105
sekolah di sekolah swasta sebesar 0,002 lampiran 9, hal 251- 252. Hal ini secara umum sejalan dengan dugaan awal
penelitian ini bahwa ada pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari status sekolah siswa.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1 Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar ditinjau dari
tingkat pendapatan orang tua. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara
kecerdasan emosional dengan prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua. Hasil ini didukung oleh hasil perhitungan statistik
untuk pendapatan ayah yang menunjukkan bahwa nilai F
hitung
= 29,911 lebih besar dari nilai F
tabel
= 1,404 dan nilai signifikansi koefisien regresi
3
sebesar 050
, 021
,
dan untuk pendapatan ibu yang menunjukkan bahwa nilai F
hitung
= 24,348 lebih besar dari nilai F
tabel
= 1,404
dan nilai
signifikansi koefisien
regresi
3
sebesar 050
, 023
,
Artinya semakin tinggi tingkat pendapatan orang tua, maka semakin kuat pengaruh antara kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar siswa. Begitu juga sebaliknya semakin rendah pendapatan orang tua, maka semakin lemah pengaruh antara kecerdasan
emosional terhadap prestasi belajar siswa.
106
Deskripsi prestasi belajar menunjukkan bahwa sebagian besar siswa terkategorikan tinggi sebanyak 408 siswa atau 87,93. Berdasarkan nilai
tersebut dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan siswa dalam menyerap pengetahuan dan ketrampilan yang diberikan oleh guru baik.
Sementara deskripsi kecerdasan emosional menunjukkan bahwa sebanyak 354 siswa atau 76,29 dikategorikan tinggi. Hal tersebut mencerminkan
bahwa siswa mempunyai kestabilan emosi untuk bisa tekun, konsentrasi, tenang, teliti dan sabar dalam memahami materi yang dipelajari.
Karenanya siswa mampu mengikuti proses belajar dengan baik sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang baik Sementara deskripsi tingkat
pendapatan ayah menunjukkan bahwa sebanyak 237 siswa atau 51,08 dikategorikan lebih dari Rp.1.000.000 dan pendapatan ibu menunujukkan
bahwa sebanyak 233 siswa atau 50,22 dikategorikan kurang dari Rp. 500.000. Pendapatan orang tua yang dimaksud diatas adalah segala bentuk
balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa seseorang terhadap proses produksi dan dapat bersumber pada usaha sendiri, bekerja
pada orang lain dan hasil dari milik Gilarso, 1992:63. Kecerdasan emosional EQ adalah kemampuan mengenali perasaan
diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan
dalam hubungan dengan orang lain Goleman, 2001:512. Kecerdasan emosional merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi prestasi
107
belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar prestasi belajar terkategorikan tinggi dan sebagian besar tingkat kecerdasan
emosional siswa terkategorikan tinggi. Hal tersebut menjadi bukti adanya pengaruh antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Jika
kecerdasan emosional siswa dapat berkembang dengan baik maka siswa akan mampu untuk lebih berprestasi.
Siswa yang mempunyai orang tua dengan pendapatan tinggi akan lebih mudah untuk memenuhi kebutuhan anaknya seperti penyediaan
fasilitas belajar. Siswa menjadi lebih berkonsentrasi dalam hal belajar tanpa perlu memikirkan masalah ekonomi. Dengan demikian siswa yang
mempunyai orang tua dengan tingkat pendapatan semakin tinggi dapat menguatkan pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar
siswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Yosef Haryadi 2003:88 menyatakan bahwa anak yang mempunyai orang tua yang
berpenghasilan tinggi akan mencapai prestasi belajar yang baik, sedangkan anak yang mempunyai orang tua yang berpenghasilan rendah
akan mencapai prestasi belajar yang kurang baik 2.
Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar ditinjau dari tingkat
pendidikan orang tua. Hasil ini didukung oleh hasil perhitungan statistik
108
untuk pendidikan ayah yang menunjukkan bahwa nilai F
hitung
= 20,451 lebih besar dari nilai F
tabel
= 1,404 dan nilai signifikansi koefisien regresi
3
sebesar 050
, 041
,
dan untuk
pendidikan ibu
menunjukkan bahwa nilai F
hitung
= 21,115 lebih besar dari nilai F
tabel
= 1,404
dan nilai
signifikansi koefisien
regresi
3
sebesar 050
, 034
,
. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua siswa, maka semakin kuat pengaruh antara kecerdasan
emosional dengan prestasi belajar siswa. Begitu juga sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan orang tua, maka semakin lemah pengaruh
antara kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa. Deskripsi prestasi belajar menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
terkategorikan tinggi sebanyak 408 siswa atau 87,93. Berdasarkan nilai tersebut dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan siswa dalam
menyerap pengetahuan dan ketrampilan yang diberikan oleh guru baik. Sementara deskripsi kecerdasan emosional menunjukkan bahwa sebanyak
354 siswa atau 76,29 dikategorikan tinggi. Hal tersebut mencerminkan bahwa siswa mempunyai kestabilan emosi untuk bisa tekun, konsentrasi,
tenang, teliti dan sabar dalam memahami materi yang dipelajari. Karenanya siswa mampu mengikuti proses belajar dengan baik sehingga
dapat mencapai prestasi belajar yang baik Sementara deskripsi tingkat pendidikan ayah menunjukkan bahwa dari sebanyak 147 siswa atau
109
31,68 dikategorikan berpendidikan perguruan tinggi dan pendidikan ibu dari sebanyak 165 siswa atau 35,56 dikategorikan berpendidikan SMA
atau sederajat. Kecerdasan emosional EQ adalah kemampuan mengenali perasaan
diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan
dalam hubungan dengan orang lain Goleman, 2001:512. Kecerdasan emosional merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi prestasi
belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar prestasi belajar dikategorikan tinggi dan sebagian besar tingkat kecerdasan
emosional siswa dikategorikan tinggi. Hal tersebut menjadi bukti adanya pengaruh antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Jika
kecerdasan emosional siswa dapat berkembang dengan baik maka siswa akan mampu untuk lebih berprestasi.
Langeveld Tanlain
dkk, 1992:65
mengemukakan bahwa
pendidikan adalah setiap usaha pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada kedewasaan anak itu atau lebih
tepatnya, “membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri“. Orang tua dengan pendidikan tinggi akan lebih mudah
membantu anak-anaknya jika mengalami kesulitan dalam materi pelajaran tertentu, karena orang tua memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih
luas. Hal ini menyebabkan siswa termotivasi untuk belajar, sehingga
110
prestasi belajarnya meningkat. Dengan demikian siswa yang mempunyai orang tua dengan pendidikan semakin tinggi dapat semakin menguatkan
pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Yosef Haryadi 2003:87
yang menyatakan bahwa anak yang mempunyai orang tua yang berpendidikan tinggi akan mencapai prestasi belajar yang baik, sedangkan
anak yang mempunyai orang tua yang berpendidikan rendah akan mencapai prestasi belajar yang kurang baik.
3. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa ditinjau
dari jenis pekerjaan orang tua. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara
kecerdasan emosional dengan prestasi belajar ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua. Hasil ini didukung oleh hasil perhitungan statistik untuk jenis
pekerjaan ayah menunjukkan bahwa nilai F
hitung
= 21,397 lebih besar dari nilai F
tabel
= 1,404 dan nilai signifikansi koefisien regresi
3
sebesar 050
, 026
,
dan untuk jenis pekerjaan ibu menunjukkan bahwa nilai F
hitung
= 15,510 lebih besar dari nilai F
tabel
= 1,404 dan nilai signifikansi koefisien regresi
3
sebesar 050
, 029
,
Artinya semakin tinggi jenis pekerjaan orang tua siswa, maka semakin kuat pengaruh antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa.
Begitu juga sebaliknya semakin rendah jenis pekerjaan orang tua, maka
111
semakin lemah pengaruh antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa.
Deskripsi prestasi belajar menunjukkan bahwa sebagian besar siswa terkategorikan tinggi sebanyak 408 siswa atau 87,93. Berdasarkan nilai
tersebut dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan siswa dalam menyerap pengetahuan dan ketrampilan yang diberikan oleh guru baik.
Sementara deskripsi kecerdasan emosional menunjukkan bahwa sebanyak 354 siswa atau 76,29 dikategorikan tinggi. Hal tersebut mencerminkan
bahwa siswa mempunyai kestabilan emosi untuk bisa tekun, konsentrasi, tenang, teliti dan sabar dalam memahami materi yang dipelajari.
Karenanya siswa mampu mengikuti proses belajar dengan baik sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang baik
Sementara deskripsi jenis pekerjaan ayah menunjukkan bahwa sebanyak 228 orang tua siswa atau
49,14 dikategorikan pegawai negeri pemda,guru, ABRI, POLRI dan jenis pekerjaan ibu dari sebanyak 169 orang tua siswa atau 36,42
dikategorikan petani, buruh, pedagang dan wiraswasta Kecerdasan emosional EQ adalah kemampuan mengenali perasaan
diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan
dalam hubungan dengan orang lain Goleman, 2001:512. Kecerdasan emosional merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi prestasi
belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar prestasi
112
belajar dikategorikan tinggi dan sebagian besar tingkat kecerdasan emosional siswa dikategorikan tinggi. Hal tersebut menjadi bukti adanya
pengaruh antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Jika kecerdasan emosional siswa dapat berkembang dengan baik maka siswa
akan mampu untuk lebih berprestasi. Biro Pengembangan Sosial Budaya 1994:124 membagi
pekerjaan menjadi dua jenis yaitu pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan. Dimana pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki
oleh seseorang sebagai sumber ukuran dan penghasilannya, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Orang tua
dengan jenis pekerjaan tetap tentunya dapat membiayai keperluan anaknya dalam hal bersekolah. Keadaan ini mendukung anak untuk lebih
giat belajar tanpa harus memikirkan masalah biaya untuk sekolah dan anak tidak merasa minder apabila bergaul dengan teman-temannya,
sehingga prestasi belajar siswa tinggi. Dengan demikian siswa yang mempunyai orang tua dengan jenis pekerjaan tetap dapat semakin
menguatkan pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar siswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Neli Sri Rejeki
2004:60 yang menyatakan bahwa semakin tinggi jenis pekerjaan orang tua, maka siswa akan mencapai prestasi belajar yang baik, sedangkan
anak yang mempunyai orang tua yang jenis pekerjaan rendah akan mencapai prestasi belajar yang kurang baik.
113
4. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari
Status Sekolah. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara
kecerdasan emosional dengan prestasi belajar ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua. Hasil ini didukung oleh hasil perhitungan statistik
yang menunjukkan bahwa nilai F
hitung
= 61,718 lebih besar dari nilai F
tabel
= 1,404
dan nilai
signifikansi koefisien
regresi
3
sebesar 050
, 017
,
. Artinya siswa yang berasal dari sekolah negeri memperkuat pengaruh antara kecerdasan emosional dengan prestasi
belajar siswa. Begitu juga sebaliknya siswa yang berasal dari sekolah swasta memperlemah pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi
belajar siswa. Deskripsi prestasi belajar menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
terkategorikan tinggi sebanyak 408 siswa atau 87,93. Berdasarkan nilai tersebut dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan siswa dalam
menyerap pengetahuan dan ketrampilan yang diberikan oleh guru baik. Sementara deskripsi kecerdasan emosional menunjukkan bahwa sebanyak
354 siswa atau 76,29 dikategorikan tinggi. Hal tesebut mencerminkan bahwa siswa mempunyai kestabilan emosi untuk bisa tekun, konsentrasi,
tenang, teliti dan sabar dalam memahami materi yang dipelajari. Karenanya siswa mampu mengikuti proses belajar dengan baik sehingga
114
dapat mencapai prestasi belajar yang baik Sementara deskripsi status
sekolah menunjukkan bahwa sebanyak 296 siswa atau 63,79 berasal dari sekolah negeri dan sebanyak 168 siswa atau 36,21 berasal dari
sekolah swasta. Kecerdasan
emosional EQ
adalah kemampuan
mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri
sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan
dalam hubungan
dengan orang
lain Goleman,
2001:512. Kecerdasan
emosional merupakan
faktor yang
penting dalam
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar prestasi belajar dikategorikan tinggi dan sebagian besar
tingkat kecerdasan emosional siswa dikategorikan tinggi. Hal tersebut menjadi bukti adanya pengaruh antara kecerdasan emosional dengan
prestasi belajar. Jika kecerdasan emosional siswa dapat berkembang dengan baik maka siswa akan mampu untuk lebih berprestasi.
Hasil perhitungan koefisien determinasi juga menunjukkan bahwa ada perbedaan prestasi siswa yang berasal dari status sekolah yang
berbeda. Ada persepsi dalam masyarakat bahwa sekolah negeri adalah sekolah yang memiliki tingkat disiplin tinggi dan memiliki sarana dan
prasarana yang lengkap juga didukung lingkungan yang nyaman untuk belajar. Dengan kondisi yang demikian sekolah diharapkan menghasilkan
lulusan yang berkualitas disertai dengan prestasi belajar tinggi.
115
Bobbi De
Porter 2001:81
dalam http:www.bpkpenabur.or.idjurnal02082-100.pdf
. berpendapat bahwa hasil belajar siswa lebih ditentukan oleh lingkungan belajar yang
menyenangkan, suasana aman dan penuh kepercayaan antara siswa dengan instruktur. Semakin tinggi intensitas seseorang berinteraksi
dengan lingkungan, maka semakin mahir seseorang mengatasi situasi yang menantang dan semakin mudah manusia mempelajari informasi
baru. Dengan adanya lingkungan belajar yang seperti itu harapannya siswa mudah untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul di
sekolah. Kondisi seperti itu akan berdampak pada kecerdasan emosional siswa yang semakin baik. Hal ini selanjutnya juga akan mempengaruhi
prestasi belajar siswa. Dengan demikian siswa yang berasal dari sekolah negeri cenderung semakin menguatkan pengaruh kecerdasan emosional
terhadap prestasi belajar siswa.
116
BAB VI PENUTUP