kurang disiplin, sarana dan prasarana kurang lengkap dan lingkungannya kurang mendukung untuk belajar. Dengan kondisi
demikian menyebabkan ketidaknyamanan siswa dalam belajar, sehingga motivasi siswa dalam belajar menjadi berkurang. Padahal kecerdasan
emosional berkaitan dengan kemampuan mengontrol dan menggunakan emosi, serta mengendalikan diri, semangat, motivasi sosial, kerja sama,
dan menyesuaikan diri dengan lingkungan http:www.duniaguru.com
. Apabila seorang siswa tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
di sekitar siswa, maka siswa kurang mempunyai kecerdasan emosional yang baik. Hal ini menyebabkan prestasi belajar siswa menjadi rendah.
Berdasarkan kerangka teoritik di atas, paradigma penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Prestasi Belajar Kecerdasan Emosional
Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Status Sekolah
27
F. Hipotesis